Di Balik Lonjakan 40 Kali Lipat Penjualan Pan Brothers
Penjualan PT Pan Brothers Tbk pada 1997 hanya sebesar US$ 12 juta, namun pada 2015 naik hampir 40 kali lipat menjadi US$ 420 juta. Hal itu terjadi setelah perusahaan garmen tersebut melakukan mekanisasi dan training in house untuk para karyawannya setiap 6 bulan.
Perseroan meyakini kinerja penjualan tahun depan semakin baik. Order hingga September 2017 telah full booked, akuisisi dua perusahaan milik PT Berkah Indo Garment senilai US$ 12 juta, yang khusus memproduksi denim, lady blouse, dan tank top, telah tuntas.
CEO PT Pan Brothers Tbk Ludijanto Setijo mengatakan, perusahaan melakukan investasi cukup besar untuk mesin otomatis dalam rangka mekanisasi. Mesin ini bukan untuk mengurangi jumlah karyawan, tapi karena perusahaan terus meningkatkan kinerja ekspor. Dengan mesin yang saat ini berjumlah 5.000 mesin unit, perseroan tetap menggunakan tenaga kerja yang sama.
“Kami tetap menyeimbangkan antara penggunaan tenaga manusia dan mesin. Karena kami percaya Indonesia memiliki kekuatan di tenaga kerja yang besar dan harus dimanfaatkan dengan baik melalui pelatihan agar mereka terbiasa menggunakan mesin otomatis,” kata dia.
Dia menuturkan, perseroan juga melakukan training in house. Setiap 6 bulan sekali, karyawan ditraining untuk upgrade skill, sehingga skill mereka bertambah dalam hal menjahit atau multiskill. Di Jerman, Pan Brothers dipilih Adidas sebagai salah satu perusahaan Indonesia yang mampu meningkatkan produktivitas dan melatih tenaga kerjanya.
“Kami melihat bahwa peningkatan ekspor bukan hanya dari pembelian yang dilakukan oleh buyer, juga melalui realisasi ekspor. Karyawan kami saat ini 35 ribu orang,” kata dia.
Untuk 2016, kinerja Pan Brothers diyakini makin kinclong. Order pembelian yang diterima sampai September 2017 sudah full booked. Pan Brothers baru saja mengakusisi dua perusahaan milik PT Berkah Indo Garment yang produksinya belum dimiliki Pan Brothers dan berpeluang bertumbuh. Pan Brothers juga membangun green office di Boyolali yang mampu meningkatkan produktivitas dan performa perusahaan.
“Peningkatan output minimal 15%, Tahun ini, kami juga membangun pabrik baru milik anak usaha PT Teodore Pan Garmindo untuk menaikkan kapasitas produksi jadi 90 juta potong,” ujar dia.
Pan Brothers saat ini bekerja dengan buyer besar, di antaranya Adidas, Nike, H&M, Yones, CK, dan Lacoste. Kinerja penjualan Pan Brothers pada 2014 hanya US$ 338,5 juta menjadi US$ 418,6 juta pada 2015. Sedangkan 2013, penjualan mencapai US$ 339,7 juta.
Pada 2015, ekspor ke Amerika Serikat 28,27%, Eropa 19,87%, dan Asia 50,76%. Penjualan di Asia justru meningkat, khususnya Jepang dan China, karena perusahaan membeli bahan (fabric) dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara sehingga buyer di Asia merasa diuntungkan karena ada duty free yang kami keluarkan.
“Jika dilihat peningkatan ekspor kami ke Amerika Serikat pada 2014-2015 hanya naik sekitar 3%, yakni dari 25% ke 28%,” ungkap dia. (Reportase: Tiffany Diahnisa)