Cipta Krida Bahari Ekspansi Pusat Logistik Berikat
Pemerintah bergerak cepat untuk meningkatkan daya saing industri logistik nasional. Sebelas perusahaan logistik mendapatkan lisensi Pusat Logistik Berikat, salah satunya Cipta Krida Bahari (CKB) Logistics. Pada tahap berikutnya, 13 perusahaan mendapat lisensi serupa. Tahun 2017, CKB membidik beberapa kawasan industri potensial yakni Karawang, Surabaya, dan Sorong.
“Saat ini, kami baru punya dua PLB di Cakung dan Balikpapan. Dengan hadirnya PLB, proses ekspor-impor menjadi lebih mudah,” kata Dirut CKB, Iman Sjafei.
Pelaku usaha memperoleh banyak keuntungan di PLB. Biasanya, saat barang masuk, proses clearance langsung dilakukan di pelabuhan. Proses ini tergantung dari dwelling time, biasanya menghabiskan waktu 4-5 hari. Dengan adanya PLB, lamanya dwelling time bisa dipangkas menjadi hanya sehari. Sampai di PLB barang dibongkar dan bisa ditimbun sampai 3 tahun. Pembayaran bea masuk dan pajak eskpor/impor dapat dilakukan kalau barang sudah mulai dikonsumsi atau keluar dari PLB.
Kehadiran PLB meningkatkan efisiensi perusahaan. Selain itu, juga bisa untuk saving cashflow dan menawarkan sisi fleksibilitas. Jika barang/produk yang disimpan dalam PLB tidak laku, dalam waktu 1-2 tahun, barang/produk itu bisa diekspor atau dibawa pulang kembali. Barang yang sudah masuk PLB bisa dijual lagi dan lebih fleksibel untuk keluar dari Indonesia.
“Contoh, industri tekstil dan garmen Indonesia yang selama ini mengimpor kapas karena tidak bisa produksi sendiri. Selama ini, kapas-kapas itu disimpan di Malaysia. Dengan adanya PLB, kapas-kapas itu bisa disimpan di Indonesia. Ini memberikan kemudahan bagi industri karena barang lebih cepat terdistribusi dan responsive,” kata dia.
Iman menjelaskan, CKB Logistics membidik sektor otomotif dan elektronik untuk memperkuat dominasinya di sektor energi, pertambangan, dan minyak yang mencaai 60% dari total klien yang jumlahnya ratusan, didominasi perusahaan swasta nasional dan asing. Kehadiran dua PLB di Cakung dan Balikpapan membuat kompetitor mereka di Singapura dan Malaysia kelabakan. Dua klien besar CKB yang semula menyimpan alat beratnya di Singapura, kini dipindahkan ke Indonesia demi meningkatkan efisiensi.
“Untuk CKB, dalam waktu 6 bulan sudah ada 12 klien dan progresnya bagus. Kami optimis pertambahan konsumen akan banyak. Selain otomotif dan elektronik, kami juga akan masuk ke ritel logistic dan internasional shipping. Semuanya masih dalam pengembangan karena saat ini masih fokus di PLB. Tahun 2017, semoga yang dua ini bisa jalan,” katanya.
Sejak awal tahun 2013, lanjut dia, perusahaan telah merasakan penurunan di sektor energi, pertambangan, dan minyaka. Perusahaan berusaha mencari sektor industri yang lain sebagai kompensasi. Misalnya, masuk ke infrastruktur melalui unit bisnis logistik yang bertugas untuk mendukung tenaga listrik PLN dengan mengangkut barang-barang berat seperti genset yang overweight, oversize, dan berbobot ratusan ton. “Kami angkut dengan proyek kargo. Namun, kami optimis karena dalam sebulan terakhir sudah mulai naik lagi,” kata dia. (Reportase: Aulia Dhetira)