Judotens Maulid Budiarto
Di dunia Twitter, nama TuiTwit punya catatan tersendiri. Pasalnya, inilah aplikasi Twitter client pertama yang memperkenalkan fitur Mute a Tweet yang belakangan diikuti Twitter client yang lain: Ubertwitter (aplikasi Twitter untuk BlackBerry) dan Social Scoope. Fitur ini disukai karena banyak pemakai Twitter yang tak ingin melihat tweet user yang dia follow. Sang pencipta TuiTwit, ternyata, pemuda 23 tahun bernama Judotens Maulid Budiarto.
Awalnya, lajang kelahiran Jakarta 4 November 1987 yang akrab disapa Judo ini iseng-iseng membuat aplikasi untuk Twitter pada Oktober 2009. Uji coba pertama selesai dalam waktu dua minggu. Setelah itu, ia mulai perkenalkan TuiTwit dari mulut ke mulut, dari teman ke teman. Kini, “Kurang-lebih 150 ribu user Twitter di Indonesia menggunakan TuiTwit setiap hari,” tutur bungsu dari tiga bersaudara yang hobi mengotak-atik komputer sejak kelas 6 SD ini. “Sedangkan trafik TuiTwit sendiri mencapai 1,5 juta page views per harinya,” imbuhnya.
TuiTwit juga memperkenalkan fitur Emoticon yang membuat para pengguna Twitter bisa mengekspresikan emosinya lewat ikon-ikon menarik sehingga bisa lebih seru ber-Twitter-ria. Ini pun belum ada Twitter client lain yang membuatnya. Rupanya kiprah TuiTwit menarik perhatian Inmark Digital, perusahaan yang fokus mengembangkan media sosial seperti SalingSilang, Politikana, dan Dagdigdug.
Gayung bersambut. Sejak beberapa bulan terakhir, hak untuk mengatur pengembangan bisnis sepenuhnya dipegang Inmark Digital. “Keuntungannya dibagi sesuai persetujuan kontrak kami berdua,” kata Judo, yang belajar komputer dan pemrograman secara otodidak dan sempat masuk Tim Seleksi Olimpiade Komputer Indonesia saat masih di SMA. Saat ini, mahasiswa semester akhir D-3 Periklanan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran ini juga menjadi pengembang web. Salah satu kliennya Pemda Purwakarta.