Waduh, Harbolnas 2016 Tak Mencapai Target Rp 6,6 Triliun
Pada pelaksanaan Hari Belanja Nasional (Harbolnas) yang diselenggarakan pada tanggal 12-14 Desember 2016 lalu, nilai total transksi hanya mampu mencapai Rp 3,3 triliun, angka ini jauh dari target yang ditentukan yaitu Rp 6,6 triliun. Selain itu, banyak kritikan dari konsumen mengenai momentum Harbolnas tersebut.
Menurut Indra Yonathan, Country General Manager & Co Founder ShopBack Indonesia, 49,8% konsumen merasa bahwa promo yang ditawarkan tidak sesuai dengan realita. Sementara 33,9% promosi dirasa memiliki penjelasan yang berbelit-belit serta 6,4% lainnya merasa bahwa informasi yang disediakan tidak lengkap.
“Kekurangan ini bernilai sensitif dan berpotensi mengurangi kepercayaan konsumen terhadap penawan e-commerce pada umumnya. Pendekatan dari dari para pelaku bisnis e-commerce menjadi penting agar industri ini bisa menguatkan kredibilitas dan reputasinya dimata konsumen,” jelas pria yang akrab disapa Yonathan ini.
Ketersediaan infromasi yang jelas juga menjadi salah satu permasalahan yang disoroti konsumen pada momentum Harbolnas 2016 ini. Sebanyak 16,6% konsumen mengeluhkan sulitnya mencari informasi terkait promo yang ditawarkan sementara 33,9% merasa bahwa promosi yang ditawarkan memiliki penjelasan yang kurang memadai dan terlalu rumit.
Di tahun 2017 nanti 60,3% konsumen berharap bahwa diskon bisa diberikan dengan nominal yang lebih tinggi. Sementara 49% berharap agar potongan harga yang diberikan tanpa disertai minimum pembelian. Selain itu 19% berharap agar promo yang dihadirkan lebih mudah dimengerti dan 14,7% berharap agar informasi yang disajikan lebih lengkap dan jelas.
Namun, menurut mantan SVP Lazada ini, di tahun 2016 kebanyakan konsumen berbelanja produk kebutuhan utama sebaga kategori yang banyak di beli. Kebutuhan bayi, groceries, produk elektronik, dan kebutuhan rumah tangga mencatat angka tertinggi di penjualan. Ada 47% konsumen yang berbelanja kebutuhan utama karena harganya murah.
Sebanyak 60% konsumen berbelanja melalui smartphone dan 40% menggunakan PC/Laptop. Metode pembayaran yang digemari adalah melalui transfer bank dan kartu kredit dengan perentase 33,9%. Sementara itu hanya 11% yang menggunakan metode cash on delivery (COD).
“Ke depannya kami juga berharap agar konsumen yang menggunakan uang cash semakin berkurang sehingga transaksi perbankan bisa meningkat,” kata Yohannes. Survey ini dilakukan oleh CashBack terhadap konsumen mereka selama periode sebelum dan sesudah Harbolnas.
Menurut Yohannes, banyak konsumen yang menyambut positif keterlibatan ShopBack sebgai mitra Harbolnas 2016. Platform cashback ini mengaku ada 37% konsumen yang menganggap keterlibatan platform asal Singapura ini sebagai nilai tambah positif.