Maret 2019, LRT Cibubur-Cawang Rencana Dioperasikan
Pembangunan proyek kereta layang atau Light Rail Transit (LRT) masih dalam tahap penyelesaian. Proyek sepanjang 84 km ini diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 34 triliun akan diselesaikan secara bertahap. Tahap pertama Cibubur-Cawang (14,5 km), Bekasi Timur-Cawang (17,1 km) dan Cawang Dukuh Atas (10,5 km).
Untuk ruas Cibubur-Cawang yang ditargetkan beroperasi Maret 2019, saat ini telah menelan dana Rp 2,5 triliun-Rp 3 triliun. Proyek yang digarap PT Adhi Karya ini, hingga minggu pertama Januari 2017, progresnya telah terbangun untuk LRT tahap pertama tersebut sebanyak 15%. Tahun ini, rencana dibutuhkan dana sekitar Rp 5-6 triliun untuk Cibubur-Cawang dan Dukuh atas.
“Saya berharap pertengahan 2018 fisik bisa selesai. Selanjutnya delapan bulan untuk penyelesaian installment (pemasangan) rolling stock (sarana), termasuk sistemnya,” kata Budi Harto Direktur Utama PT Adhi Karya.
Budi menambahkan pihaknya memanfaatkan sindikasi perbankan untuk pembangunan jalur kereta layang. Selain itu, Adhi Karya mendapat jaminan pemerintah melalui perpres penunjukan Adhi sebagai kontraktor.
Sedangkan penggunaan dana pada 2017 masih berasal dari pinjaman perbankan dan dana internal Adhi Karya. Adapun, pemerintah akan melakukan pembayaran kepada Adhi Karya secara bertahap pada tahun ini sebesar Rp1 triliun.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambah ada suatu teknologi baru Precast dengan bentang yang cukup panjang, yaitu setinggi 30 meter. Kami lebih maju, karena teknologi ini baru digunakan oleh beberapa negara di Asia, seperti Cina, Hongkong, Singapura dan Jepang,” katanya.
Budi Karya menjelaskan selain jalur (trek) untuk kereta, juga disediakan alokasi untuk utilitas, seperti kabel telepon, guna menunjang pengoperasian LRT.
Moda angkutan massal ringan ini rencananya akan menghubungkan Jakarta dengan kota-kota sekitarnya, yaitu Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek).
Pada tahap awal LRT melayani sampai Cibubur. Namun, ke depan akan dilanjutkan sampai Bogor karena sekitar 800 ribu penumpang Commuter Line di Jabodetabek sekitar 30 persen di antaranya berasal dari Bogor.
Diharapkan, moda transportasi ini akan membantu masyarakat Bogor, Depok, dan Bekasi untuk mendapatkan transportasi yang nyaman dan banyak pilihan, dan terintegrasi dengan MRT.