Platform Ini Mempermudah Penjual di Media Sosial
Data Asosiasi Fintech Indonesia dan Tech in Asia pada 2016 menunjukkan, 80 persen pertumbuhan perdagangan online saat ini berada di social commerce. Mayoritas dari mereka masih menggunakan cara sederhana dalam proses jual beli melalui Facebook, Instagram, BBM, Line, atau Whatsapp. Cara sederhana itu adalah para follower media sosial tersebut mengontak kontak pembeli, memilih produk, proses transaksi, transfer uang baru barang dikirim. Dengan cara ini saja, setidaknya ada 2,7 juta transaksi setiap harinya terjadi jual beli online melalui media sosial.
Hanya saja cara ini cenderung tidak praktis. Penjual dan pembeli bahkan kerap mengalami salah komunikasi terkait produk yang dipesan hingga proses pembayaran. Inilah yang dibidik Faspay dan Xfers melalui platform Xfas. Platform ini memudahkan penjual di media sosial mengelola penjualan dan berinteraksi dengan pembelinya hanya dengan memasang link platform ini di biodata mereka. “Hanya dengan mengklik link tersebut, pembeli langsung terhubung ke semua informasi produk penjual dan bisa langsung bertransaksi,” kata Hioe Fui Kian, CEO Faspay.
Eddy Tju, VP Business Development Faspay, menjelaskan Xfas mengusung konsep the simplest social commerce payment solution, dengan mengeliminasi elemen-elemen utama dalam berjualan online, seperti komunikasi yang ribet, pengintegrasian sistem hingga biaya untuk memelihara website dan manajemen inventori sendiri. “Pembeli dan penjual tidak perlu men-down load aplikasi juga untuk melakukan proses jual beli,” jelasnya. Hanya saja, penjual harus mendaftar dahulu di www.xfas.co.id untuk bisa mengatur produk yang hendak dijual. Pembeli tidak perlu login, tapi dengan mengklik link yang ada, mereka langsung bisa meliihat informasi produk yang akan dibeli dari diskripsi produk, jumlah barang, berat barang, harga, gambar dan sebagainya.
Targetnya, dengan kemudahan yang ditawarkan ini setidaknya 5000 penjual di media sosial bisa digaet untuk bergabung dengan platform ini. “Kami lakukan digital marketing, mendorong dengan SEO serta sosialisasi ke komunitas penjual di media sosial,” ujar Eddy. Menurutnya, penjual tidak dikenakan biaya untuk mendaftar di Xfas. Biaya baru dikenakan jika ada transaksi yang terjadi. Itu pun tidak mahal, hanya 1 persen dari nilai transaksi atau maksimal Rp 25 ribu jika transaksi menggunakan proses pembayaran transfer bank dan 3 persen jika dengan kartu kredit (minimal Rp 3000).
Faspay merupakan penyedia layanan sistem pembayanan online yang sudah hadir sejak tahun 2009. Faspay telah memproses lebih dari satu juta transaksi setiap tahun untuk lebih dari 100 bank nasional dan lokal di Indonesia. “Saat ini kami telah bekerja sama dengan 700 merchant dengan total nilai transaksi tahun lalu sekitar Rp 1 triliun,” ungkap Eddy. Xfers sendiri merupakan perusahaan fintech dari Singapura yang fokus di payment gateway. Perusahaan yang berdiri lebih dari 2 tahun ini dikatakan Liu Tian Wei, CEO dan Co-founder Xfers sudah membukukan profit senilai 50 juta Sing Dollar. Dari segi keamanan, Faspay memiliki sistem Fraud Detection System terkini dan kepemilikan sertifikat PCIDSS yang menjamin keamanan bertransaksi online yang dilakukan.