Bahana Sekuritas Rilis 10 Saham Unggulan
Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke bursa saham pada awal perdagangan usai Idul Fitri yang lalu, memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan tembus ke level 6.000.
Saat ini indeks berada pada kisaran 5.860, sementara itu PT Bahana Sekuritas memperkirakan indeks akan melesat ke level 6.300, setelah bulan lalu lembaga pemeringkat internasional Standard and Poors menaikkan rating Indonesia ke investment grade, disusul kemudian Moody’s meningkatkan outlook dari stabil menjadi positif.
Di saat yang sama, presiden Jokowi yang didampingi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo juga menekankan beberapa hal positif yang mendorong optimisme pasar. Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi pada kuartal dua tahun ini akan lebih baik dibanding pencapaian kuartal pertama yang tumbuh di angka 5,01%, meskipun belanja pemerintah diperkirakan belum optimal karena adanya libur Lebaran.
Pemerintah pun merevisi target pertumbuhan gross domestic product (GDP) menjadi 5,2% dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,1% sepanjang 2017, sementara itu PT Bahana Sekuritas masih meyakini GDP akan tumbuh 5,3% pada tahun ini, didukung oleh konsumsi masyarakat, investasi, ekspor, dan meningkatnya belanja pemerintah pada kuartal III dan IV.
Sementarara itu, angka inflasi setiap tahunnya terus mengalami penurunan. Pada tahun ini bank sentral memperkirakan inflasi maksimal berada di level 5%. Sedangkan tahun depan inflasi ditargetkan akan berada pada kisaran 2,5% – 4,5%. Musim libur lebaran bulan lalu diyakini menjadi faktor naiknya inflasi menjadi 4,37%, Hal ini dikarenakan naiknya ongkos transportasi dan harga pakaian saat Idul Fitri. Bahana menilai dengan perbaikan infrastruktur dan didukung oleh program pemerintah dalam mengendalikan harga bahan makanan, akan mampu menjaga stabilitas inflasi yang diperkiraan sepanjang 2017 akan berada pada kisaran 4,4%.
Sejalan dengan perbaikan ekonomi, arus modal asing akan terus mengalir ke pasar keuangan Indonesia, hal ini tercermin pada peningkatan cadangan devisa yang masih berlanjut sejak awal tahun hingga akhir Mei yang lalu yang telah mencapai USD 124,95 miliar dari posisi Januari sebesar USD 116,85 miliar.
Dengan berbagai data pendukung yang positif ini, perusahaan sekuritas pelat merah ini merekomendasikan untuk membeli 10 saham unggulan, yakni Astra Internasional(ASII) dengan target harga Rp 10.000, Bank Mandiri dengan target harga Rp 15.000, Bank Negara Indonesia (BBNI) dengan target harga Rp 8.000, semen Indonesia (SMGR) dengan target harga Rp 11.600, Bank CIMB Niaga (BNGA) dengan target harga Rp 1,500, Ciputra Development (CTRA) dengan target harga Rp 1.800, Mitra Adiperkasa (MAPI), dengan target harga Rp 8.300.
Harry Su, Kepala Strategis dan Riset Bahana Sekuritas, menjelaskan saham Jasa Marga dan Summarecon Agung telah di keluarkan dari daftar 10 saham unggulan. “JSMR kami keluarkan karena telah melampaui harga yang telah diperkirakan, sedangkan Summarecon karena kondisi persaingan dengan pemain China,” Harry menjelaskan.
Sebagai penggantinya, Bahana memasukkan saham yang sudah terkoreksi cukup dalam , yaitu Surya Citra Media (SCMA) dengan target harga Rp 3,350 dan Ramayana Lestari Sentosa (RALS) dengan target harga Rp 1.440 per lembar saham.