Suasana acara Open House LRT City-Eastern Green (istimewa).
Kondisi lalu lintas transportasi ibukota saat ini, dapat dikatakan sebagai darurat transportasi. Pemerintah pusat pun menggencarkan gerakan untuk menanggulangi kondisi tersebut, Tak terkecuali perusahaan konstruksi sebagai roda penggerak pemerintah dalam membangun infrastruktur. Pemaksimalan penggunaan transportasi massal oleh masyarakat harus didorong dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat di sekitar kawasan stasiun. Pembangunan dari transportasi massal tersebut secara tidak langsung memengaruhi perkembangan pangsa pasar properti yang berbasis Transit Oriented Development (TOD). Berangkat dari tantangan tersebut PT Adhi Karya (Persero) Tbk, melalui Departemen Transit Oriented Development (TOD) & Hotel memberikan solusi kepada masyarakat dengan menghadirkan LRT City. LRT City merupakan sebuah kawasan hunian dan komersial yang berlokasi di area yang terintegrasi dan terkoneksi langsung dengan sistem transportasi massal, salah satunya adalah Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. LRT City mengusung pendekatan Transit Oriented Development serta pengembangan kota yang bersifat kompak, mengadopsi tata ruang campuran dan terpadu (mixed-use), maksimalisasi penggunaan angkutan masal seperti LRT dan BRT yang dilengkapi dengan jaringan pejalan kaki/sepeda. “Kami menghadirkan LRT City, di beberapa titik jalur LRT. Dengan posisi yang sangat strategis dan kemudahan aksesibilitas, yaitu satu titik dengan stasiun LRT (0 Km LRT Station). Oleh karena itu, kami sangat optimis LRT City mampu diserap pasar,” ujar Setya Aji Pramana, selaku Project Manager LRT City Bekasi Timur – Eastern Green dalam rilis yang diterima redaksi Swa hari ini (28/11). LRT City Bekasi Timur – Eastern Green dengan luas 16,9 ha merupakan kawasan hunian vertikal (apartemen) terpadu dilengkapi dengan kawasan komersial yang saat ini tengah proses penjualan dan akan diserahterimakan pada tahun 2019. Dengan konsep Green Smart Living di Timur Jakarta, fasilitas yang ditawarkan kawasan ini adalah Mall, komersial area, plaza, cinema, kolam renang dan fasilitas menarik lainnya. Tahap 1 dibangun sejak tahun 2016, dengan tower pertama 20 lantai dan terdiri dari 634 unit. Eastern Green dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 500.000.000 dengan nilai investasi lebih dari Rp 500 Miliar. Setya Aji menambahkan LRT City tidak hanya membangun sebuah kawasan namun juga membangun komunitas yang akan menjadi wadah untuk seluruh masyarakat Indonesia yang bersinggungan dengan LRT City, dengan nama Elartizen. “Untuk mengawali komunitas tersebut, kami banyak berinteraksi langsung dengan calon Elartizen dengan setiap dua kali dalam satu bulan kami mengadakan open house yang berada di kawasan-kawasan LRT City,” papar Setya Aji.
Dan salah satu open house yang berbeda dari biasanya pengembang menggelar acara el(ART)e – “Tribute to Benyamin”, dimana Elartizen ber-nostalgia dengan lagu-lagu Alm. Benyamin Sueb. Open house tematik ini tidak hanya hadir di LRT City bekasi – Eastern Green, namun juga di 3 kawasan lain yaitu, LRT City Jaticempaka – Gateway Park pada tanggal 2 Desember 2017, LRT City Sentul – Royal Sentul Park 9 Desember 2017, dan LRT City Ciracas – Urban Siganture 16 Desember 2017. “Tema el(ART)e – “Tribute to Benyamin Sueb” merupakan tema pertama yang kami persembahkan, sedangkan tema selanjutnya adalah el(ART)e – “Tribute to Koes Plus” dan el(ART)e – “Tribute to music keroncong”. Open house tematik tersebut merupakan awal dari acara puncak di tahun 2018 yang bertajuk el(ART)e – “Simfoni Untuk Negeri”,” terang Setya Aji.
