Waskita Beton Raih Kontrak Baru Rp622 Miliar per Februari 2018
Sepanjang tahun 2017 PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) berhasil membukukan pendapatan usaha Rp 7,1 triliun. Angka ini naik 51% dibandingkan pendapatan usaha sepanjang tahun 2016 sebesar Rp 4,7 triliun. Sementara itu, pendapatan usaha bulan Januari 2018 sebesar Rp 1,1 triliun.
Sedangkan untuk penerimaan pembayaran termin selama 2017 sebesar Rp 4,6 triliun. Angka ini sebesar 470% dari penerimaan pembayaran termin tahun 2016 sebesar Rp 978,96 miliar. Penerimaan pembayaran termin ini berasal dari sebagian proyek turnkey Tol Becakayu dan sejumlah proyek non turnkey, seperti proyek Jalan Tol Solo-Kertosono, Tol Pejagan-Pemalang-Batang-Semarang, Tol Legundi-Bunder, dan Tol Bocimi, LRT Palembang, Tol Salatiga-Boyolali, Selain itu, penerimaan juga berasal dari sejumlah proyek dengan skala yang lebih kecil lainnya.
Jarot Subana, Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk.,menyatakan perusahaan juga berhasil mengantongi laba bersih tahun 2017 sebesar Rp1 triliun. Angka ini naik sebesar 58% dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 635 miliar.
Kinerja keuangan 2017 itu sudah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Satrio Bing Eny & Rekan (Anggota Deloitte Touche Tohmatsu Limited) yang telah menberikan opini wajar tanpa pengecualian. Ia menambahkan bahwa secara marjin, WSBP berhasil mencetak marjin laba bersih 14% atau meningkat dari tahun 2016 yang hanya sebesar 13%. Selain itu, untuk marjin laba kotor sebesar 27% atau tumbuh dari 2016 sebesar 26%.
Hingga akhir Februari 2018, WSBP mendapat nilai kontrak baru sebesar Rp 622,1 miliar di tahun 2018 ini. Dengan total target kontrak baru tahun 2018 adalah sebesar Rp 11,52 triliun. Angka ini meningkat dibandingkan pencapaian kontrak baru tahun lalu Rp 11,03 triliun. Kontrak baru ini berasal dari pekerjaan tambahan pada sejumlah proyek besar antara lain proyek jalan Tol Semarang-Batang, Tol Krian-Legundi-Bunder, Tol Cibitung-Cilincing, Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung, dan Tol Pejagan-Pemalang.
Sehingga target total nilai kontrak dikelola sampai akhir tahun 2018 adalah sekitar Rp 25,1 triliun. Dengan tingginya Nilai Kontrak Dikelola (NKD) tersebut, WSBP fokus dalam menjaga operasional seluruh plant & batching plant sesuai prosedur yang berlaku, sehingga dapat menjaga kualitas terbaik dari produk-produk perusahaan dan dapat merealisasikannya menjadi pendapatan usaha.
Ia mengungkapkan, di tengah berbagai tantangan yang dihadapi di tahun ini, perusahaan terus berkomitmen untuk menyelesaikan beberapa proyek besar yang tengah dikerjakan dan ditargetkan akan selesai pada tahun 2018, antara lain proyek jalan Tol Pasuruan-Probolinggo, Tol Solo-Kertosono, Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi, Tol Salatiga-Boyolali, dan proyek jalan tol lainnya di sepanjang Pantura.
Sebagai informasi, saat ini perusahaan mempunyai kapasitas produksi sebesar 3,25 juta ton/tahun, dengan didukung oleh 11 plant serta mengelola 72 batching plant dan 5 quarry. Pada tahun 2018 kapasitas produksi ditargetkan menjadi 3,75 juta ton/tahun, di mana perusahaan akan meningkatkan kapasitas produksi sekitar 500 ribu ton/tahun hingga 600 ribu ton/tahun. Peningkatan kapasitas ini berasal dari dua plant baru WSBP di Kalimantan Timur dan Sumatera Utara serta peningkatan dari kapasitas produksi eksisting.
Guna mendukung komitmen untuk menciptakan inovasi produk dan meningkatkan kualitas produk, WSBP membangun sebuah laboratorium/lab di Karawang terdiri dari 3 lantai dengan luas total 1,1 ha dan luas bangunan 2.261 m2. Pembangunan lab ini merupakan langkah WSBP untuk semakin melengkapi lab-lab yang sudah dimiliki sebelumnya di setiap Plant. Lab yang akan aktif beroperasi pada Mei 2018 ini diperuntukkan untuk kegiatan penelitian guna menunjang lahirnya produk dan inovasi agar dapat terus melaksanakan pembangunan proyek-proyek secara lebih maksimal.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id