Capital Market & Investment Corporate Action zkumparan

Artajasa Targetkan Dana IPO Rp546,25 Miliar

PT Artajasa Pembayaran Elektronis Tbk.(Artajasa) siap go public. Perusahaan pengelola ATM Jaringan Bersama itu akan melepas maksimal 20% sahamnya ke publik atau maksimal 437.505.800 saham. Harga penawaran saham perdana di kisaran Rp850 – 1.250. Dengan demikian, potensi dana segar hasil initial public offering (IPO) yang akan diraih Rp371,45 miliar-Rp546,25 miliar.

Selain untuk meningkatkan kapasitas perseroan, dana hasil IPO juga akan digunakan untuk memperkuat modal kerja dan mendukung kegiatan operasional perusahaan. “Sekitar 60% akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas layanan Artajasa melalui pembelian peralatan dan/atau perlengkapan teknologi informasi.Sisanya sekitar 40% akan digunakan untuk memperkuat modal kerja perseroan seiring dengan bertambah luasnya jejaring bisnis,” ungkap Bayu Hanantasena, Direktur Utama Artajasa.

“Kami sebagai pelopor di industri sistem pembayaran, melakukan rencana IPO ini sebagai korporasi dalam mendukung implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Kami optimistis saham kami akan diminati oleh investor karena prospek industri sistem pembayaran di Indonesia,” jelas Bayu menambahkan. Sektor industri ini masih sangat menjanjikan dengan didukung oleh beberapa faktor sepertitingkat penetrasi layanan perbankan dan keuangan yang masih rendah, kemudian inisiatif Pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan transaksi non-tunai, dan pertumbuhan transaksi e-commerce.

“Karena itu diharapkan Artajasa ke depan menjadi partner yang lebih baik bagi seluruh industri, memiliki keterbukaan informasi dan melakukan good governance,” ujarnya usai acara Paparan Publik rencana IPO di Hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta (1/3/2018). Perseroan menargetkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan dapat diperoleh pada tanggal 22 Maret 2018 dan masa penawaran umum akan dilangsungkan pada tanggal 23 dan 26 Maret 2018. Pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada tanggal 29 Maret 2018.

Sebagai perusahaan yang menyediakan jasa settlement, Artajasa dari waktu ke waktu diwajibkan memiliki modal kerja yang cukup untuk memenuhi kewajiban setelmen atas transaksi yang terjadi dalam jaringan bisnis jika terjadi lonjakan transaksi atau kegagalan sistem/peralatan. Kebutuhan modal kerja juga akan meningkat dengan bergabungnya mitra-mitra kerja baru dan bertambahnya titik-titik pembayaran dalam jejaring bisnis perseroan.

Hasil kegiatan operasional, selama tahun 2014 – 2016 Artajasa berhasil membukukan pendapatan bersih dari Rp409,72 miliar menjadi Rp489,82 miliar atau laju pertumbuhan majemuk tahunan (compound annual growth rate / CAGR) 9,3% – lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Pertumbuhan ini juga diiringi dengan pertumbuhan laba periode berjalan dari Rp121,75 miliar menjadi Rp156,87 miliar dengan CAGR 13,5%, lebih tinggi dari laju pertumbuhan pendapatan bersih. Sampai dengan periode 9 bulan tahun 2017, Artajasa telah membukukan pendapatan bersih sebesar 74% dari pendapatan bersih yang dibukukan di akhir tahun 2016 dengan laba periode berjalan mencapai 70% untuk periode yang sama.

Sampai dengan September 2017, Artajasa juga dapat menjaga posisi yang kuat pada neraca, ditunjukkan oleh rasio total aset terhadap liabilitas sebesar 3,05 kali dan total aset lancar terhadap total liabilitas jangka pendek sebesar 1,77 kali.

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi menunjukkan pertumbuhan yang signifikan selama 2014 – 2016 di mana pada periode itu Artajasa berturut-turut membukukan Rp145,61 miliar dan Rp266,71 miliar atau CAGR 35,3%. Sampai dengan periode 9 bulan tahun 2017, Artajasa telah membukukan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar 84% dari pencapaian di tahun 2016.

Perlu diketahui, Artajsa didirikan tahun 2000 dansatu-satunya penyelenggara transaksi elektronis di Indonesia dengan izin yang meliputi Izin Prinsipal Kartu ATM/Kartu Debit, Izin Acquirer Kartu Debit, Izin Penyelenggara Kliring dan/atau Penyelenggara Penyelesaian Akhir Kartu ATM/Kartu Debit, Izin Penerbit Uang Elektronik dan Izin Transfer Dana.

Izin-izin tersebut menjadikan Artajasa sebagai penyelenggara transaksi elektronis yang menawarkan solusi layanan dan produk terlengkap sehingga memungkinkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan anggotanya yang berasal dari berbagai institusi perbankan serta lembaga selain bank.

Perseroan merupakan pelopor dan perusahaan penyedia layanan transaksi elektronik di Indonesia dengan jumlah anggota dalam jaringan ATM terbanyak. Per 30 September 2017, jaringan ATM Bersama memiliki 88 anggota dengan lebih dari 100 juta pemegang kartu ATM Bersama dan sekitar 7.000 layanan terminal ATM.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved