Youngster Inc. Siapa Dia zkumparan

Gema Buana Putra

Gema Buana Putra

Mengawali karier di Bukalapak tahun 2014, jabatannya adalah Head of Human Capital Management, tiga tahun kemudian dipercaya sebagai Vice President Human Capital, hingga sekarang. “Dengan jabatan ini, saya bertanggungjawab A sampai Z di bagian pengelolaan sumber daya manusia (SDM),” ujar lulusan S-1 Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor ini.

Gema mengurusi SDM Bukalapak, mulai dari rekrutmen, proses pengembangan, pelatihan, branding, compensation and benefit, sampai administrasi, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan hubungan karyawan dan industri terkait.

Bahkan, pria kelahiran Jakarta, 7 Oktober 1986, ini juga mengurusi alignment karyawan dengan kebutuhan dan pengembangan organisasi. Juga, succession planning, pengembangan karier individu, serta infrastruktur yang terkait, seperti gedung, meja, internet, hingga masalah kantor.

Gema merasakan perbedaan signifikan saat bekerja di e-commerce dan tempat kerjanya dulu di Grup Triputra yang industrinya sudah mature —sehingga pola manajemen sudah stabil. Sebaliknya, di industri yang belum mature, masih tumbuh dengan cepat dan dinamis, perusahaan harus lincah agar mampu menyesuaikan diri.

“Di industri e-commerce, Bukalapak belum bertemu titik puncaknya, sehingga terus tumbuh dengan ekstrem, berkali-kali lipat. Di sini (Bukalapak), tuntutannya bagaimana bisa tumbuh, tapi di sisi lain setting sistemnya juga harus mumpuni dan membangun fondasi yang kuat,” ayah dua anak ini menjelaskan.

Sebagai praktisi human resources (HR), Gema berpendapat, indikator suksesnya adalah ketika bisnis berhasil. Bukan jumlah prosedur yang telah diterapkan, bukan berapa banyak orang yang direkrut, atau rendahnya turnover karyawan. Meskipun hal-hal itu penting, indikator utamanya adalah bagaimana bisnis bisa running well, growth, dan seusai dengan target. Sebab, pada akhirnya, yang menggerakkan bisnis itu SDM, termasuk pimpinan.

“Pimpinan juga dikelola oleh bagian HR. Yang dikelola adalah ekspektasi pimpinan dan implementasi sistem. Jadi, tantangannya adalah kami harus menjadi penopang utama agar bisnis di perusahaan terus tumbuh,” kata Gema.

Sebagaimana divisi lain, bagian human capital yang dipimpin Gema juga diberi target oleh manajemen. Namun, ia tidak berkecil hati mencapai target tersbut. Kiatnya, pertama, bekerja secara profesional dan paham akan targetnya. Maklum, kata dia, 50% keberhasilan usaha ada di perencanaan. Kedua, sekeras apa kemauan kita mewujudkannya, dan selalu mengecek asumsi kita. Ini harus dicek terus, karena asumsi bisa berubah setiap hari. Di industri zaman sekarang, pelajaran paling berharga adalah asumsi itu berubah setiap hari, sehingga kita harus menyesuaikannya.

Dengan pencapaian sekarang, Gema belum merasa puas. Ke depan, dia bermimpi makin banyak orang yang bergantung pada dirinya, karena ingin bermanfaat bagi banyak orang. Dalam waktu dekat, ia juga ingin melanjutkan kuliah S-2 dan akan terus merasa bodoh, karena prinsip ini adalah cara untuknya agar terus belajar dan meningkatkan kompetensi. (*)

Reportase: Anastasia Anggoro Suksmonowati


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved