Bir Bintang Indonesia Tembus Korsel
Masyarakat Korea Selatan kini dapat menikmati pilihan minuman beralkohol baru: Bir Bintang dari Indonesia, yang sejak 1 Juni 2018 telah memenuhi gerai-gerai mini market dan supermarket yang ada di seluruh Korsel dalam kategori affordable premium. “Diharapkan seteguk Bir bintang akan memberikan rasa Indonesia dan menggobati rasa kangen masyarakat Korsel yang pernah ke Indonesia,” tutur Wakil Kepala Perwakilan RI di Seoul Siti Sofia Sudarma pada acara “Launching Bir Bintang” di Seoul pada 7 Juni 2018.
Kehadiran Bir Bintang ini akan melengkapi pilihan bagi masyarakat Korea Selatan, yang menempatkan minuman beralkohol sebagai pendamping seumur hidup, baik di kala sedih maupun gembira. Minuman Soju, misalnya, jenis minuman beralkohol paling terkenal di Korsel yang didestilasi dari beras, bisa dikatakan telah menjadi komponen budaya, bagian penting dari ritual agama dan sosial.
Kehadiran bir ikonik ini akan dicatat sebagai bir Indonesia pertama yang dijual di Korea Selatan. Bir Bintang akan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari kemasan kaleng 330ml, kaleng 500ml, botol 330ml, dan botol 620ml.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Euromonitor 2014, rata-rata konsumsi minuman keras tiap orang di Korea Selatan mencapai 13,7 gelas per minggu. Angka ini mengungguli angka masyarakat Rusia yang mengonsumsi 6,3 gelas per minggu. Dengan adanya perkembangan leisure economy, di mana terjadi pergeseran pola konsumsi masyarakat Korsel ke arah experience based, telah mendorong permintaan alternatif bir baru. Inilah yang dibidik Indonesia untuk memasarkan Bir Bintang ke Korsel. Korea Selatan mengimpor senilai US$ 263 Juta atau sebanyak 331 juta kg bir di tahun 2017, meningkat 45% dari tahun sebelumnya.
Selama ini, minuman beralkohol seperti bir belum menjadi produk utama ekspor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Korsel sendiri masih didominasi antara lain oleh produk tambang dan perkebunan. Dengan masuknya Bir Bintang ke Korea Selatan, maka Indonesia tidak hanya melakukan diversifikasi pasar ekspor saja, tetapi juga melakukan diversifikasi produk ekspor ke pasar ekspor tradisional.
“Pemerintah Indonesia saat ini terus mengupayakan peningkatan ekspor melalui dua sisi, yaitu diversifikasi pasar serta diversifikasi produk ekspor ke negara-negara tujuan utama ekspor Indonesia. Hadirnya bir bintang di Korsel tentunya akan menambah deretan produk minuman Indonesia yang tersedia di etalase gerai-gerai makanan dan minuman ataupun di convenient stores di Korsel,” ujar Siti Sofia Sudarma. “Produk lainnya akan segera menyusul,” tambahnya mantap.
Jumlah bir yang dipasok di Korea Selatan secara total mencapai senilai 2,16 triliun won atau 2,19 miliar liter ditahun 2016. Bir menjadi minuman beralkohol yang paling banyak dikonsumsi masyarakat di sana atau sekitar 43 persen dari semua minuman beralkohol yang ada. Pasar bir di Korsel sendiri mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini antara lain dikarenakan peningkatan permintaan konsumsi minuman beralkohol yang lebih terjangkau akibat menurunnya tingkat ekonomi lokal serta meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi minuman dengan kadar alkohol rendah. Selain itu juga ditambah dengan banyaknya permintaan varian rasa dan kualitas yang berbeda serta meningkatnya konsumsi minuman alkohol di kalangan wanita.
Korsel mengimpor produk makanan dan minuman olahan dari Indonesia sebesar USD 134,2 Juta di tahun 2017. Dari total tersebut, nilai produk minuman hanya sebesar USD 486 ribu saja. Secara keseluruhan, total ekspor produk minuman Indonesia tahun 2017 mencapai senilai USD 113,2 Juta, termasuk produk minuman beralkohol yang hanya senilai USD 11,95 juta dengan pangsa pasar 10,55% terhadap total ekspor produk minuman secara keseluruhan.
Pasar makanan dan minuman Korea Selatan yang terus berkembang inilah yang menjadi perhatian KBRI Seoul untuk terus membuka peluang bagi pelaku ekspor makanan dan minuman Indonesia agar mampu bersaing dengan pemasok dari negara-negara lainnya.
Sumber: Kedubes RI Korea Selatan
www.swa.co.id