Menkeu Sri Mulyani Meyakinkan investor Global di Kantor Pusat Bloomberg Eropa
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan perjalanan dinas ke Inggris mulai 19 Juni lalu untuk menemui para investor di kantor pusat Bloomberg di Eropa dan menemui Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond. Kunjungan Sri Mulyani ini dalam rangkaian acara UK-Indonesia Economic Forum series.
Kegiatan pertama Menteri Sri Mulyani di London: wawancara televisi untuk program Bloomberg Emerging Market Insights yang disiarkan secara global dan live. Wawancara dengan Guy Johnson dan Tom Keene, TV anchor kawakan Bloomberg, itu berfokus pada dampak perkembangan “perang dagang” antara Amerika Sikat dan China terhadap perekonomian dunia, Asia, ASEAN dan Indonesia. Juga mengenai gejolak di negara-negara emerging akibat normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat dan Eropa. Menteri Keuangan (Menkeu) berpendapat bahwa sekarang ini adalah momen yang tepat untuk memberikan pesan bahwa Indonesia tetap merupakan destinasi investasi dengan kondisi yang stabil dengan fundamental yang kuat dan tidak berubah.
Dalam kesempatan kedatangan Sri Mulyani ini, Young Indonesian Professionals’ Association (YIPA) di Inggris juga menggandeng Bloomberg untuk menyelenggarakan Bloomberg Executive Roundtable yang didukung oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia dan KBRI London. “Acara ini sekaligus memperingati masuknya Indonesia Rupiah Bonds sejak awal Juni 2018 dalam Global Aggregate Index, salah satu index di pasar modal dunia yang paling banyak digunakan oleh investor,” ujar Steven Marcelino, Direktur Eksekutif YIPA di Inggris, yang juga bekerja di Accenture London sebagai Konsultan Strategi.
Pada program Executive Roundtable, Menkeu Sri Mulyani memberikan update perkembangan ekonomi Indonesia, kebijakan ekonomi pemerintah, reformasi perpajakan dan fokus Pemerintah dalam pembangunan infrastruktur. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara juga hadir dan memberikan paparan tentang kebijakan monter Bank Indonesia. Duo Menkeu dan Deputi Gubernur Senior BI berhasil meyakinkan para senior investor emerging markets dengan aset triliunan US Dolar untuk meningkatkan investasi mereka di Indonesia — terutama dalam konteks perubahan ekonomi dunia yang sangat dinamis, yaitu kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, keluarnya arus modal dari negara-negara emerging dan penguatan mata uang USD.
Pada acara itu, para investor memberikan apresiasi cukup tinggi atas transparansi dan komitmen pemerintah Indonesia dalam investor engagement yang berkelanjutan. Diskusi ini juga diikut Suahasil Nazara, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu; Luky Alfirman, Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kemenkeu; Wempi Saputra Chief of Staff Menkeu; Adam M. Tugio, DCM (Deputy Chief of Mission) KBRI London; Hidayat Amir, Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Badan Kebijakan Fiskal, Kemenkeu; Loto S Ginting, Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko; dan Donny Hutabarat Kepala Bank Indonesia London untuk EMEA (European, Middle Eastern & African).
Di akhir sesi, Menkeu dan Deputi Gubernur Senior BI juga mendapatkan masukan dan informasi dari para Investor mengenai perkembangan negara-negara emerging seperti Argentina, Brazil dan Turkey yang sedang menghadapi gejolak yang lebih ekstrim. Kegiatan ini ditutup oleh Founder dan CEO Michael Bloomberg, yang juga mantan walikota New York, yang sekaligus memberikan buku terbarunya yang berjudul Climate of Hope, yang membahas topik perubahan iklim.
Dalam perjalanan dinas ke Inggris, Menkeu Sri Mulyani juga bertemu dengan Menteri Keuangan Inggris H.E. Chancellor of the Exchequer, Rt Hon. Philip Hammond MP. Mereka antara lain membahas hubungan bilateral Inggris-Indonesia terkait kerja sama investasi, keuangan dan pembiayaan infrastruktur.
Menkeu Sri Mulyani dan Menkeu Inggris Philip Hammon juga membahas perkembangan situasi terkini di Eropa, Amerika Serikat, RRT, update mengenai pertemuan G7 dan perkembangan perekonomian negara-negara G20. Menkeu Sri Mulyani mendapat kesempatan untuk mendengar penjelasan mengenai proses politik Brexit dan implikasinya bagi perekonomian Inggris dan Eropa dan pembelajaran bagi perekonomian ASEAN.
Sebagai penutup dalam rangkaian kegiatan UK-Indonesia Economic Forum tahun 2018, Young Indonesian Professionals’ Association (YIPA) di Inggris juga menggandeng London Stock Exchange untuk menyelenggarakan resepsi makan malam yang mengundang Senior Industry Leaders di Inggris, delegasi Kementrian Keuangan dan KBRI London. Setelah pertemuan bilateral kedua Menteri Keuangan, mereka bergabung dalam resepsi makan malam dan public-private dialogue yang difasilitasi oleh Mark Hoban, Pimpinan Direksi London Stock Exchange dan Chairman International Regulatory Strategy Group (IRSG) di Inggris.
Menkeu Inggris Philip Hammond berharap agar hubungan bilateral antara pemerintah Inggris dan Indonesia semakin dekat yang juga diikuti oleh sektor swasta. Dalam resepsi makan malam ini terjadi dialog yang cukup konstruktif dimana London dianggap tetap memiliki komitmen kuat untuk menjadi partner untuk kebutuhan investasi dan pembiayaan infrastruktur Indonesia. Contohnya sudah ada dua global offshore rupiah bonds yang dikenal dengan nama Komodo Bonds yang telah diterbitkan oleh Jasa Marga dan Wijaya Karya di London Stock Exchange. Dana investasi obligasi dari Komodo Bonds yang memiliki risiko nilai tukar yang minimum ini dapat dipergunakan oleh kedua BUMN ini dalam pembangunan infrastruktur di tanah air.
“Paparan Menkeu Sri Mulyani tentang perkembangan ekonomi Indonesia, arah reformasi perpajakan, beserta perkembangan pasar keuangan dan pasar modal Indonesia memberikan citra yang positif untuk Indonesia, dan ini juga penting untuk differentiation bagi Indonesia dihadapan Financial and Related Professional Services Industry di Inggris“ ujar Steven Marcelino.
“Semenjak tahun 2017, Kementerian Keuangan aktif memberikan dukungan pada YIPA di Inggris dalam inisiatif UK-Indonesia Economic Forum untuk mempromosikan hubungan UK-Indonesia di bidang bisnis dan investasi melalui komunitas Future Business Leaders,” ujar Jean Gabriel Renaldy, Chief Operating Officer untuk YIPA di Inggris. Kegiatan diplomasi ekonomi yang merupakan kegiatan tahunan ini pada waktu itu dibuka oleh Dubes RI untuk Kerajaan Inggris dan Irlandia Dr. Rizal Sukma. Menkeu Sri Mulyani turut menjadi pembicara utama dalam kegiatan tersebut dengan topik Indonesia Economic Outlook. Kegiatan tahunan YIPA ([email protected]) ini bermaksud untuk memposisikan Indonesia di depan para Investor di London sebagai pusat sektor keuangan di Eropa. YIPA di Inggris Raya memiliki ratusan anggota profesional yang bekerja di berbagi perusahaan multinasional di bidang perbankan, konsultansi, hukum, teknologi dan bidang strategis di berbagai kota di Inggris.
www.swa.co.id