Management Trends zkumparan

Memerangi Perbudakan Laut Melalui Jurnalistik Investigatif

The United States – Indonesia Society (USINDO) menyelenggarakan forum terbuka dengan topik jurnalistik investigatif pada perbudakan laut di Jakarta (10/7/2018).

Forum tersebut dihadiri oleh tiga pembicara, di antaranya Shannon Service (salah satu pemimpin proyek investigasi nelayan yang diperbudak di Asia Tenggara), Aiman Witjaksono (jurnalis Kompas TV) dan Philipus Parera (Editor Eksekutif Koran Tempo).

Dalam forum tersebut, Shannon bercerita tentang bagaimana ia memulai investigasinya dalam isu tersebut. “Salah satu teman saya mendengar kabar bahwa penduduk pria desa di Myanmar pergi dan tidak kembali, rumornya hal itu disebabkan oleh kapal nelayan Thailand. Kami tidak bisa menemukan laporan tentang hal itu, tapi organisasi internasional telah melakukan penelitian mendalam. Kami meyakinkan radio nasional Amerika Serikat untuk menaikkan berita ini. Investigasi dilakukan selama enam tahun,” tuturnya.

Shannon menemukan banyak korban perbudakan laut yang berhasil membebaskan diri dari kapal ilegal yang mempekerjakan mereka. Di atas kapal tersebut, mereka dipaksa bekerja dengan selama 20 jam sehari tanpa bayaran. Mereka hanya diberi waktu istirahat dua jam, dan diberikan obat-obatan agar bisa terus bekerja. “Mereka juga seringkali dipukuli. Bayangkan bagaimana tekanan mental mereka terperangkap di dalam kapal di tengah lautan dengan orang-orang yang berbahasa berbeda, tanpa tidur, makanan, dan ruangan yang cukup.” Saat ini, masih ada ribuan korban yang belum ditemukan.

Permasalahan utama yang menyebabkan hal itu terjadi adalah masalah lingkungan. Ia menuturkan, “Salah satu hal yang sedang kami cari tahu adalah tentang bagaimana masalah lingkungan bisa memunculkan masalah sosial dan ekonomi. Pada kasus ini, ikan di laut Thailand mulai habis, kemudian mereka mencari ke luar negaranya, salah satunya Indonesia. Mereka mencuri jutaan dollar ikan. Pencarian ikan ke luar negara itu menyebabkan kejahatan perbudakan laut. Kami berharap dengan berfokus pada cerita-cerita soal tokoh yang menyelamatkan korban, juga bagaimana korban berani loncat dari kapal untuk menyelamatkan diri, kami bisa memberikan berita yang lebih besar tentang masalah lingkungan dan sosial.”

Permasalahan ini dilanggengkan oleh pemalsuan identitas kapal dan pemasangan bendera palsu di kapal-kapal ilegal tersebut. Shannon berkata bahwa salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan memperketat gerbang laut setiap negara. Jadi, setiap kapal yang masuk perlu dimonitor dengan baik. Bagaimana kita melacak kapal adalah hal yang penting.

Investigasi yang dilakukan Shannon tersebut didanai oleh yayasan di Amerika Serikat. Dana tersebut dikumpulkan dari para pengusaha besar, pemilik Google, Microsoft, Ebay dan lain-lain.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved