BI Dorong UMKM untuk Tembus Pasar Global
Yunita menuturkan bahwa pada tahap awal, BI akan melihat potensi UMKM di Indonesia. Setelah itu, akan dicari mana yang bisa memenuhi permintaan global. “Kita melihat dari potensinya, terbanyak di mana saja. Kalau kita lihat dari jumlah unit terbanyak itu pertanian, tapi kalau terkait bagaimana mereka bisa ekspor, tentu dilihat dari demand dari pasar. Kami melihat demand pasar ini ada di sektor industri kreatif. Nilai ekspor menjadi target kami, lalu diturunkan ke jumlah UMKM yang bisa meningkat ke pasar internasional. Kalau UMKM binaan BI, kami arahkan ke sektor kreatif karena dia menyimpan potensi di situ.”
Menurut Yunita, agar UMKM bisa masuk ke pasar global, ada hal yang perlu diperhatikan. “Bagaimana produk yang sudah sesuai dengan selera internasional itu diproduksi secara konsisten dari sisi jumlah maupun kualitas. Kita mendorong UMKM go international yang kontinyu secara kuantitas dan kualitas.”
Ia juga menjelaskan bahwa begitu ada ekspansi pasar, UMKM tentu perlu tambahan modal. Tambahan modal ini sering dikeluhkan berbagai pihak menjadi kendala UMKM. Namun, kalau sudah ada permintaan, kendala tersebut sudah tidak jadi masalah, karena perbankan melihat bahwa UMKM tersebut adalah calon debitur yang berpotensi karena sudah ada pasarnya.
Yunita juga menambahkan, “Input yang bisa kami perbaiki adalah mempertemukan dengan penyedia bahan baku. Dari sisi produksi, kami melakukan intervensi, dengan kerja sama dengan desainer, memperhatikan aspek lingkungan. Memperluas produk turunan adalah dengan mengolah kain dalam bentuk interior atau perlengkapan rumah tangga lain, karena bila dibiarkan dalam bentuk kain, akan sulit dikenakan.”
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id