Startup Indonesia Bawa Desainer Muda ke Paris
Untuk pertama kalinya startup Indonesia berhasil membawa lima perancang busana yang masih pemula dan berusia di bawah 23 tahun, memamerkan busana rancangannya di Paris Fashion Week.
Startup yang bernama Fashion Division (FD) ini membawa dan mengadakan independent fashion show, yang masih dalam rangkaian acara dari Paris Fashion Week 2018, akhir September – Oktober mendatang.
Dalam FD Paris Fashion Show 2018 ini, kelima perancang busana muda dari Indonesia akan mendapat kesempatan memperlihatkan delapan rancangan busananya, di Hotel Le Marois Salons France-Ameriques, Paris. Ini adalah venue yang juga digunakan oleh John Galliano saat mengadakan showcase koleksinya tahun lalu. Acara ini akan dihadiri oleh calon pembeli potential kelas dunia, diantaranya pemilik The Goods departemen store, pemilik butik di Eropa, serta sekitar 50 media dan fashion blogger dari Perancis, Rusia, Jerman dan Amerika Serikat.
“Event ini kami dedikasikan untuk mempromosikan fashion Indonesia. Respons dari Eropa pun sangat baik. Setelah kami bocorkan salah satu koleksi busana lewat Instagram, sekitar 50 media dari Paris, Rusia, Jerman dan AS menyatakan akan datang dan meliput secara langsung”, ujar Wulan S. Haryono, Founder & Program Director Fashion Division Indonesia.
Kelima perancang busana yang akan berangkat, salah satunya berumur 18 tahun. Mereka diseleksi lewat beberapa kriteria yaitu keunikan desain, ciri khas brand dan kualitas bahan. Kelima perancang busana yang dibawa oleh startup Fashion Division menuju runway di Paris Fashion week adalah Amelia Novarienne Barus (23 tahun, brand: Dakada), Aurelia Joyann Trudy (18 tahun, brand: Trudy), Daniella Grace (23 tahun, brand: Danielle), Edrick Young (21 tahun, brand: EDR by Edrick Young), dan Grasheli Andhini (23 tahun, brand: Grasheli Andhini).
Salah satu perancang berencana meluncurkan brandnya di fashion show ini, yaitu Amelia Novarienne Barus. Brand yang akan diluncurkan diberi nama Dakada dengan tema zero waste, selama proses produksi hasil desainnya tidak akan meninggalkan sisa bahan.
Amelia memilih Paris Fashion Week sebagai tempat untuk launching brandnya untuk menempa dirinya di acara fesyen yang tersulit dan terbesar di dunia. “Paris Fashion Week itu fashion show terbesar Dunia dan sudah prestige. Akan memudahkan brand saya untuk berkembang karena sudah melalui show tersulit dulu. Selain itu nanti kami punya akses after show party dimana kami akan dikenalkan dengan orang penting industri fesyen seperti pemilik butik dan departement store, seperti Galeries Lafayette Paris,” ungkap Amelia.
Sementara desainer termuda Aurelia Joyann Trudy berencana menampilkan desain yang terinspirasi dari karakter wanita Perancis yaitu femme fatale. “Saya menerjemahkan karakter Femme Fatale ini ke dalam busana yang berwarna merah, hitam dan berbahan kulit yang menampilkan kesan berani dan misterius,” ungkap Aurelia.
Selain membuka akses bagi para perancang busana Indonesia di runway Paris Fashion Week 2018, Fashion Division Indonesia juga akan mempertemukan kelima perancang busana muda ini, ke para pemilik departemen store dan butik ternama di benua Eropa, dalam sesi business networking.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id