UOB dan BKPM Fasilitasi Investasi Asing ke Indonesia
PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia), UOB China, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia menyelenggarakan ASEAN Investment Seminar di Guangzhou (9/11/2018), yang dihadiri oleh lebih dari 120 investor Tiongkok.
Dalam seminar ini, para investor memperoleh informasi tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia serta berbagai kesempatan investasi dari tim ahli UOB Indonesia, perwakilan Pemerintah Indonesia, termasuk Nurul Ichwan, Direktur Fasilitasi Promosi Daerah BKPM.
Tonny Timor Basry, Head of Commercial Banking, UOB Indonesia, mengatakan, “Indonesia merupakan tujuan investasi yang menarik bagi para investor Tiongkok karena demografi penduduk yang relatif muda, besarnya jumlah angkatan kerja dan kelas menengah yang terus meningkat, serta adanya permintaan konsumen yang kuat. Seminar ini kami selenggarakan dengan berkolaborasi bersama BKPM dengan tujuan untuk memberikan berbagai pandangan dan keahlian yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan asal Tiongkok dalam mengendalikan kesempatan dan kompleksitas berbisnis di Indonesia.”
UOB Indonesia mendirikan Foreign Direct Investment (FDI) Advisory Unit pada tahun 2013. Sejak itu, FDI Advisory Unit UOB Indonesia menawarkan akses layanan bisnis yang mencakup penghubung dengan mitra ekosistem yang terdiri dari institusi pemerintahan yang terkait, asosiasi industri dan kamar dagang, serta juga dengan insitusi profesional lainnya. “Pelayanan FDI kami juga bermitra strategis dengan BKPM sejak tahun 2015,” tambahnya.
Nurul Ichwan, Direktur Fasilitasi Promosi Daerah BKPM, mengatakan, ”Kami menyambut baik antusiasme dari para investor Tiongkok yang terlihat dalam UOB ASEAN Investment Seminar. Acara ini memberikan kesempatan untuk melakukan promosi investasi ke Indonesia dan memperkenalkan kepada para investor berbagai sektor yang potensial di Indonesia, seperti manufaktur, infrastruktur, pariwisata, dan ekonomi digital. Melalui acara ini, kami juga menginformasikan bagaimana kondisi iklim bisnis di Indonesia yang kini bergerak ke arah yang tepat setelah berbagai reformasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.”
Suan Teck Kin, Chief Economist UOB Group, mengatakan bahwa seiring dengan berjalannya inisiatif BRI dari Tiongkok, negara-negara ASEAN akan mendapatkan manfaat berupa meningkatnya investasi asing. “ASEAN akan mendapatkan manfaat dari BRI karena kedekatan geografis antara Tiongkok dengan ASEAN serta sejarah hubungan dagang yang telah terjalin sebelumnya. Populasi ASEAN yang besar, yaitu lebih dari 640 juta penduduk di tahun 2017 atau ketiga terbesar di dunia, dengan lebih dari 50 persen adalah penduduk muda di bawah usia 30 tahun memberikan pasar tenaga kerja yang kompetitif dan potensi pertumbuhan pasar konsumen yang besar. Pasar konsumen muda ASEAN diproyeksikan akan berlipat ganda dari pada 2030 menjadi 160 juta dari 81 juta di tahun 2013. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh meningkatnya pasar konsumen Indonesia yang diperkirakan akan menjadi dua kali lipat atau sebesar 74 juta di tahun 20130 dari 34 juta di tahun 2013,” paparnya.
Ia menambahkan, “Selain itu, perekonomian ASEAN diperkirakan akan tumbuh cepat berdasarkan pertumbuhan yang terjadi dalam 10 tahun terakhir, dimana pada tahun 2017, ASEAN adalah wilayah ekonomi terbesar kelima di dunia. Posisi ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan terbesar keduabelas di tahun 2007. Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN, berkontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 37 persen terhadap PDB ASEAN di tahun 2017 dan diproyeksikan akan sama dalam beberapa tahun ke depan. Perekonomian Indonesia diproyeksikan akan terus tumbuh stabil dengan angka PDB antara 5,2 hingga 5,4 persen di tahun 2019.”
Potensi serta pertumbuhan ekonomi Indonesia ditambah dengan komitmen tinggi Pemerintah untuk meningkatkan proses dan iklim investasi diyakini akan terus membuat Indonesia sebagai negara yang menarik bagi para investor Tiongkok yang akan berinvestasi ke wilayah ASEAN.