Diaspora Indonesia Populerkan Masakan dan Kerajinan Indonesia di Atlanta
Indonesia dikenal sebagai negara dengan keragaman dan kelezatan kuliner yang luar biasa. Makanan khas Indonesia seperti rendang, nasi goreng, dan sate pun didapuk sebagai 50 Makanan Terenak di Dunia berdasarkan hasil survei CNN tahun 2017. Bisnis kuliner pun begitu vital dan
menyumbang setidaknya 40% dari ekonomi kreatif di Indonesia pada tahun yang sama. Namun demikian, tidak banyak bisnis restoran Indonesia yang bertahan lama di luar negeri. Bahkan jumlah restoran Indonesia di luar negeri masih kalah jauh dari Thailand dan Vietnam. Mengapa demikian?
Dalam forum Innovation Network of Asia (INA) 2018 yang digelar Kamis (6/12/2018) di Jakarta, Presiden Indonesian Diaspora Business Council Fify Manan menjelaskan, tantangan utama yang kerap dihadapi pebisnis restoran indonesia di luar negeri dan solusi yang dapat diambil.
“Pasokan bumbu-bumbu Indonesia sering kali tidak cukup sehingga pebisnis restoran Indonesia kesulitan memasak makanan indonesia yang kaya akan bumbu. Kadang mereka pun harus mengganti bumbu dengan bahan lain yang lebih mahal sehingga rasanya bukan hanya kurang otentik tetapi juga harga masakannya pun jadi lebih mahal,” ujar Fify.
Indonesia, kata Fify, bisa saja memanfaatkan maskapai Indonesia yang beroperasi di luar negeri untuk menyuplai kebutuhan akan bumbu-bumbu tersebut. “Mungkin kita bisa meniru Thailand yang maskapai nasionalnya Thai Airways diperbantukan untuk memasok bumbu dan bahan-bahan makanan guna mendukung bisnis restoran Thailand di luar negeri,” Fify menambahkan.
Terkait inovasi dalam mempresentasikan dan meningkatkan citra masakan Indonesia di Amerika Serikat, Fify mengaku akan membuka restoran WIN Grill & Gastrobar di Atlanta, Georgia, pada awal tahun 2019. WIN, kata Fify, bukanlah restoran fine dining dan bukan pula restoran traditional Indonesia, melainkan restoran upscale yang dapat dinikmati oleh banyak kalangan.
“Selain restoran akan ada juga House of Indonesia yang berisi berbagai macam kerajinan dan produk-produk khas Indonesia. Dengan demikian masyarakat di sana bukan hanya dapat menikmati masakan Indonesia tetapi juga dapat menikmat kekayaan budaya Indonesia yang diproduksi oleh industri kreatif Tanah Air,” pungkas Fify