Sistem Rating Inrate Diklaim Bisa Mendongkrak Iklan
Industri penyiaran dituntut untuk dapat menyediakan konten tayangan yang terkonsep dengan baik dan berkualitas bagi masyarakat, sesuai dengan tujuan Komisi Penyiaran Indonesia. Konten yang telah diluncurkan tersebut dapat diukur keberhasilannya menggunakan tolak ukur berupa rating.
Peringkat rating diperoleh dari dari banyaknya jumlah pemirsa yang menonton suatu program. Ternyata metode penetapan peringkat yang selama ini dilakukan terhadap suatu program dinilai oleh para praktisi penyiaran masih dapat dimaksimalkan. Penilaian rating yang umum dipakai dirasa kurang akurat dan belum mencerminkan data program yang disukai pemirsa.
PT Metranet selaku penyedia layanan big data analisis, menyadari bahwa di era serba digital, pasar bisnis iklan media televisi akan terus tumbuh. Potensi total belanja iklan di Indonesia pada tahun 2021 mendatang sebesar US$13,7 miliar atau naik 63,1% dibandingkan belanja iklan di tahun 2016 senilai US$8,4 miliar. Pertumbuhan terbesar berada pada internet (kategori paid search, display, classified) dari porsi 13,1% menjadi 21,5%. Belanja iklan untuk video (TV, web video, bioskop) mencapai 53,8% dari total belanja, naik tipis sebesar 53,6% di 2016.
Berdasarkan peluang serta pertumbuhan pasar diatas, PT Metranet meluncurkan Inrate yaitu sebuah alat pengukuran kepemirsaan televisi berupa rating, baik tayangan berbayar maupun program FTA (free to air). Data analisa Inrate diambil dari populasi 2,1 juta pelanggan UseeTV yang tersebar di 438 kota dan 34 provinsi se-Indonesia.
Konsorsium Inrate menghasilkan perhitungan rating berdasarkan pemirsa UseeTV dengan profiling helix persona yang didapatkan dari lembaga penelitian Roy Morgan dan smart profile yang dihasilkan dari kapabilitas big data Metranet. Pengolahan dan penyajian hasil data oleh Inrate sudah menggunakan pendekatan teknologi informasi terkini yaitu berupa tampilan dashboard pada web aplikasi user friendly dengan data yang diperbaharui secara real time. Pengguna dapat login melalui akun untuk dapat mengakses informasi yang diinginkan.
Saat ini Inrate ditawarkan dalam paket Inrate LITE dengan pilihan Basic, Silver dan Gold. Paket Inrate PRO akan hadir pada tahun 2019 dengan beberapa fitur tambahan. Produk Inrate telah dikembangkan sejak tahun 2017 dan akan terus berkelanjutan hingga tahun 2020.
Tahun 2017 merupakan tahap awal pengembangan berdasarkan populasi pemirsa UseeTV, tampilan dashboard performa TV dan iklan. Pada tahun 2018, ditambahkan dashboard FTA dan PayTV, smart profiling dan helix persona, analisis penonton, perpindahan channel dan perencanaan media.
Pada tahun 2019, berdasarkan populasi dan sampling, dashboard akan ditambah fitur panel pelanggan PayTV. Sedangkan tahun 2020, komersialisasi FTA panel rating dengan populasi penduduk Indonesia dan meningkatkan kualitas rating dengan pendekatan big data analysis. Inrate juga menyediakan layanan akses web online selama 24/7, jadwal pelatihan regular dan buletin triwulan.
Hadirnya Inrate di pasar Indonesia meramaikan industri rating, memberikan pilihan alternatif TV rating yang mencakup semua segmen, psychographics dan merepresentasikan mayoritas populasi di Indonesia. Inrate diharapkan dapat digunakan oleh praktisi televisi, agensi periklanan dan pemilik merk untuk membuat strategi bisnis yang terbaik dengan cara yang bijaksana. “Poin yang membedakan Inrate dari kompetitor adalah kami memiliki pelanggan, data digital dan mengelola big data analysis,” ujar Hartana, CEO Inrate.
“Kami berharap hadirnya Inrate dapat menjadi solusi bagi industri iklan di Indonesia. Studi kami pada USeeTV periode 2017 – 2018 berhasil menaikkan okupansi iklan dari 7% menjadi 15% setelah menggunakan Inrate,” tambah Didik Budi Santoso, Direktur Bisnis dan Operasional PT Metranet.
Inrate turut berperan serta dalam menjaga kedaulatan data karena semua perangkat dan sumber daya merupakan produk lokal Indonesia. Inrate adalah produk korsorsium lokal, dibangun diatas platform big data analytics PT Metranet, berkolaborasi dengan Instrat sebagai lembaga peneliti terkemuka di Indonesia, CGI sebagai lembaga penyedia data video dan rate card serta perusahaan lokal IOT (Internet Of Things) PT FUSI sehingga 95% terdiri dari komponen lokal.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id