Buttonscarves Ramaikan Bisnis Hijab
Di tengah ramainya dunia fasyen Indonesia dengan kehadiran perancang baru, terutama di segmen hijab, masih banyak peluang yang bisa digarap mengingat potensi pasar ini sangat besar. Itulah mengapa selalu lahir perancang baru di segmen ini dan tetap mendapat tempat di pasar.
Salah satunya Linda Anggrea, pendiri butik Buttonscarves. Menurut wanita berusia 27 tahun ini, saat pembukaan butiknya di FX Sudirman, ciri khas dalam rancangan itu penting.
Buttonscarves terinspirasi dari keindahan musim gugur di Jepang, maka itu dalam rancangannya selalu menghadirkan motif cantik dengan tone warna-warna earth, seperti cokelat, biru, hijau, dengan sentuhan motif bunga, ranting, dan dedaunan.
“Buttonscarves selalu identik dengan motif-motif flora seperti keindahan alam, dan kebudayaan sebuah kota atau negara pun turut menjadi inspirasi Kami di Buttonscarves. Selain itu, kami mengupayakan inovasi-inovasi baru pada motif yang dikeluarkan dalam tiap koleksi,” ujar Linda. Ia menyebut koleksi terbaru Buttonscarves bertema Ginkgo Series yang terinpirasi dari pemandangan daun Ginkgo.
Tak hanya itu, Buttonscarves juga dikenal dengan ciri khas lainnya, seperti desain pinggiran kerudung ber-laser cut dengan pola membentuk setangah bulatan kancing. Hal inilah yang mendasari latar belakang lahirnya nama Buttonscarves (Button=kancing).
Linda mengawali kariernya di industri hijab sejak 2016. “Buttonscarves sangat mengutamakan quality over quantity. Pemilihan bahan benar-benar diseleksi seketat mungkin demi menghasilkan kualitas produk yang mengutamakan kenyamanan dan kesan eksklusif bagi pemakainya,” tuturnya dengan banderol harga produk antara Rp 185 ribu – 985 ribu.
Menurutnya, Buttonscarves tidak hanya dikenal di dalam negeri, namun juga negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussamalam dan Singapura. Strategi digital marketing lebih dominan digunakann dalam meningkatkan awareness brand Buttonscarves. Untuk memasarkan produk, ia menggukan beberapa kanal baik e-commerce seperti Hijabenka, Hijup, Zalora, Jd.id, maupun offline store seperti Sogo dan Seibu. Sedangkan untuk pasar luar negeri, Buttonscarves sudah memiliki lebih dari 30 agen.
“Kunci Buttonscarves adalah menciptakan produk yang benar-benar berkesan bagi konsumen agar dapat menciptakan enggagment yang begitu kuat, kini Buttonscarve dapat memproduksi sebanyak 3.000 lembar kerudung setiap bulan,” katanya.
Dipilihnya mal di kawasan Jalan Jenderal Sudirman Jakarta yang strategis, menurut Linda, upayanya agar konsumen mudah mengakses produknya. “Resmi dibukanya butik ini, diharapkan Buttonscarves bisa memenuhi kepuasan permintaan konsumen yang ingin melihat dan memilih secara langsung serta merasakan sensasi sendiri kualitas bahan yang dimiliki Buttonscarves,” terang Linda.
Editor: Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id