Jababeka Donasikan Rp349 Juta untuk Korban Tsunami Selat Sunda
PT Jababeka Tbk, perusahaan pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, beserta tokoh-tokoh lintas agama menggelar doa bersama untuk korban tsunami di Banten dan Lampung. Doa bersama diikuti ratusan orang berlangsung di President Lounge, Menara Batavia,Jakarta (2/1/2019).
“Kami harapkan dengan acara ini dapat mempersatukan semua pihak untuk pemulihan Tanjung Lesung yang saat ini membutuhkan dukungan dari semua pihak, baik moral maupun material. Kondisi Banten dan Lampung harus segera recovery,” jelas Setyono Djuandi Darmono, CEO Jababeka.
Doa bersama dipimpin oleh Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang juga Ketua Tidar Heritage Foundation, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat dengan melibatkan seluruh tokoh dan unsur pemuka agama dari Katholik (Romo Antonius Didit Soepartono), Kristen (Pdt. Dr. Rully Runturambi, M.Th), Hindu (Ida Pangelingsir Agung Putta Sukahet), Budha (Bhikku Cittagutto) dan Konghuchu (WS Budi Santoso Tanuwibowo).
Selepas tsunami yang menghantam Tanjung Lesung, Jababeka akan terus fokus pada upaya pencegahan bencana di Tanjung Lesung. Di antaranya pentingnya alat peringatan dini, pemecah ombak, hingga pelatihan mitigasi bencana. Dan KEK Tanjung Lesung sebenarnya wilayah percontohan dan semua dianggap pelajaran, saling belajar serta tidak saling menyalahkan.
Menuru Darmono, prioritas yang dilakukan Jababeka paska bencana adalah menolong korban, evakuasi, membersihkan puing-puing paska bencana agar supaya hotel-hotel bisa segera beroperasi karena banyak turis-turis dari segmen berbeda. Banyak turis yang ingin melihat bencana alam, turis yang ingin melakukan riset studi dan relawan-relawan dari luar negeri yang ingin membantu seperti dari Australia.
“Sekarang kami sudah menerima tamu meski seadanya, tapi diharapkan pertengahan Januari ni sudah beroperasi, karena karyawan harus bekerja. Kami juga pembayar pajak terbesar di Pandeglang, kalau tidak beroperasi Kabupaten Pandeglang juga mengalami kesulitan keuangan,” ujarnya
Selain doa bersama, acara dilanjutkan penggalan dana untuk korban tsunami di Selat Sunda itu. Bantuan dari donator yang terkumpul sekitar Rp349 juta. Bantuan tersebut langsung diserahkan kepada lembaga kemanusiaan Palang Merah Indonesia dan Aksi Cepat Tanggap, Dompet Dhuafa.
Sebelumnya Grup Jababeka membuka posko penerimanaan bantuan yang berakhir 32 Desember 2018. Bantuan Rp349 juta itu terdiri dari Yayasan Tidar Heritage Foundation sebesar Rp 273.168.753, Yayasan PATA sebesar Rp 75.862.416 dan komunitas sepeda onthel sebesar Rp 12,5 juta dan dari Osaka Long Life sebesar US$ 10 ribu. “Ini merupakan tahap pertama dan kami terus akan menyalurkan bantuan kepada korban tsunami melalui lembaga terpercaya. Kami juga memberikan beasiswa penuh bagi korban tsunami bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Universitas Presiden,” ujar Darmono..
www.swa.c.id