Rama Adrian
Mengawali karier di Grup Go-Jek pada 2015, Rama Adrian dipercaya sebagai Manajer Akuisisi Bisnis Go-Life. Selanjutnya, ia dipindahkan ke divisi lain dengan posisi Pemimpin Proyek Go-Tix, Juli-Desember 2015. Lalu, menjabat sebagai Pemilik Produk dan Kepala Go-Tix hingga Agustus 2017. Kariernya terus meningkat, per Agustus 2017 ditetapkan sebagai Vice President Consumer Solution Loket.
Sebagai VP Solusi-Konsumen Loket, tugas dan tanggung jawab Rama yaitu mengarahkan produk akan ke mana dan memonitor kinerja produk di pasar. Selain itu, ia juga mengurus operasional yang berhubungan dengan pelanggan. Saat ini, ia dan tim yang beranggotakan 50 orang fokus pada Loket Distribution Program (LDP).
Rama menjelaskan, LDP dilaksanakan dari awal Loket berjalan. Program ini berupa skema distribusi penjualan tiket yang disediakan Loket untuk membangun jaringan dengan afiliasi secara online dan offline. “Kami merasa bahwa Loket harus bermitra dengan berbagai macam distribusi, karena targetnya ingin membuka channel sebanyak mungkin, agar konsumen memiliki jangkauan luas,” ujar pehobi basket dan nge-gym ini.
Hingga kini, Loket telah merangkul 30 mitra. Targetnya tidak terbatas karena manajemen ingin nantinya penjual pulsa, misalnya, juga bisa ikut tergabung dengan LDP. Bahkan, mengincar kerjasama dengan e-commerce besar lainnya dan agen-agen penjual pulsa.
Pria kelahiran Pekanbaru, 5 April 1989, ini mengungkapkan, Grup Go-Jek memiliki dua brand terkait penjualan tiket, yaitu Loket dan Go-Tix, sehingga beririsan pasarnya. Tantangan yang dihadapi juga banyak. “Pada saat yang bersamaan, saya meng-handle dua bisnis yang berbeda,” ia menegaskan.
Tantangannya, lanjut Rama, ada konflik internal dan cara untuk mengatasinya adalah kembali kepada tujuan perusahaan. Hal-hal ini akan terus ada selama perusahaan berjalan. Namun, selama ini masih bisa diatasi dengan menegaskan batas antara bisnis Go-Tix dan Loket.
Di sisi operasional, tantangannya yaitu di tim operasional ada layanan pelanggan yang beririsan dengan tim lain. Cara menghadapinya, dengan tidak melepaskan tanggung jawab dan bisa beradaptasi dengan kondisi yang terjadi. Kemudian, tantangan lainnya, menjadi pemimpin di usia muda juga tidak mudah bagi Rama. Maklum, tim yang ia bawahkan terdiri dari orang-orang yang seumuran dengannya, bahkan lebih tua.
“Yang saya lakukan adalah belajar menjadi leader yang baik dan me-manage orang-orang di bawah tim saya. Itulah tantangan saya ketika awal-awal menjadi leader. Waktu itu, sangat sulit sekali untuk gain the respect. Nah, saya mulai mendapatkan respek dari staf ketika ada masalah dan berdampak pada bisnis perusahaan. Di sanalah peran leader harus di depan dan di situlah saya gain the respect dari mereka,” kata lulusan S-1 Urban Planning, Institut Teknologi Bandung, ini dengan bangga.
Tak puas dengan pencapaian sekarang, Rama masih ingin mengejar sejumlah target pribadi dan perusahaan ke depan. Secara personal, ia ingin mendalami bidang ticketing dan entertainment. Passion-nya di bidang teknologi sangat kuat, sehingga apa pun jenis perusahaannya, ia ingin menguasai teknologinya.
Di perusahaan, Loket dan Go-Tix, Rama ingin mencetuskan banyak inovasi lagi agar konsumen makin puas. Bukan hanya dari segi dampak sosial, tetapi juga perkembangan bisnis perusahaan.
Eksekutif muda yang pernah bekerja di Sinar Mas Land dan EmNTWRK ini mengaku masih betah barkarier di Loket karena cocok dengan budaya kerjanya. Karyawan Loket, menurut Rama, merupakan para pekerja keras dan sangat passionate dalam melayani orang lain. (*)
Eva M.Rahayu/Anastasia A. Sukmono