Prudential Targetkan 92 Ribu Siswa Dapat Kurikulum Cha-Ching
Prudential Indonesia melanjutkan pengenalan Kurikulum Cha-Ching kepada instansi pendidikan di Jabodetabek, setelah sebelumnya sukses meningkatkan literasi keuangan pada siswa Sekolah Dasar di Sidoarjo.
Program ini bertujuan untuk membantu menanamkan keterampilan pengelolaan uang dasar, khususnya pada anak-anak berusia antara 7 hingga 12 tahun. Kegiatan ini sejalan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 76 tahun 2016, untuk mengimplementasikan pendidikan keuangan pada masyarakat Indonesia.
“Sesuai dengan fokus We Do Good yang dicanangkan perusahaan di awal tahun, kami berkomitmen untuk mendukung usaha pemerintah dalam meningkatkan literasi serta inklusi keuangan masyarakat Indonesia, terutama anak-anak di tingkat sekolah dasar, salah satunya melalui program Cha-Ching,” ujar Nini Sumohandoyo, Sharia, Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia.
Dasar pengajaran dari Kurikulum Cha-Ching adalah untuk menanamkan empat konsep utama dalam pengelolaan uang, yaitu Memperoleh (Earn), Menyimpan (Save), Membelanjakan (Spend), dan Menyumbangkan (Donate) dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Tujuan dari pendidikan keuangan sejak dini adalah memberikan pemahaman dasar mengenai pentingnya nilai uang, sehingga anak-anak diharapkan dapat membuat keputusan finansial yang lebih baik saat dewasa. Kurikulum Cha-Ching ini sejalan dengan studi dari University of Cambridge yang mengungkapkan bahwa anak-anak mulai membentuk kebiasaan finansial sejak usia 7 tahun.
Marc Fancy, Executive Director Prudence Foundation, mengatakan, pendidikan memiliki peran yang sangat fundamental dalam pembangunan sumber daya manusia. “Dengan populasi golongan menengah dunia yang diperkirakan akan naik dari 1,8 miliar di 2009 menjadi 4,9 miliar di 2030, di mana 66% di antaranya berasal dari Asia. Selain itu, mengingat peningkatan inklusi keuangan yang cukup pesat, adalah suatu keharusan bagi semua individu untuk membekali diri dengan pengetahuan dan pemahaman tentang keuangan untuk menjamin keberhasilan mereka di masa depan,” kata dia menguraikan.
Sementara itu, Siddharta Moersjid, Ketua Dewan Nasional Prestasi Junior Indonesia, mengatakan, program ini mampu menjadi barometer bagi peningkatan literasi keuangan untuk anak-anak tingkat sekolah dasar di Indonesia. “Secara keseluruhan, implementasi program kurikulum Cha-Ching sebelumnya di Sidoarjo mampu memberikan dampak edukatif yang kuat dan positif bagi pelajar yang berpartisipasi, dengan adanya peningkatan nilai pemahaman materi kurikulum sebanyak 19%,” kata dia.
Pada tahun 2018, Kurikulum Cha-Ching telah diperkenalkan di 221 sekolah di Jakarta dengan capaian 14.062 murid dan 466 guru. Hingga tahun 2020 mendatang, program ini ditargetkan dapat menjangkau 92.000 siswa di 1.546 sekolah di Jakarta. Sebagai kelanjutan dari program ini, perusahaan berencana untuk menyelenggarakan Workshop Kurikulum Cha-Ching bersama Sahabat Cha-Ching di Jakarta pada Juli 2019. Kegiatan tersebut bertujuan untuk merangkul perwakilan komunitas edukasi di Jakarta, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai literasi keuangan.
“Kami berharap, kelanjutan dari pengenalan program Kurikulum Cha-Ching di Indonesia mampu memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kesadaran masyarakat, terutama anak-anak, terhadap pentingnya pengelolaan keuangan,” ujar Nini.
Program yang telah diperkenalkan sejak tahun 2012 ini, telah dimasukkan ke dalam kurikulum Sekolah Dasar di Sidoarjo, Jawa Timur tahun 2017. Hingga kini, kurikulum Cha-Ching telah diimplementasikan di 602 sekolah di Sidoarjo dan menjangkau lebih dari 29.000 siswa Sekolah Dasar dan sekitar 969 guru.
Editor: Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id