Akuisisi Google Guncang Produsen Smartphone
HTC Corp, Samsung Electronics Co dan berbagai produsen smartphone berisiko kehilangan pamor setelah Google Inc membeli Motorola Mobility Holdings Inc. Pasalnya, Motorola memiliki akses lebih besar untuk memanfaatkan teknologi Android milik Google.
Pernyataan tersebut diungkapkan analis Gartner Inc, Michael Gartenberg. Para produsen smartphone itu memanfaatkan sistem operasi Android sejak 2008, namun sejak Motorola mendapatkan akses ‘spesial’ ke lingkup Google, posisi pemain smartphone itu mungkin terguncang. “Ini adalah skenario mimpi buruk,” ungkap Gartenberg yang berbasis di Stamford, Connecticut. “Google sudah berubah dari posisi mitra menjadi kompetitor.”
Google membayar US$ 12,5 miliar kepada Motorola Mobility dalam proses akuisisi yang menyebabkan Google mampu meraup 17 ribu paten Motorola. “Google berkomitmen untuk membuat keseluruhan ekosistem menjadi sukses,” ujar CEO Google, Larry Page. Direktur Keuangan HTC, Winston Yung mengaku setuju dengan keputusan ini. Selain itu, Google mengklaim transaksi tersebut didukung oleh Samsung, Sony Ericsson Mobile Communications AB dan LG Electronics Inc.
Memang sebenarnya, mitra pengguna Android memperoleh keuntungan dari proteksi paten terkait kesepakatan tersebut. HTC dan berbagai produsen lain tersangkut masalah karena dituduh melanggar paten ponsel milik Apple dan Microsoft Corp. Google akan memanfaatkan portofolio Motorola untuk negosiasi kesepakatan cross-licensing, ujar Abhey Lamba, analis di ISI Grup, New York.
Meskipun, kekuatan Motorola mungkin membuat para kompetitor kesulitan meraih lebih banyak pelanggan. Sebagai contoh, 80% produk HTC memanfaatkan sistem operasi Andorid. “Beberapa tahun mendatang merupakan masa sulit bagi HTC karena pertumbuhan pasar melambat dan mereka (HTC) harus terus berkompetisi meraih pangsa pasar. Dalam jangka panjang, isu akuisisi Google berdampak banyak bagi HTC,” ujar Lamba.
Memperoleh Google sebagai ‘tangan kanan’ membantu Motorola Mobility meraih lebih banyak pangsa pasar seluler. Saat ini, mereka di posisi 8 dengan pangsa pasar hanya 2,4%, berdasarkan data Gartner. Nokia berada di posisi satu, diikuti oleh Samsung, LG dan Apple. HTC berada di peringkat tujuh.
Karena itu, Samsung dan HTC mungkin cenderung untuk meningkatkan ‘keintiman’ dengan Microsoft ataupun Hewlett-Packard Co, ujar James Faucette, analis di Pacific Crest Securities. Microsoft dapat mempermanis kesepakatan dengan menawarkan insentif pada mitra. Di sisi lain, CEO Hewlett-Packard telah mengatakan bahwa perusahaan berencana untuk melisensi perangkat lunak WebOS ke produsen hardware.
“Jika Anda pemegang lisensi Android, Anda harus mencari alternatif lain,” ujar Faucette. “Microsoft sudah menunjukkan kesediaan mereka untuk memberikan dana kepada pemegang lisensi.”