CSR Corner

Optik Tunggal Bagikan 90 Kacamata Gratis

Optik Tunggal Bagikan 90 Kacamata Gratis
Asri Welas menggendon Ibran (kiri), Alexander F. Kurniawan Chairman PT Optik Tunggal Sempurna (tengah) dan istri Alex

Mungkin belum banyak yang paham, kini banyak bayi lahir dengan kelainan bawaan berupa katarak kongenital. Dan banyak dari orang tua yang telat sadar anaknya mengalami kelainan ini. Padahal jika telat penanganannya, bisa menimbulkan kebutaan permanen. Kejadian pada putra kedua Asri Welas seorang artis, yang mengalami kelainan ini menyadarkan banyak pihak. Apalagi setelah artis yang mengawali karirnya sebagai model ini, membagikan yang dialami Ibran putranya itu di akun Instagram pribadinya.

Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan kelainan katarak kongenital ini, Optik Tunggal yang tahun ini merayakan HUT ke-90, melakukan aksi corporate social responsibilities (CSR) dengan membagikan 90 kacamata gratis pada anak-anak kurang mampu yang menderita kelainan ini. Di saat yang sama, diperkenalkan Optik Tunggal Next Generation, optik khusus bayi dan anak.

Diungkap Alexander F. Kurniawan Chairman PT Optik Tunggal Sempurna di Plaza Indonesia (02/03/2019) sebagai ayah tiga anak yang sedang tumbuh ia dan istri memiliki perhatian khusus pada kesehatan mata anak-anak. “Seperti kita ketahui jumlah penduduk Indonesia itu sangat besar, porsi anak-anak di bawah 18 tahun pun besar sekitar 77 juta atau 29.4 persen dari total penduduk,” katanya.

Menurutnya kacamata bayi dengan lensa yang cukup tebal di Indonesia belum tersedia. Padahal penderita kelainan kongenital ini harusmenggunakan kacamata dengan lensa tebal. “Di Indonesia juga belum ada optik yang secara khusus melayani anak-anak atau pediatric optical, kalau pun ada, digabung dengan optik umum. Padahal melayani anak-anak itu susah. Untuk memeriksa anak-anak dalam hitungan menit saja bisa lebih, kalau dewasa, fokus bisa dalam hitungan detik,” jelasnya.

Alex menyebut pernah melakukan riset pada 2014-2015 bahwa 40-50% anak yang disurvei harus menggunakan kacamata, bahkan di sebuah sekolah internasional di Jakarta ada yang mencapai 72%. Maka itu pada September 2017 Optik Tunggal mulai mengembangkan optik khusus anak di Mal Kelapa Gading 3 Jakarta.

“Kami butuh waktu 1,5 tahun untuk mendidik pegawai kami yang dinilai sangat ramah, menyenangkan dan senang anak-anak untuk melayani di optik ini. Bahkan ada dua professor khusus pediatric optical dari Filipina yang kami minta untuk men-training mereka,” terangnya. Gerai Optik Tunggal Next Generation juga harus didukung alat khusus yang bisa mobile karena anak-anak cenderung tidak bisa diam, agar pemeriksaan mata anak lebih menyenangkan.

Saat ini ada 4 gerai Optik Tunggal Next Generation: Kelapa Gading 3 Mall, Tunjungan Plaza Surabaya, Plaza Indonesia dan Kota Kasablanka. Secara bersamaan dengan dikembangkannya Optik Tunggal Next Generation, ujar Alex ia membaca berita di sebuah media tentang yang dialami Ibran, putra kedua Asri Welas. “Ibran baru 3 bulan sampai siap dipasang lensa, itu golden growth anak-anak bisa kehilangan masa indah jika tidak menggunakan kacamata khusus setelah operasi,” kata Alex. Ia mengaku tidak kenal Asri Welas siapa dan artis apa.

“Saya langsung meminta anak buah untuk menghubungi, juga kontak Zeiss, yang merupakan produsen lensa terbaik dari Jerman, yang bisa membuat lensa tipis untuk bayi. Bayangkan kacamata Ibran itu +18, tebal sekali untuk bayi, butuh sebulan untuk Zeiss menyiapkan lensa untuk Ibran,” terangnya.

Sejak tahun lalu setiap bulan Optik Tunggal menyediakan satu kacamata khusus untuk anak-anak penderita kelainan kongenital seperti putra Asri Welas itu. Dan memasuki usia ke-90 tahun ini Optik Tunggal ingin meluaskan kampanye kepedulian ini untuk 90 anak penderita katarak kongenital. “Kami mendorong masyarakat yang anaknya atau yang dikenalnya untuk menghubungi akun Instagram Asri Welas serta akun Youtube kami, untuk mengetahui cara mendapatkan kacamata khusus ini,” kata Alex.

Sejak kampanye ini digulirkan, sudah ada 27 anak penderita kongenital yang diperiksa, namun baru 9 anak yang sudah diberikan kacamatanya. Seperti diketahui untuk memesan lensanya Zeiss Jerman memakan waktu satu bulan. “Saya minta sekali para Ibu peduli pada panca indra anak-anaknya, karena kalau terlambat apalagi ketika kasih bayi sudah mengalami kelainan, akan fatal. Ibran setelah operasi lalu terapi kacamatanya dari ukuran +18 menjadi +14. Dengan terus terapi dan perbanyak asupan DHA saya yakin akan terus berkurang, selain tentu stimulasi dan penggunaan kacamata yang benar,” kata Asri yang saat menceritakan Ibran sambil menangis.

Didukung Zeiss, gerakan Optik Tunggal ini juga diharapkan juga mendapat dukungan pihak lain yang konsern pada kesehatan mata anak. Alex menyebut biaya kacamata khusus ini sangat mahal per kacamata sekitar Rp 8-9 juta sudah termasuk bingkai. “Kami mengajak pihak lain, bisa juga swasta untuk juga bisa menjadi donatur kampanye ini,” katanya.

Optik Tunggal saat ini ada 106 gerai, tahun ini Alex merencanakan akan buka 6 gerai lagi plus satu gerai Optik Tunggal Next Generation di daerah Jakarta Selatan di akhir tahun. “Tahun depan kami akan mulai ekspansi besar lagi, kami seperti pebisnis lain menunggu lewatnya tahun politik tahun ini,” ujarnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved