Kegigihan Jadi Kunci Inna Chandika Berkarir di Tokopedia
Berlatarbelakang bidang keuangan, Inna Chandika, yang kini menjabat sebagai Vice President of Merchants Tokopedia, sempat mengambil kesempatan menjadi Chief of Staff. Posisi tersebut tentunya berbanding terbalik dengan ia pelajari selama perjalanan pendidikan dan karirnya. Bagaimana ceritanya?
Sebelum berkarir di Tokopedia, Inna bergabung selama 8 tahun di Morgan Stanley, Singapura. Ia masuk sebagai Analis pada tahun 2009 hingga mencapai puncak karirnya di perusahaan tersebut sebagai Vice President selama setahun, yakni 2016-2017.
Kepada SWA Online ia bercerita, “Orang biasanya karir pertama bergantung dari bidang kuliah. Jadi, saya kuliah di bidang akuntansi, kemudian otomatis setelah lulus kuliah saya masuk perbankan. Karena kuliah di Singapura, saya bekerja di Bank Morgan Stanley di mana saya mulai karir perbankan saya di investment banking.”
Wanita lulusan Singapore Management University ini menyampaikan bahwa masa awal kerjanya, ia banyak beraktivitas di depan komputer. Bersama Morgan Stanlay Inna banyak bekerja sama dengan perusahaan besar yang ingin masuk pasar bursa. “Salah satu proyek saya adalah IPO RS Mitra Keluarga,” kenang Inna.
Selama beberapa tahun terakhir di bidang perbankan, Inna melihat ternyata potensi ekonomi di Indonesia luar biasa, makanya banyak investor asing melirik Indonesia. Hal ini kemudian membuat Inna tertarik kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Tokopedia pada tahun 2017.
“Saat pertama kali berbincang dengan orang-orang di Tokopedia, saya merasakan perusahaan ini misinya bukan hanya bisnis saja, tapi punya visi misi jauh lebih besar, yakni membuat Indonesia lebih baik,” ungkap Inna yang mengawali karir di Tokopedia sebagai AVP of Corporate Finance.
Ia merasa di Indonesia banyak sekali pelaku bisnis baru, tapi ternyata dari segi kualitas sama bagusnya dengan merk yang besar. Hal itu yang membuat Tokopedia selalu mengangkat merek lokal.
Inna menekankan bahwa kegigihan adalah poin penting yang ia pegang dalam berkarir. Apalagi, ia menghadapi perubahan saat berpindah dari perusahaan besar yang sudah stabil ke sebuah startup yang lebih dinamis. “Dulu selalu ada tantangan-tantangan tertentu, tapi begitu masuk startup, tantangannya lebih luar biasa dan lebih cepat lagi,” ungkapnya.
Morgan Stanley merupakan perusahaan yang sudah cukup lama berjalan, sehingga dari segi prosedur dan proses bisnis sudah tertata dengan baik. Hal ini tentu berbeda dengan Tokopedia sebagai perusahaan baru. Bagi Inna, Unicorn tempatnya bekerja itu merupakan perusahaan hypergrowth yang pertumbuhannya luar biasa. “Saat saya join, jumlah Nakama kami 1200 orang. Sekarang kami di 3900 orang,” tutur Inna menyebutkan jumlah karyawan Tokopedia yang biasa disebut Nakama (teman).
Tata prosedur yang ia dapat dari Morgan Stanley kemudian Inna bawa ke Tokopedia. Inna banyak berperan di penataan operasional Tokopedia, khususnya di bidang keuangan.
Bagaimana kemudian Inna dapat menjabat sebagai Chief of Staff? Ia menjelaskan, “Saya masuk Tokopedia di Corporate Finance yang masih menyambung bidang keuangan. Setelah itu, saya mendapat tantangan baru menjadi Chief of Staff karena di hyper-growth company, dengan menunjukkan kegigihan dan juga mau belajar yang baru, akan selalu otomatis akan ada peluang baru. Kenapa bisa ada peluang baru, karena kami dalam pertumbuhan yang sangat luar biasa.”
Saat menjadi Chief of Staff, Inna banyak belajar hal baru, salah satunya adalah komunikasi. Sebelumnya, ia hanya berkomunikasi dengan angka, namun kini Inna harus bisa berkomunikasi dengan Nakama.
Untuk terus meningkatkan kompetensi dalam berkarir, Inna mendapatkan ilmu dari membaca. Ia merasa dirinya masih memiliki banyak improvement area, jadi ia banyak membaca tentang manajemen dan komunikasi.
“Namun, teori kalau tidak diterapkan hanya akan menjadi sekadar teori,” tegas Inna. “Jadi aspek kedua yang saya lakukan yakni menerapkan pelajaran yang sudah saya baca. Di mana saya sendiri sangat menyadari bahwa Nakama sering sharing yang jujur dan growth mindsetnya ada.”
Inna merasa senang berkarir di Tokopedia. Ke depan, ia ingin bersama perusahaan tersebut ikut berusaha mewujudkan pemerataan ekonomi di Indonesia. “Jakarta gaji paling besar, akses ke barang paling mudah, dan harga paling murah. Di luar Indonesia malah kebalikannya, makanya dari Tokopedia mencoba terus melakukan kemajuan lewat inovasi,” tutup Inna.