“Grafologi membantu saya mengenali diri sendiri dan orang lain dengan lebih baik, meningkatkan kualitas hidup dan performance saya secara signifikan baik di dunia profesional maupun personal.” Itulah jawaban Deborah Dewi, seorang ahli grafologi, analis tulisan tangan, perihal alasannya menjadi profesional di bidang yang relatif belum banyak dikenal di Indonesia itu.

Salah satu pembuktiannya adalah saat perempuan kelahiran Surabaya pada 22 Juni 1981 ini memenangi Young Professional Caring Award, ajang yang diselenggarakan Grup Martha Tilaar untuk memilih perempuan yang berani mewujudkan mimpinya serta berprestasi. Kesungguhannya mendalami grafologi juga terlihat karena sekarang ia tengah menyelesaikan tugas akhir Program Certified Master of Handwriting Analyst.

Deborah mulai mengenal grafologi akhir 2009, yang mampu membawanya bangkit dari kondisi depresi karena persoalan pribadinya. Dan pada pertengahan 2010 ia mengambil keputusan berani, yakni hijrah dari Surabaya ke Jakarta untuk menjadi ahli grafologi full timer. Kini, ia dalam tahap membentuk instansi untuk mewadahi profesinya secara serius. “Salah satu produk grafologi yang akan saya launch dalam waktu dekat terbukti dapat me-leverage kinerja sumber daya manusia yang memiliki masalah seperti susah berkonsentrasi, rendahnya pengendalian emosi sehingga mengganggu fokus kerja SDM,” ujar Deborah.

Sebelum menjajaki grafologi, lulusan Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, ini sempat menjabat sebagai Manajer Event Ardan Midworks dan menjadi pengelola sekaligus pemegang saham sebuah agensi komunikasi pemasaran di Surabaya yang menangani projek berbagai perusahaan besar seperti Astra, Sampoerna dan M-150.

Tri Wahyuni/Eddy Dwinanto Iskandar