Listed Articles

Semester I 2011, Ekspor RI Raup US$ 116 Miliar

Semester I 2011, Ekspor RI Raup US$ 116 Miliar

Kinerja ekspor pada periode Januari-Juli 2011 naik 36,5% sehingga mencapai US$ 116 miliar. Yang menarik, neraca perdagangan menunjukkan peningkatan surplus, terutama pada sektor nonmigas, kecuali kakao. Jika nilai ekspor US$ 200 miliar di tahun ini bisa tercapai maka Indonesia menjadi negara ke-21 yang sanggup mencapai ekspor diatas US$ 200 miliar.

Pertumbuhan sebesar 36,5% berasal dari ekspor nonmigas sebesar 32,4% dan migas sebesar 55,4%. jika dilihat bulanan, kinerja ekspor di awal semester II 2011 mengalami penurunan 5,2% dibandingkan kinerja di Juni 2011. Neraca perdagangan Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif. Selama periode Januari-Juli 2011, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 16,4 miliar dengan surplus nonmigas mencapai US$ 16,1 serta migas sebesar US$ 0,3 miliar.

Walaupun peningkatan ekspor nonmigas semester pertama 2011 didorong oleh seluruh sektor, tapi yang mendominasi adalah oleh barang-barang industri. Pada periode tersebut, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor industri yaitu 34,% dari US$ 52,3 miliar menjadi US$ 70,6 miliar. Selain itu, pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 32,4% selama semester pertama 2011 bersumber dari pertumbuhan produk industri sebesar 34,9%, pertambangan 28% dan pertanian sebesar 10,2%.

Dominasi dan kenaikan ekspor barang-barang dari sektor industri ini bisa menjadi salah satu indikator bahwa industri di Tanah Air telah on-track seiring digalakkan hilirisasi industri. Ekspor manufaktur seperti TPT, alas kaki dan otomotif juga tetap menunjukan pertumbuhan. Hal ini mengindikasikan peningkatan output sektor industri manufaktur yang juga mencerminkan perkembangan, sesuai dengan kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi industri. Komoditi yang mengalami pertumbuhan nilai ekspor terbesar adalah kopi dan udang masing‐masing tumbuh sebesar 92,2% dan 23,6% yang didorong oleh peningkatan volume dan harga, suatu pembalikan kondisi dari tahun 2010 yang anjlok tajam .

Sementara itu, terkait dengan hilirisasi industri, beberapa produk olahan mengalami peningkatan ekspor, seperti kakao olahan, volume ekspornya meningkat 62,4 persen. Sejak pengenaan Bea Keluar Biji Kakao April 2010, volume ekspor kakao olahan terus mengalami peningkatan. Selama Januari‐Juni 2011 ekspor manufaktur seperti produk TPT, karet dan produk karet, alas kaki dan otomotif, terjadi peningkatan output di sektor tersebut.

Balas ke: Balas ke zachra puteri Kirim


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved