Listed Articles

Rahasia Sukses Anton dkk Menjadi Game Developer Touchten

Oleh Admin
Rahasia Sukses Anton dkk Menjadi Game Developer Touchten

Bermula dari sekadar agar bisa survive di negeri orang, Anton Soeharyo berhasil menjadi game developer kenamaan. Malah, salah satu game ciptaan dia bersama dua kawan lainnya (Rokimas Putra Soeharyo dan Dede Indrapurna Soebroto), Hachiko HD Lite sempat menjadi Top 10 Apps untuk iOS. Yaitu nomor 1 di Indonesia App Store, nomor 8 di Japan App Store, bahkan nomor 7 di US App Store. Kini seluruh game TouchTen telah mencapai total 2 juta unduhan.

Dua tahun silam, Anton yang masih kuliah di Waseda University, Tokyo merasa kesulitan untuk survive. Tingginya biaya hidup di negeri Sakura mengharuskan dia mengencangkan ikat pinggang. Apalagi, pada saat yang sama Anton juga mengambil studi di Peking University, Beijing, Cina (double degree). Kerja sambilannya sebagai asisten pengajar Bahasa Inggris di Jepang dirasanya masih belum mencukupi. Terinspirasi dari keberhasilan para game developer untuk iOS, Anton tertarik.

“Ada satu game tentang kentut. Game sederhana seperti itu bisa laku. “Masa kentut orang Indonesia kalah wangi, “kenang Anton soal tekadnya itu. Maka, ia putuskan membuat aplikasi dan menjualnya di Apple Store. “Untung, ayah saya (Rudy Haryo) memberikan angpao. Saya tidak mau angpow ini boros seperti sebelumnya. Harus saya lipat gandakan, “ ujar pria kelahiran 30 Oktober 1985 ini.

Tekadnya ini ia utarakan pada adiknya, Rokimas Putra Soeharyo yang kuliah di University of Michigan, USA. Gayung pun bersambut. Roki, yang kelahiran 17 Februari 1988 sepakat melipatgandakan angpao melalui jualan game. “Karena basic saya Hubungan Internasional, tidak tahu coding, saya kontak Dede, kawan saya, “ujar Anton. Dede Indrapurna Soebroto, kelahiran 29 Agustus 1987 kala itu masih merampungkan Bachelor of Computer Science dari Monash University, Melbourne, Australia.

Jangan dikira mereka lantas bertemu di suatu tempat untuk menggodok rencananya itu. Meeting dilakukan via Skype. Bagi tugas pun dilakukan. Anton berlaku sebagai designer sekaligus penggagas game, sementara Roki dan Dede kebagian tugas mengejawantahkan ide Anton ke dalam bahasa teknis (coding). “Akhirnya angpao tadi kita belanjakan perangkat dan software yang diperlukan untuk game,” cetusnya. Ketiganya sepakat mengambil nama Touchten sebagai benderanya. Nama Touchten diambil lantaran mimpi mereka untuk menyentuh langit. Sebab, touch selain merepresentasikan produk mobile Apple yang dioperasikan dengan disentuh dan dalam dalam Bahasa Jepang berarti langit.

Anton memilih iOS lantaran aplikasi inilah yang dinilai paling mudah untuk mobile phone. Pasalnya iOS platform telah dilengkapi dengan SDK (software development kit) dan dokumentasinya. 泥an didukung dengan buaannyaaaknya cerita sukses pembuat iOS App menjadi miliarder. Itulah yang mendorong kami membuatnya,kata Anton berapi-api.

Game ciptaan Touchten yang pertama adalah iPhong. Game ini tidak terlalu berhasil. Hanya mencapai 2 ribuan unduhan. Lalu, Anton beserta timnya terus menggodok ide-ide baru. Hingga suatu kali ia menciptakan game berbasis resto Jepang. Game ini diberi nama Susi Chain. Di luar dugaan, game ini cukup digemari hingga mampu meraup unduhan hingga 2,1 juta. Kesuksesan berikutnya juga menghampiri game Hachiko meski baru mencatatkan angka 500 ribu download. “Game yang kami buat sifatnya sederhana, menghibur dan yang paling penting bisa membuat orang kecanduan, “jelas Anton. Bila ditotal, seluruh game ciptaan Touchten telah diunduh hingga 2,7 kali.

Sayangnya, Anton enggan blak-blakan soal keuntungan yang diraupnya. Namun,sebagai gambaran pihak Apple memberlakukan bagi hasil dengan skema 70-30. Rinciannya, 70% untuk developer dan 30% untuk Apple dalam satu kali download. Tiap aplikasi ada banderol harga masing-masing. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved