Listed Articles

Inilah Tiga Alasan Pegawai Gagal Berprestasi

Inilah Tiga Alasan Pegawai Gagal Berprestasi

Kompetisi dunia bisnis saat ini semakin ketat. Setiap profesional dituntut untuk semakin produktif dan meningkatkan efektivitas kerja mereka. Namun, meski telah meluangkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan hingga pulang larut malam bahkan tetap bekerja di akhir pekan, banyak yang merasa bahwa pekerjaan yang dilakukan belum bisa terselesaikan dengan baik. Lebih disayangkan lagi, hubungan dengan keluarga-pun menjadi renggang, tidak terjaga dengan baik.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh FranklinCovey menunjukkan fakta bahwa para professional hanya menggunakan 30% waktu yang mereka miliki untuk mengerjakan hal-hal yang penting. Sisa 70% waktu ternyata digunakan untuk mengerjakan hal-hal yang kurang penting bahkan tidak relevan dengan pekerjaan yang harus diselesaikan. Tak dapat dipungkiri, kenyataan ini sering menghambat kita untuk menghasilkan kinerja yang luar biasa (extraordinary result). Boleh dibilang, saat ini kita menghadapi paradoks mengenai produktivitas. Kita menghadapi dilema bahwa untuk menjadi pribadi yang produktif merupakan hal yang susah-susah gampang di era kemudahan pengetahuan serta teknologi informasi ini.

Berdasarkan keterangan FranklinCovey, ada 3 alasan yang membuat professional sulit menghasilkan extraordinary result. Pertama adalah perhatian pegawai yang tidak fokus di lingkup kerja. Dengan kemudahan teknologi seperti adanya smartphone dan komputer tablet, setiap saat kita dihadapkan dengan datangnya email yang seakan tidak berhenti, alert dari media sosial yang seakan-akan menuntut perhatian kita secara lebih dan penting untuk segera dijawab. Kondisi ini ternyata mempengaruhi kinerja otak kita untuk selalu menentukan mana yang lebih penting untuk diselesaikan terlebih dahulu.

Kedua, semakin meningkat dan rumit keputusan-keputusan yang harus kita ambil setiap hari. Saat ini para professional masih terbelenggu dalam paradigma bekerja di era pekerjaan yang dimiliki hanya terfokus pada hal-hal tertentu saja. Kita harus bisa membuat keputusan-keputusan yang tepat sehingga energi yang kita miliki tidak terkuras habis. Pada akhirnya, kita dapat melakukan pekerjaan dengan maksimal.

Ketiga adalah krisis energi yang dialami para profesional. Seringkali kita merasa sudah terlalu lelah untuk menyelesaikan pekerjaan dan seakan-akan membutuhkan waktu istirahat yang lebih lama. Kesibukan sering membuat kita lupa untuk berpikir santai dan ‘mengisi ulang’ energi sehingga mampu menghasilkan kinerja yang lebih maksimal lagi.

Meski demikian, setiap professional sebenarnya memiliki kesempatang untuk menghasilkan extraordinary result yaitu dengan mengubah prioritas kita dengan melakukan 70% hal yang penting dan 30% untuk hal yang tidak penting dalam pekerjaan tersebut. Untuk menghasilkan kinerja yang luar biasa tersebut, kita perlu untuk memprioritaskan bukan sekadar waktu namun memprioritaskan keputusan (decision), perhatian (attention) dan energi.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved