Uji Kelayakan dan Kepatutan Caketum BPP Hipmi Baru
Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) baru saja usai menggelar rangkaian Uji Kelayakan dan Kepatutan terhadap Calon Ketua Umum (Caketum) BPP HIPMI periode 2019 – 2022. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian road to Musyawarah Nasional (Munas) HIPMI XVI yang harus dijalani oleh para calon ketua umum (Caketum) selain debat terbuka dan kuliah umum.
Adapun panelis dalam kegiatan tersebut adalah para mantan Ketum Hipmi, antara lain Abdul Latief (Pendiri dan Ketum 1972 – 1973), Hariyadi Sukamdani (Ketum 1998 – 2001), Harry Warganegara (Ketum 2011 – 2014) dan Ridwan Mustofa (Sekjen 2008 – 2011).
Untuk Caketum yang diuji adalah Bagas Adhadirgha (Ketua Bidang Luar Negeri dan Pariwisata BPP Hipmi), Ajib Hamdani (Wakil Bendahara Umum BPP Hipmi), dan Mardani H Maming (Wakil Bendahara Umum BPP Hipmi dan mantan Bupati Tanah Bumbu).
Abdul Latief mengatakan, melalui kegiatan uji kelayakan dan kepatutan ini, sedikit demi sedikit sudah dapat menyeleksi siapa kira-kira yang akan menjadi calon pemimpin Hipmi. “Saya melihat semua kandidat ini umumnya baik, namun tentunya setiap calon punya kelebihan masing-masing dalam bidangnya. Sekarang kita tunggu saja bagaimana penampilan mereka nanti di acara buka forum para pemilih dari daerah di Munas mendatang,” ujarnya.
Berbagai pembahasan telah didiskusikan oleh panelis dengan para Caketum tersebut, mulai dari paparan visi dan misi, proses pembentukan organisasi yang relevan dan modern, strategi para calon dalam menggabungkan kembali tali persaudaraan antara para senior dengan anggota aktif hingga ke permasalahan perekonomian yang tengah terjadi di Indonesia.
“Hasilnya, para anggota Hipmi masih belum terlalu mendalami filosofi dan cita-cita dari organisasi ini dan belum memahami bahwa Hipmi adalah organisasi kader. Saya berharap pengurus yang akan datang akan lebih memperhatikan program kaderisasi tersebut dan mengadakan pelatihan-pelatihannya secara intensif,” ungkap Latief.
Menurutnya, program pendidikan dan organisasi ini sebenarnya adalah organisasi pendidikan, oleh karena itu pelatihan-pelatihan kerja sangat diperlukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan lembaga-lembaga seperti Lemhanas atau dengan lembaga – lembaga perguruan tinggi lainnya.
Fenomena pemilihan Ketum Hipmi memang selalu seru. Hal inilah yang membuat Munas Hipmi diadakan setiap tiga tahun sekali menjadi wadah yang selalu hangat dan menarik untuk diikuti. Sejak organisasi ini didirikan tahun 1975, tidak bisa dipungkiri bahwa Ketumnya adalah tokoh muda nasional yang kemudian menjadi pemimpin-pemimpin berpengaruh di bisnis dan di pemerintahan. Sebut saja beberapa nama seperti Sandiaga Uno, Erwin Aksa, Muhammad Lutfi, Hariadi Sukamdani, Sharif Cicip Sutardjo, Aburizal Bakrie, Abdul Latief dan Bahlil Lahadalia.
Rencananya Munas HIPMI XVI yang akan diselengarakan di Jakarta pada tanggal 15 – 18 September mendatang akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri oleh lebih dari 2.000 pengusaha muda dari seluruh Indonesia.
www.swa.co.id