Persoalan plastik merupakan masalah bersama yang juga membutuhkan solusi dari banyak pihak. Coca Cola Indonesia melalui gerakan Plastic Reborn #BeraniMengubah mengajak masyarakat Indonesia untuk membangun perilaku pengelolaan sampah yang lebih baik.

Gerakan ini termasuk dalam komitmen Coca Cola Indonesia terhadap program World Without Waste. Plastic Reborn nantinya akan berfokus pada pengelolaan kemasan botol plastik dengan sudut pandang circular economy, yaitu integrasi collection-recyling-upcyling. Dengan adanya integrasi ini, diharapkan akan tercipta sebuah model bisnis baru yang akan memberikan nilai jual kembali dari kemasan plastik bekas pakai ini.

Triyono Prijosoesilo, PR Communications Director Coca Cola Indonesia menyebutkan, Coca Cola merupakan produk yang kemasannya menggunakan kemasan plastik dalam jumlah besar. Untuk itu, harus ada upaya untuk menanggulanginya. Visi global Coca Cola di tahun 2030 adalah mendaur ulang sejumlah kemasan yang diproduksi. Selain itu, Coca Cola bercita-cita memanfaatkan plastik daur ulang untuk 50% kemasannya.

Sudut pandang circular economy yang diterapkan ini menggantikan linear economy yang selama ini diterapkan dalam pengelolaan sampah plastik. Untuk itu, Indonesian Plastics Recyclers melalui Sekjennya, Wilson Pandhika, menyatakan kesiapan asosiasi yang dipimpinnya untuk ikut berperan dalam daur ulang sampah kemasan plastik.

“Potensi rupiah yang dihasilkan dari daur ulang plastik selama ini relatif baik dan menarik. Daur ulang memang ada di tahap akhir circular economy pengelolaan plastik, tapi tahapan inilah yang memiliki pengaruh besar,” paparnya.

Komitmen Coca Cola untuk berperan dalam penyelesaian masalah sampah didukung oleh tiga pilar utamanya yaitu Design-Collect-Partner. “Di Indonesia, Coca Cola menerapkan visi World Without Waste melalui inisiatif Plastic Reborn yang akan menjadi payung dalam berbagai inisiatif keberlanjutan penanganan sampah plastik,” ujar Triyono.

Editor: Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id