Technology Trends zkumparan

Red Hat Forum Asia Pasifik 2019 Inspirasi untuk Memperbesar Open Source

Red Hat Forum Asia Pasifik 2019 Inspirasi untuk Memperbesar Open Source

Red Hat Forum Asia Pasifik 2019, salah satu rangkaian ajang teknologi open source di Asia Pasifik, akan melanjutkan roadshow ke 9 kota besar di negara-negara Asia Pasifik. Lebih dari 7.500 peserta dari berbagai industri diperkirakan akan menghadiri rangkaian acara tersebut.

Forum ini akan dimulai dengan keynote tentang ‘Mengubah Cara Kita Bekerja/Changing The Way We Work,’ yang akan berbicara tentang bagaimana Red Hat telah mengembangkan software dan praktik yang mengubah dunia melalui open source. Red Hat Forum Asia Pasifik 2019 juga akan menawarkan saran tentang cara-cara perusahaan dapat menggunakan open source untuk berkembang lebih cepat melalui kolaborasi, dan beroperasi dengan transparansi dan kepercayaan.

Bersama dengan para pemimpin regional Red Hat, beberapa eksekutif global akan menyampaikan keynote di kota-kota Asia Pasifik, termasuk: Tim Yeaton, Executive Vice President and Chief Marketing Officer Red Ha;, Chris Wright, Chief Technology Officer Red Hat; John Allessio, Senior Vice President and General Manager Global Services Red Hat, Ashesh Badani, Senior Vice President Cloud Platforms Red Hat; dan Mark Enzweiler, Senior Vice President Global Channel and Alliances Red Hat.

“Open source memiliki kekuatan tidak hanya meningkatkan sistem Teknologi Informasi, tetapi juga mentransformasi cara kita berinteraksi dan menyelesaikan masalah secara kolektif. Sangat menggembirakan melihat begitu banyak perusahaan menggunakan open source untuk meraih kemampuan transformasi yang hebat,” ujar Dirk-Peter van Leeuwen, Senior Vice President and General Manager APAC dari Red Hat

Sejauh ini Red Hat telah membantu perusahaan dari seluruh industri, termasuk pemerintah, layanan keuangan, dan telekomunikasi, dalam memperoleh fleksibilitas dan kelincahan yang lebih besar dengan menggunakan open source untuk membantu bertransformasi dan berinovasi. Dengan tema “Expanding Your Possibilities,” yang melanjutkan diskusi yang dimulai di Red Hat Summit pada Mei di Boston, Red Hat Forum Asia Pasifik 2019 bertujuan untuk menginspirasi perusahaan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang mereka hadapi dan memperbesar kemungkinan mereka dengan open source. Forum ini akan melakukannya dengan menunjukkan bagaimana para pelanggan menggunakan inovasi open source untuk memodernisasi infrastruktur dan aplikasi mereka, dan menghadirkan inovasi-inovasi yang menarik.

Red Hat Forum Asia Pasifik adalah platform bagi para pelanggan dan mitra untuk mempelajari tren-tren dan perkembangan dalam dunia open source, bertukar gagasan tentang cara-cara untuk mengatasi titik-titik masalah kritis dengan open source, berbagi kisah sukses, dan berjejaring langsung dengan Red Hat dan ekosistem mitra teknologinya.

Untuk lebih menyoroti tema acara, Red Hat Innovation Awards Asia Pasifik 2019 memberi penghargaan kepada para pelanggan yang telah mempercepat inovasi dan kelincahan dengan memanfaatkan open source untuk mentransformasi dan memodernisasi teknologi informasi perusahaan mereka. Tahun lalu, Cathay United Bank (CUB), Energy Market Company, dan Doosan Information & Communications merupakan salah satu dari perusahaan-perusahaan yang meraih peringkat teratas berkat penerapan solusi open source Red Hat yang luar biasa dan kreatif.

Tahun ini, pemenang Red Hat Innovation Awards Asia Pasifik 2019 di Indonesia adalah Bank Central Asia Tbk. (BCA) dan Telkomsel. Para pemenang dipilih berdasarkan dampak dari penerapan solusi-solusi Red Hat yang mereka lakukan terhadap bisnis, industri, dan komunitas mereka. Perusahaan-perusahaan ini menunjukkan bagaimana tool dan budaya open source adalah kunci untuk mencapai efisiensi, produktivitas, dan kelincahan, yang semuanya dapat memungkinkan inovasi berkelanjutan dan membantu mereka dalam menciptakan landasan yang fleksibel yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan saat ini dan di masa depan.

BCA juara untuk kategori Integrasi Agile. Menurut sebuah laporan baru-baru ini, 71% individu usia kerja dari golongan menengah ke bawah di Indonesia tidak memiliki akses terhadap kredit tahun lalu. Untuk membantu meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air, BCA berusaha untuk menjadi lebih agile, serta mengembangkan dan menerapkan layanan dengan cara yang lebih responsif. Hal ini memotivasi mereka untuk beralih dari platform integrasi aplikasi enterprise lama mereka ke platform yang menawarkan integrasi berbasis API dan memungkinkan kelincahan yang lebih besar.

Dengan menerapkan Red Hat OpenShift Container Platform dan Red Hat 3Scale API Management dengan bantuan Red Hat Consulting, BCA memperoleh arsitektur modern berbasis API untuk mengintegrasikan sistem dan aplikasi internal mereka secara lebih cepat dan dengan cara yang skalabel. Karena arsitektur ini juga telah diverifikasi untuk mematuhi standar kebijakan dan tata kelola keamanan TI BCA, arsitektur tersebut memungkinkan tim aplikasi TI perusahaan untuk mengembangkan dan menyebarkan aplikasi secara lebih aman dan efisien. Kemampuan ini membantu mempercepat waktu untuk mencapai pasar dari inisiatif dan fitur-fitur baru dari produk-produk yang sudah ada, yang pada akhirnya memberdayakan BCA untuk menghadirkan layanannya untuk memenuhi kebutuhan keuangan baik pelanggan yang sudah ada maupun yang belum memiliki rekening bank.

“BCA terus memodernisasi arsitektur TI-nya untuk dapat memberikan solusi bagi kebutuhan pelanggan secara efisien dan cepat. Demi alasan tersebut, BCA menggunakan solusi-solusi dari Red Hat untuk memperoleh kemampuan untuk mengembangkan aplikasi dengan cara yang fleksibel, efisien, dan cepat. Hal ini membantu kami dalam memuaskan para pelanggan dengan solusi yang lebih baik. Kami meyakini bahwa keahlian Red Hat dan solusi open source akan menjadi kunci dalam membantu kami mengembangkan bisnis di masa depan,” ungkap Hermawan Thendean, Executive Vice President, Group Strategic Information Technology BCA.

Sementara itu, Telkomsel unggul dalam kategori Transformasi Digital. Operator seluler Telkomsel saat ini melayani sekitar 168 juta pelanggan dan menghadirkan akses layanan telekomunikasi ke seluruh negeri. Sebagai operator seluler pertama yang meluncurkan layanan mobile 4G LTE secara komersial di Indonesia, Telkomsel dikenal akan inovasinya yang konsisten dalam memperluas bisnis digitalnya, termasuk gaya hidup digital, layanan keuangan mobile, iklan digital, Big Data, dan Internet of Things (IoT).

Didirikan pada tahun 1995, sistem lama Telkomsel menghambatnya untuk bergerak lebih cepat guna mengakomodasi kebutuhan bisnis dan pelanggan seiring dengan pertumbuhan bisnisnya. Untuk mengatasi hal tersebut dan peningkatan persaingan, Telkomsel menetapkan arahan bisnis strategis pada tahun 2017 untuk menjalankan transformasi digital dan berada tetap di depan.

Untuk mengatasi tantangan sistem monolitik yang bersifat silo, fungsi-fungsi duplikat dan proses integrasi kompleks yang membutuhkan investasi besar dari sumber daya hanya demi mempertahankan operasi agar tetap berjalan, perusahaan telekomunikasi ini memulai platform Digital Core dan bermigrasi ke aplikasi cloud-native dengan menggunakan container dan microservice melalui Red Hat OpenShift, platform Kubernetes enterprise yang paling komprehensif di industri, guna menghilangkan layanan duplikat dan meningkatkan kecepatan mencapai pasar. Layanan-layanan berbasis API juga menyederhanakan integrasi dengan mitra pihak ketiga dan memungkinkan perusahaan untuk mengujicobakan tiga produk baru dalam proyek Digital Core-nya: penelusuran dan pembelian produk, layanan informasi pelanggan, dan layanan dompet mobile.

Sejak bekerja sama dengan Red Hat, Telkomsel telah mampu meningkatkan kelincahannya sehingga mencapai peningkatan sebesar tiga kali lipat dalam mencapai pasar untuk menghadirkan produk-produk terbaru. Mengotomatiskan proses juga membebaskan sumber daya dalam berinovasi dan meningkatkan tingkat layanan pelanggannya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved