Terobosan Bisnis Kecantikan Erha dengan Uji DNA
Bisnis kecantikan, khususnya sektor perawatan kulit, berkaitan erat dengan personalisasi. Pasalnya, kebutuhan setiap konsumen akan produk tersebut perlu disesuaikan dengan jenis kulit masing-masing.
Oleh sebab itu, salah satu kendala utama konsumen dalam industri ini adalah kesulitan mendapat produk yang tepat untuk masing-masing kulit. Kebanyakan dari mereka harus mengalami proses trial and error terlebih dahulu.
Isu ini kemudian ditanggapi oleh Erha.DNA, salah satu perusahaan milik Derma Global Ventura (GGV) yang juga menaungi merek Erha Clinic, Genero, Derma, Dermies, dan Skinproof.
“Kami menggali pengalaman menyakitkan para pelanggan. Lalu, membagi mereka menjadi tiga tipe. Pertama, ia punya dokter pegangan tetapi ingin coba-coba produk perawatan kulit. Kedua, pelanggan yang tidak punya waktu cukup untuk mencoba-coba, jadi mereka mempercayakan pada ulasan incluencer. Ketiga, pelanggan yang senang mencoba karena berjiwa adventurous,” terang Devina Nova Estikaratri, Head of Erha.DNA di Jakarta, (24/10/2019).
Berdasarkan masalah tersebut, Erha.DNA menggabungkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dengan perawatan kulit sehingga memungkinkan pelanggannya mendapatkan produk perawatan kulit yang terpersonalisasi.
Bagaimana cara kerjanya? Andreas Antonius, Business Innovagtion Senior Manager Derma Global Ventura, menjelaskan bahwa pertama, pelanggan perlu mengunduh aplikasi Erha.DNA dan menginput data diri serta jenis kulit.
Kedua, pelanggan bisa memesan test kit, yang terdiri dari Skin Lens, Moisture Tester, dan DNA Swab. Dua alat pertama digunakan untuk pengecekan personal secara kontinyu. Sementara DNA Swab fungsinya untuk mengecek DNA pelanggan.
Aplikasi kemudian merekam data tadi. AI akan mengolah data tersebut sehingga Erha.DNA bisa meracik produk perawatan kulit sesuai data masing-masing pelanggan.
“AI akan terus mempelajari produk perawatan kulit dan gaya hidup seperti apa yang direkomendasikan untuk pelanggan,” tambah Andreas.
Aplikasi Erha.DNA seperti pengumpul data konsumen yang nantinya akan menjadi big data. Semakin banyak pelanggan mengunduh datanya, maka semakin cerdas pula kerja AI. Hal ini tentu menguntungkan dari segi bisnis dan konsumen, yakni bagaimana industri menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Editor : Eva Martha Rahayu
wwww.swa.co.id