Management Trends

Divisi Human Resources Garda Terdepan Mengembangkan Kualitas di Era Digitalisasi

Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi penting dalam peralihan menuju zaman digitalisasi. Dan pelaku usaha atau perusahaan menjadi subyek yang paling penting dalam era digitalisi khususnya dalam upaya peningkatan kompetensi SDM. Langkah ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, yang menginginkan pembangunan nasional lewat pembangunan SDM yang berkualitas, seperti menjalankan program pendidikan dan pelatihan vokasi yang lebih masif.

Peran Human Resources Departemen (HRD) di setiap perusahaan harus menjadi yang terdepan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menghadapi tantangan dari industri digitalisasi. Di era digital, HRD perlu mengantisipasi dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya para karyawan di organisasi atau perusahaan. Hal itu mengemuka dalam pembahasan talkshow yang diadakan oleh Sinar Mas dan PT Oriente Mas Sejahtera (Finmas) tentang “Digital Economy Talent Gap and Workforce Challenges” yang diselenggarakan di Sinar Mas Land Plaza, (23/10/2019).

Bagaimana cara-cara yang harus dilakukan oleh HRD untuk meningkatkan kualitas dalam menghadapi era digitalisasi? Digitalisasi dengan membangun kapabilitas untuk tenaga kerja masa depan. Hasil survei dari Mckinsey bahwa mengembangkan bakat dan keterampilan di seluruh organisasi — tindakan mendasar untuk transformasi tradisional — adalah salah satu faktor terpenting untuk sukses dalam upaya perubahan digital.

Kesuksesan juga lebih mungkin terjadi ketika organisasi meningkatkan perencanaan tenaga kerja dan pengembangan bakat mereka. Selain itu, mengupgrade perangkat sehari-hari. Agar organisasi memberdayakan karyawan untuk bekerja dengan cara baru, temuan survei menunjukkan bagaimana, dan seberapa banyak, alat dan proses digitalisasi dapat mendukung kesuksesan.

Berikut cara-cara yang harus dilakukan oleh HRD untuk meningkatkan kualitas dalam menghadapi era digitalisasi: kunci pertama, mengadopsi alat-alat digital untuk membuat informasi lebih mudah diakses di seluruh organisasi, yang lebih dari dua kali lipat kemungkinan transformasi yang sukses.

Kedua, menerapkan teknologi digital untuk digunakan karyawan, mitra bisnis, atau kedua kelompok; keberhasilan transformasi dua kali lebih mungkin ketika organisasi melakukannya. Kunci ketiga, fokus pada teknologi dalam operasi perusahaan, adalah organisasi memodifikasi prosedur operasi standar mereka untuk memasukkan teknologi baru. Di luar faktor-faktor ini, peningkatan dalam pengambilan keputusan berbasis data dan penggunaan alat interaktif yang terlihat juga dapat lebih dari dua kali lipat kemungkinan keberhasilan transformasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan membutuhkan para pemimpin yang mengerti digital dan tenaga kerja dengan kemampuan untuk membuat perubahan transformasi digital terjadi, yang dikonfirmasi oleh penelitian McKinsey lainnya.

Tingkatkan “perkabelan” organisasi. Karena digital memerlukan cara-cara baru untuk bekerja serta perubahan budaya keseluruhan organisasi, karyawan harus diberdayakan untuk bekerja secara berbeda dan mengikuti laju bisnis yang lebih cepat. Implementasi alat-alat digital dan peningkatan proses, bersama dengan pengembangan model operasi yang gesit — yaitu, perkabelan yang sulit dari organisasi — akan mendukung perubahan ini.

Tentu saja, para pemimpin juga memiliki peran penting, dengan melepaskan praktik-praktik lama (pengawasan perintah dan kontrol, misalnya). Karena tidak semua pemimpin akan memiliki pengalaman untuk mendukung atau memberlakukan perubahan seperti itu, program pengembangan kepemimpinan yang berdedikasi dapat membantu para pemimpin dan karyawan untuk melakukan perubahan yang diperlukan dalam pola pikir dan perilaku.

Mengubah cara berkomunikasi menjadi komunikasi yang baik. Ini selalu menjadi faktor kunci keberhasilan dalam upaya perubahan tradisional, dan juga sama pentingnya dalam transformasi digital. Dalam konteks digital, perusahaan harus menjadi lebih kreatif dalam saluran yang mereka gunakan untuk memungkinkan cara kerja baru yang lebih cepat dan pola pikir serta perubahan perilaku yang lebih cepat yang diperlukan oleh transformasi digital.

Satu perubahan adalah untuk menjauh dari saluran tradisional yang hanya mendukung komunikasi satu arah (email di seluruh perusahaan, misalnya) dan menuju platform yang lebih interaktif (seperti media sosial internal) yang memungkinkan dialog terbuka di seluruh organisasi. Kunci lain untuk komunikasi yang lebih baik adalah mengembangkan pesan yang lebih ringkas – dan bahkan khusus – untuk orang-orang dalam organisasi, daripada komunikasi yang lebih panjang.

Grup Sinar Mas mendorong penguatan kualitas dan jangkauan pendidikan vokasi di Indonesia dengan menggandeng lembaga dari Swiss yang memiliki rekam jejak terbaik di ranah vokasi. Tiga perguruan tinggi swasta Indonesia di bawah naungan Sinar Mas menjalin kerja sama dengan institusi pedidikan tinggi serta dunia usaha dari Swiss, yakni Swiss International Technical Connection dan International Management Institute . Adapun tiga perguruan yang terlibat adalah Politeknik Sinar Mas Berau, Institut Teknologi dan Sains Bandung dan Universitas Prasetiya Mulya. Penandatangan nota kesepahaman (MoU) kerja sama tersebut dilakukan pada 16 Mei 2019 di Swiss.

Dalam era digitalisasi ini, lahirnya inovasi-inovasi terbaru berbasis teknologi semakin tak terbendung, tak terkecuali dalam bidang keuangan atau yang biasa disebut financial technology (fintech). Geliat sektor fintech di Indonesia telah merambah ke berbagai sektor, seperti startup pembayaran, peminjaman (lending), perencanaan keuangan (personal finance), investasi ritel, pembiayaan (crowdfunding), uang elektronik, dan lain-lain.

Era digital telah menggiring masyarakat kepada berbagai hal yang praktis dan tanpa batas, semua transaksi keuangan dilakukan melalui gadget seperti melakukan transfer dana, berinvestasi hingga memperoleh pembiayaan. Hal ini yang kita kenal dengan sebutan financial technologi atau FinTech. FinTech sendiri berarti teknologi dan inovasi baru yang dikembangkan untuk memperluas dan mempermudah akses masyarakat dengan layanan jasa keuangan.

Fintech di Indonesia tercatat tumbuh signifikan hingga pertengahan tahun ini. Dari data Otoritas Jasa Keuangan, hingga Juli 2019, perusahaan fintech yang sudab terdaftar atau berizin mencapai 127, 8 diantaranya merupakan fintech syariah. Sebanyak 88 perusahaan didanai oleh perusahaan dalam negeri dan 39 didanai oleh asing.

“Sebagai salah satu perusahaan korporasi terbesar di Indonesia, Sinas Mas mampu melihat peluang tersebut. Sinar Mas memanfaatkan era digitalisasi dengan berinovasi membangun startup fintech Finmas (PT Oriente Mas Sejahtera) gabungan dari perusahaan multi nasional Oriente. Finmas fokus peada kaum menengah ke bawah dan milenial di mana tahun ini FINMAS memfokuskan peningkatan literasi keuangan di seluruh Indonesia,” ujar Rainer Emanuel, Head of PR & Corporate Communications Finmas.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved