Listed Articles

Tranformasi Bursa Efek Indonesia dalam Online Trading

Tranformasi Bursa Efek Indonesia dalam Online Trading

Maraknya penyajian data real time dan online trading makin mempermudah para investor mengakses bursa dan transaksi pun lebih transparan. Bagaimana investor memanfaatkannya untuk meraih keuntungan maksimum?

Duduk berlama-lama di depan komputer di rumah sambil mengawasi pergerakan harga saham di lantai bursa telah menjadi keseharian Soeratman Doerachman. Maklum, ia adalah seorang trader (pemain saham jangka pendek) yang mencari penghasilan dengan memburu capital gains di bursa. Fasilitas data real time dan online trading diakuinya sangat membantu. “Kalau tak ada online trading, saya tak akan trading-lah,” ia mengungkapkan.

Bagi mantan Dirut Merpati (1983-1989) ini, menggunakan fasilitas data real time dan online trading bukanlah barang baru. Ia sudah sejak lima tahun lalu menggunakannya, saat fasilitas itu belum banyak investor yang menggunakan, terutama online trading. “Tahun 2003 itu baru dua perusahaan sekuritas yang mempunyai online trading,” katanya mengenang.

Pada awalnya, Soeratman pun sering kecewa dengan fasilitas online trading karena akses sering putus dan terlambat. Istilahnya, real time tapi terlambat. Jadi, seperti tidak real time. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, fasilitas itu semakin baik kualitasnya tertutama di 2008. “Saat ini sudah jarang terlambat dan putus-putus,” tutur Soeratman. Ia menggunakan online trading dari dua perusahaan sekuritas. Selain itu, Soeratman juga berlangganan RTI (PT RTI Infokom) untuk mendapatkan data real time. Menurutnya, data real time dan berita yang disajikan RTI cukup bagus, terutama data fundamentalnya.

Yang pasti, banyak manfaat dari semua layanan tersebut. Dengan online trading, semua informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan terutama yang berkaitan dengan apa yang terjadi di bursa, tersedia. Seperti berbagai grafik pergerakan harga saham, siapa saja broker yang paling banyak bertransaksi baik beli maupun jual. “Kami sebagai investor ritel selalu mengikuti langkah bandar atau broker besar. Ke mana mereka bergerak kami ikut,” kata Soeratman mengungkap strategi berinvestasinya.

Selain itu, dengan online trading ini, begitu tombol komputer atau laptop di-enter maka transaksi akan terjadi saat itu juga, sehingga bisa terlihat posisi transaksinya di mana. Begitu pula posisi jual-beli dalam laporan keuangan akan ditampilkan plus untung-ruginya bisa langsung ketahuan.

Memang, data real time dan online trading telah menjadi kebutuhan, terutama bagi para trader merupakan keharusan. Berbeda dari para investor jangka panjang yang belum banyak menggunakan online trading, mereka lebih memilih fasilitas data real time karena bertranskasi tidak setiap hari. Salah satu contohnya, komunitas yang dipimpin Soeratman, yaitu Junior Trader yang anggotanya berjumlah 5.800 orang, sebagian besar sudah menggunakan online trading.

Sementara investor jangka panjang seperti Maya Dianto lebih memerlukan data real time saja. Sejak 2005, Maya berlangganan Stock Watch Mobile (SWM) dari PT Limas Centric Indonesia Tbk. (Limas) melaui handphone. Diakui Maya, melalui fasilitas e-mobile ini, ia sangat terbantu bisa mengetahui kondisi bursa secara real time, sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat untuk menata portofolio investasi sahamnya. “Sebagai pekerja yang mobile, akses lewat handphone sangat membantu memantau bursa setiap saat,” ujarnya.

Malah, Maya bisa melihat pergerakan saham persis seperti yang terjadi di lantai bursa. Selain fasilitas yang sering ia pakai buat memantau info, juga fasilitas personalized quotation yang bisa memilah-milah saham yang ia incar. Soal fee yang dikenakan, relatif murah: Rp 10 ribu per sesi perdagangan bursa. Artinya, sebanyak apa pun Maya mengakses informasi bursa pada sesi pertama: pukul 09.30-12.00 WIB, ia hanya dikenai biaya Rp 10 ribu. Demikian pula di sesi kedua: pukul 13.30-16.00 WIB.

Dijelaskan Eka Leonardi, VP Penjualan Limas, SWM dihadirkan untuk menjawab kebutuhan para investor yang memiliki mobilitas tinggi. Dengan SWM, investor bukan hanya dapat mengakses informasi seputar saham, kurs valuta asing, dan berita terbaru secara real time, tapi juga bisa melakukan transaksi saham. SWM dapat diakses dari handphone, PDA, berbasis Symbian, Windows dan Blackberry, kapan saja dan di mana saja, sepanjang jaringan dalam cakupan layanan operator telepon seluler tersedia.

Adapun pilihan koneksitas SWM bisa melalui general packet radio service (GPRS), Wireless-Fidelity (Wi-Fi) atau 3G. Untuk mendapat akses ini tinggal registrasi ke Limas. “Cara melakukan registrasi sangat mudah. Investor cukup mengunjungi situs: http://swretail.limas.com, kata Eka setengah berpromosi.

Lebih jauh Eka mengatakan, nilai lebih SWM adalah pertama, real time: semua data dan informasi yang ditampilkan seketika dan up-to-date. Kedua, fleksibel, yaitu dapat diakses dari handset berbasis Symbian, Windows mobile dan BlackBerry dengan pilihan koneksi GPRS/3G dan Wi-Fi. Ketiga, online trading: pengguna dapat bertransaksi saham. Layanan ini tersedia untuk sekuritas yang sudah terkoneksi dengan jaringan Limas. Adapun fitur SWM antara lain: Market Summary, Personalized Quotation, Currency Quote dan Most Active Stock.

Selain Limas, perusahaan yang sudah menerapkan online trading antara lain: PT Pacific Duaribu Investindo, PT Samuel Sekuritas, PT Sarijaya Sekuritas, PT e-Trading, PT Makinta Sekuritas, PT Philip Securities dan PT Indo Premier Securitas. Maraknya penggunaan fasilitas tersebut, salah satu pendorongnya adalah ambisi besar Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menargetkan untuk meningkatkan jumlah investor domestik hingga jutaan orang. Nah, untuk membawa investor lokal sebanyak itu untuk melantai di bursa saham bukanlah pekerjaan yang mudah. Maka, sebagai daya tariknya, digalakkanlah online trading.

Mengamini target BEI, Soeratman pun optimistis dengan hadirnya online trading yang juga disebut e-trading atau e-mobile, jumlah investor yang melantai di bursa bakal meningkat. “Fasilitas ini sangat membantu para investor,” tuturnya. Bandingkan dengan ketika belum ada online trading, semua transaksi dilakukan secara konvensional.

Baik Soeratman maupun Maya mengaku transaksi konvensional kurang efisien. Alasannya, setiap akan transaksi mesti lebih dulu menelepon pihak broker. Kadang kala, saat menelepon itu harga di bursa sudah berubah, sehingga tidak bisa memaksimumkan capital gains yang didapat. Malah, tak jarang harus antre seperti ketika terjadi panic selling. Kadang juga dirinya meragukan kemampuan si broker dalam memberi info yang akurat. Bisa saja karena brokernya masih baru. Tak heran, selain keputusan tidak tepat waktu juga kurang akurat. “Walau demikian, ketergantungan para broker sangat tinggi, karena belum ada alternatif lain,” ucap Maya.

Yang jelas, dengan hadirnya fasilitas data real time dan online trading, investor lebih mudah menjangkau lantai bursa dan lebih transparan saat mereka berada di mana pun di seluruh Indonesia. Syaratnya, selama ada akses Internet. Dengan demikian, keuntungan hasil investasi yang diraih bisa maksimum. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved