PAL Indonesia, Menginisiasi Pendidikan Vokasi Welding Bersertifikasi
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di industri galangan kapal, PT PAL Indonesia (Persero), pada 2017 telah menginisiasi pendidikan vokasi di lingkungan BUMN dengan menyelenggarakan pelatihan las atau welding bersertifikasi dari Badan Sertifikasi Profesi Nasional (BSPN). Program ini digelar sebagai upaya mempercepat pertumbuhan tenaga kerja terampil di bidang pengelasan serta sebagai wujud nyata sinergi BUMN dalam mendukung ketersediaan tenaga welder yang kompeten. Hal ini dapat meningkatkan capability dan capacity building SDM. Peningkatan keahlian ini dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) PT PAL Indonesia.
Heri Sunaryo, Kepala Yayasan Pusdiklat PT PAL Indonesia, menjelaskan bahwa program vokasi yang dijalankan PT PAL merupakan satu bentuk implementasi program “BUMN Hadir untuk Negeri”. “Kami mengusulkan kepada menteri BUMN untuk menjadi suatu bentuk kegiatan vokasi welder,” kata Heri. Program vokasi ini tidak serta-merta hanya menjadi kegiatan PT PAL, tetapi juga didukung oleh 15 BUMN lainnya sehingga bisa berjalan dengan baik. “Kegiatan ini sudah dimulai pada Oktober 2017,” ujarnya menginformasikan.
Saat ini, vokasi welder PT PAL ada dua grup. Pertama, vokasi yang dibebankan pada BUMN, yaitu ada 10 batch dengan jumlah 984 proposal yang terealisasi. Kedua, vokasi untuk guru produktif (guru SMA), ada tiga batch dengan jumlah 80 proposal yang terealisasi. Jadi, total ada 1.064 proposal yang sudah terealisasi.
Adapun pesertanya dari BUMN. Selain dari PT PAL sendiri, juga ada yang dari Angkasa Pura, Bank Mandiri, BTN, Pelindo 2, Pelindo 3, BRI, Bank Indonesia, Krakatau Steel, Pertamina, PGN, dan Sucofindo.
Kerjasama juga dilakukan dengan banyak lembaga. Antara lain, pertama, dengan Lembaga Penjamin Keuangan. LPK memberikan corporate social responsibility (CSR) kepada program vokasi untuk dikelola bagi kemajuan program ini. Kedua, dengan lembaga sertifikasi yang berhubungan dengan bidang maritim PT PAL, seperti dengan Biro Klasifikasi Indonesia. Sementara itu, untuk pengelasan umum akan diarahkan ke lembaga sertifikasi profesi. “Dengan semangat sinergi BUMN, selama pelaksanaan vokasi, peserta menginap di Hotel Pesonna (milik PT Pegadaian). Rate corporate sinergi BUMN berbeda dengan rate hotel pada umumnya,” kata Heri mencontohkan kegiatan sinergi dengan BUMN lain.
Bicara kurikulum pengajarannya, ada tiga materi pendukung, yaitu kedisiplinan, bela negara, dan entrepreneurship. Materi utamanya terkait bidang yang dipilih, seperti praktik pengelasan dengan instruktur para ahli las dari PT PAL dan materi sertifikasi kompetensi.
Pelatihan pengelasan yang dipelajari meliputi teknik las Flux Core Arc Welding dan Shield Metal Arc Welding. Teknik yang diakui dunia ini dikuasai dengan berbagai tingkat kesulitan, di antaranya 1-G posisi datar/flat, 2-G posisi horizontal, 3-G posisi vertikal (tegak), dan 4-G posisi overhead (di atas kepala).
Dalam pelatihan ini, selain menerima teori tentang teknik pengelasan, peserta juga dibentuk kesiapan mentalnya menuju persaingan global. Di akhir pelatihan, peserta diuji oleh assessor dan dibekali ilmu kewirausahaan, sehingga diharapkan nantinya mampu dan mandiri dalam wirausaha.
Lalu, apa keunggulan program vokasi ini dibanding yang lain? “Tidak semua vokasi menerapkan kedisiplinan. Kami bekerjasama dengan Komando Latihan (Kolat) Komando Armada II, salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut, yang tujuannya untuk menjadikan peserta lebih disiplin,” kata Heri. Selain itu, pendidikan vokasinya juga mendorong pembentukan jiwa entrepreneurship agar peserta tidak hanya menjadi pekerja di perusahaan, tetapi juga bisa berwirausaha. Selain itu, juga menyediakan fasilitas praktik berupa plat baja sisa produksi yang bisa digunakan sebagai material bahan untuk pelatihan.
Semua goal-nya adalah menyiapkan SDM tenaga kerja di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke, khususnya untuk bidang welding. Keterampilan seorang welder yang didapatkan bisa diimplementasikan untuk membangun infrastruktur hingga pelosok negeri. Kompetensi welder yang baik harus ditunjang dengan sertifikasi, baik dari Biro Klasifikasi Indonesia maupun BSPN.
Program vokasi PT PAL ini menghasilkan lulusan dengan kualifikasi tinggi. Para lulusannya, selain diserap dalam kebutuhan welder PT PAL. juga diserap oleh banyak perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Lulusannya, selain bekerja di bidang welder, juga ada yang kemudian menjadi instruktur welder (guru) di berbagai SMK di Indonesia. “Kapabilitas dan kualitas lulusan menjadikan program Vokasi Welder dikenal dalam kancah nasional,” ungkap Heri bangga.
Ke depan, selaras dengan program pemerintah “SDM Unggul, Indonesia Maju”, pihaknya harus membuat program lebih besar lagi dan ada respons dari perusahaan pendukung untuk membiayai program agar skalanya menjadi lebih besar. (*)
Dede Suryadi dan Jeihan Kahfi Barlian