Walt Disney Co, pemilik taman bermain dengan nama yang sama dan jaringan program olahraga ESPN, mengalami peningkatan dividen tahunan hingga 50%, angka tertinggi dalam kurun 20 tahun terakhir. Perusahaan kini berhasil meraih rekor penjualan dan keuntungan.

Dividen baru 60 sen itu, naik dari 40 sen, akan mulai dibayar pada 18 Januari kepada pemegang saham, ungkap keterangan resmi perusahaan yang berbasis di California itu. Disney yang juga memiliki jaringan TV ABC, akan mengembalikan uang tunai kepada investor, begitu pula dengan pembelian kembali saham. Perusahaan membeli kembali saham senilai US$ 5 miliar pada 1 Oktober lalu.

Peningkatan dividen Disney terakhir kali terjadi satu tahun lalu dengan meningkatnya dividen dari 35 sen menjadi 40 sen. Berdasarkan data Bloomberg, tidak ada lagi kenaikan dividen besar-besaran seperti saat ini sejak tahun 1990an. “Kenaikan ini menunjukkan sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya. Karena itu, kemungkinan ini terjadi atas manajemen konservatif Disney yang berhasil,” kata Tuna Amobi, analis Standard & Poor. “Perubahan ini juga menunjukkan konsistensi dengan kembali fokus pada pengembalian modal kepada pemegang saham,” kata Amobi lagi.

Steven P. Jobs Trust, salah satu pemegang saham terbesar Disney, akan meraup US$ 82,8 juta, menignkat dari US$ 27,6 juta, berdasarkan pada 138 juta saham estate yang dimiliki salah satu pendiri Apple itu. Saham Disney pun sempat naik 5,4% menjadi US$ 35,85 di Bursa Saham New York. Secara keseluruhan, saham Disney turun 4,4% tahun ini.

“Perusahaan Walt Disney memiliki tahun keuangan yang cukup kreatif dan strategis,” kata Presiden dan CEO Walt Disney, Robert A. Iger. “Kami sangat senang karena mampu meningkatkan dividen pemegang saham sebesar 50% serta terus berinvestasi untuk pertumbuhan masa depan.”

Perusahaan pada 10 November melaporkan peningkatan profit 21% di tahun fiskal 2011 menjadi US$ 4,81 miliar atau US$ 2,52 per saham. Selain itu, pendapatan naik 7,4% menjadi US$ 40,9 miliar. Disney diperkirakan menaikkan dividen menjadi 5 sen hingga 45 sen, berdasarkan data Bloomberg. Peningkatan hingga 65 sen merupakan proyeksi untuk tahun depan.