Listed Articles

ABM Investama Listing di BEI dengan Rp. 3750 Per Saham

ABM Investama Listing di BEI dengan Rp. 3750 Per Saham

PT ABM Investama, perusahaan penyedia solusi energi terintegrasi, mencatatkan saham dengan kode ABMM denganharga Rp 3.750 per lembar saham. Jumlah saham yang ditawarkan sebesar 550.663.000 saham atau 20% dari modal ditempatkan dan modal disetor penuh ABMM setelah penawaran umum.

Setelah dilangsungkan Masa Penawaran Umum, ABMM berhasil mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribe sebesar 4,12 kali dari total porsi pooling yang ditawarkan ke publik. Dengan jumlah dana perolehan yang akan dicapai sebesar Rp 2,1 triliun, sesuai dengan rencana semula 70% dana yang diperoleh dari IPO tersebut akan digunakan untuk pembiayaan ekspansi anak-anak usaha ABMM.

Sementara 24% akan digunakan untuk pembiayaan utang (refinancing) dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja. Dengan melakukan refinancing maka Perseroan memperbaiki rasio keuangan maupun struktur permodalan ABMM, sehingga keuangan konsolidasi ABM group akan menjadi lebih sehat.

“Pencatatan perdana ini merupakan tonggak baru yang akan memacu kami untuk bekerja lebih keras lagi guna meningkatkan dan menghasilkan kinerja yang lebih baik yang pada akhirnya akan lebih meningkatkan kepercayaan investor dan seluruh pemangku-kepentingan terkait terhadap Perseroan,” kata Andi Djajanegara, Direktur Utama PT ABM Investama.

Penjamin utama pelaksana emisi efek ABM Investama ini adalah Macquarie Capital Securities Indonesia, Mandiri Sekuritas dan Morgan Stanley. ABMM melalui anak-anak usahanya Reswara Minergi Hartama (produksi batu bara), Cipta Kridatama (jasa kontraktor pertambangan), Sumberdaya Sewatama (solusi tenaga listrik), Sanggar Sarana Baja (jasa servis engineering) dan Cipta Krida Bahari (logistik terintegrasi) menyediakan solusi bisnis yang terkait dengan energi dari hulu ke hilir sehingga mampu menghasilkan struktur biaya yang efisien, peningkatan profitabilitas dan kepastian akan usaha yang berkesinambungan.

Hingga saat ini, kontribusi pendapatan terbesar ABMM masih didominasi anak usahanya di bidang kontraktor pertambangan Cipta Kridatama (CK), dimana pada semester pertama tahun 2011 CK mengalami kenaikan sebesar 6,3% dari periode yang sama tahun sebesar Rp 1,2 triliun. Melalui CK, Grup ABM telah mendapat tujuh kontrak jasa pertambangan senilai US$ 700 – US$ 1 miliar. Dalam satu tahun ke depan Perseroan berencana merampungkan tiga kontrak baru skala menengah ke atas berdurasi dua sampai tiga tahun dengan masing-masing overburden removal 60 juta ton per tahun. Hingga tahun ini target overburden removal Perseroan sekitar 120 juta ton.

Disamping itu, salah satu roda penggerak utama ABMM ke depan adalah melalui produksi batu bara dari salah satu anak usahanya Reswara Minergi Hartama (Reswara). Unit usaha Reswara, Tunas Inti Abadi (TIA) menargetkan kenaikan produksi batubara sebesar lima kali lipat dalam dalam empat tahun mendatang jika dibandingkan dengan proyeksi hingga akhir tahun ini sebesar 2,7 juta ton. Hal ini seiring dengan kenaikan permintaan batubara global yang agresif. Produksi Reswara yang terus berkembang dalam tahun-tahun ke depan didasarkan atas pengembangan dua lahan konsensi di Kalimantan Selatan dan Aceh Nanggroe Darussalam.

Selain itu melalui salah satu anak usahanya, Sumberdaya Sewatama (SS), Perseroan juga mempunyai target pertumbuhan rata-rata sebesar 25% tiap tahunnya yang dihasilkan melalui penyewaan mesin pembangkit listrik, jasa servis engineering, penyewaan kapal dan logistik. Hingga saat ini jasa penyewaan genset oleh SS banyak dipakai oleh PLN dengan total mesin pembangkit yang dimiliki ABMM sebesar 900 MW. Seiring dengan perluasan usaha, melalui salah satu anak usaha SS, Pradipa Aryasatya (Pradipa), Perseroan telah melakukan beberapa investasi dan pembiayaan. Pradipa melakukan perjanjian pembelian dan penjualan bersyarat di bidang pembangkit listrik berbahan gas, pada tanggal 1 Juni 2011 yang lalu dengan membeli 40% kepemilikan di suatu perusahaan pembangkit listrik independen, selain itu dalam bidang pembangkit listrik berbahan batubara dengan membeli kepemilikan sebesar 70% dari perusahaan pembangkit listrik independen.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved