Game Manajemen Esports Pertama
Olahraga esports saat ini tengah digandrungi termasuk di Indonesia. Hal ini mendorong beberapa pemilik merek besar mengadakan berbagai macam aktivitas esports yang terbuka. Pemerintah pun berusaha untuk terus memajukan ekosistem esports di Indoenesia.
Newzoo, lembaga analisis data dari Belanda, melaporkan bahwa penghasilan industri gim di Indonesia mencapai US$ 1,08 miliar pada Januari 2019 yang menobatkan Indonesia sebagai pangsa pasar gim terbesar di Asia Tenggara. Lalu menurut data dari Indonesia Game Association (AGI) bahwa pasar gaming di Indonesia akan terus berkembang, dan pada tahun 2030 Indonesia diperkirakan akan menduduki peringkat 5 terbesar sebagai pangsa pasar gim di dunia dengan perkiraan pendapatan sebesar US$ 4,3 miliar. Angka ini tentu saja berkat partisipasi dari keaktifan pemain gim Indonesia yang mencapai lebih dari 44 juta orang.
Melihat hal tersebut, Agate, perusahaan developer game asal Bandung, bekerja sama dengan RRQ meluncurkan Esports King. Sebuah gim simulasi mobile manajemen esports. Agate menjadi yang pertama mengembangkannya di Indonesia.
Arief Widhiyasa, CEO Agate, mengatakan, Esports King menawarkan para pemain gim ini sebuah pengalaman simulasi sebagai manajer yang membangun dan melatih tim esports yang dipersiapkan untuk bersaing dengan tim esports rancangan dari pemain lainnya dan berkesempatan untuk memenangkan berbagai hadiah di berbagai kompetisi.
“Kami membuat gim Esports King ini selama 3 tahun. Selain dapat melengkapi ekosistem gim esports buatan lokal di Indonesia, juga dapat sebagai bentuk edukasi untuk para peminat esports bahwa masih ada profesi lain yang tidak kalah pentingnya dari pemain gim esports untuk membuat suatu tim esports memenangkan suatu kompetisi,” ujar Arief.
Terdapat beberapa posisi anggota tim di dalam Esports King yaitu Tanker, Specialist, dan Assaulter. Gim ini sudah dapat diunduh dan dimainkan mulai 28 Februari 2020 di Google Play dan akan menyusul di Apple Store.
Arief melanjutkan, Game ini tergolong sebagai game free to play. Agate menjaring Revenue ketika pemain ingin membeli senjata, karkter, furnitur, dan sebagainya. Namun tetap menjaga agar tidak hanya pemain yang bisa bayar saja yang bisa bermain.
“Kami juga ingin pemain yang gratisan bisa mengejar juga namun dengan makan waktu lebih banyak. Karena misi kami ingin mendemokratisasikan semua orang bisa menjadi sports manager,” ujarnya.
Ia menambahkan, tidak ada target khusus terkait revenue, karena Arief percaya jika gim berkualitas baik dan menyenangkan maka otomatis pengguna akan banyak. Harapannya dalam tiga bulan bisa mencapai 2 juta orang.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id