Youngster Inc. Siapa Dia zkumparan

Fransisca Krisantia Nugraha: “Industri E-Commerce Bergerak Cepat, Penuh Tantangan”

Fransisca Krisantia Nugraha, Senior Vice President Trade Partnership Consumer Goods Blibli.com
Fransisca Krisantia Nugraha, Senior Vice President Trade Partnership Consumer Goods Blibli.com

Saat bergabung dengan Blibli.com pada 2011, Fransisca Krisantia Nugraha masih berusia 26 tahun. Ia salah satu karyawan wanita pertama dan termuda saat itu karena hampir semua karyawan online shopping mall milik Grup Djarum ini laki-laki. “Saya termasuk menjadi history maker Blibli. Dulu saya masuk ke Blibli di 2011 waktu karyawannya masih sekitar 30 orang. Saya masuk di saat Blibli belum officially launching,” kata Kris –sapaan akrab Fransisca Krisantia– mengenang.

Posisi Kris saat itu sebagai Business Relations Blibli.com yang bertugas merekrut penjual (seller) yang membidangi lifestyle. Dulu, seller di Blibli kebanyakan menjual produk elektronik dan otomotif, belum ada seller produk gaya hidup khusus perempuan. Dalam 1,5 bulan pertama, ia harus melengkapi kategori produk gaya hidup untuk perempuan dan berhasil merekrut 200 seller.

Dalam sehari Kris bisa bertemu dengan 5-6 seller, untuk meeting dan presentasi. “Jadi, work pace saya dulu termasuk sangat cepat. Terlebih, waktu itu saya baru kembali dari China dan harus mempelajari karakter pasar di Indonesia,” kata Kris yang pernah berkarier di sebuah ritel fashion di Beijing selama tiga tahun dan di ritel fast moving consumer goods (FMCG), juga di China, sebagai manajer ekspor senior.

Selama di China, Kris sering berbelanja di e-commerce. “Saya senang ketika di Indonesia pun ada e-commerce walaupun waktu itu Blibli belum launching,” kata wanita yang menyelesaikan studi bahasa Mandarin di Tiongkok pada 2008 ini.

Sejak 2018, Kris dipercaya sebagai Senior Vice President Trade Partnership Consumer Goods Blibli.com yang membawahkan produk groceries, kids and baby, toys and video games, serta health and beauty. Tanggung jawabnya merancang, menerapkan, serta memantau strategi penjualan, product mix, dan kualitas produk untuk menjaga kepuasan pelanggan dan merchant.

E-commerce, menurut Kris, merupakan industri yang penuh tantangan. Ia membandingkan, sebelum bergabung dengan Blibli, ia pernah bekerja di FMCG yang terbilang mature company. Di tempat lama, tantangannya sudah terukur dengan jelas. Tools yang digunakan untuk penjualan dan lain-lain juga mudah dipahami dan tidak berubah. Di e-commerce, tantangan bisa datang dari mana saja. Selalu ada tantangan baru dan industrinya bergerak cepat. Contohnya omnichannel, tadinya tidak ada, tetapi pihaknya harus menciptakan hal tersebut dan mencari solusinya agar bisa bekerja sesuai dengan keinginan.

“Industri FMCG bergerak sangat cepat dan marginnya tipis,” ungkap Kris. Untuk itu, ia harus cover shipping, storage, dan seterusnya. Di Blibli ada 15 days return. “Kami harus memutar otak bagaimana me-maintain produk yang sesuai untuk maintain healthy product margin,” katanya. Itulah tantangan terbesar. Terlebih, dukungan perusahaan FMCG kepada ritel online belum maksimal. “Jadi, kami cukup berjuang mendapatkan support-nya,” ujar lulusan S-1 Bisnis Administrasi, Rotterdam Business School, Rotterdam, Belanda ini.

Tantangan lainnya adalah organisasi, terlebih pada perusahaan startup seperti Blibli yang karyawannya kebanyakan kaum milenial (gen Y) dan gen Z. “Di divisi saya juga sama seperti itu. Saya memiliki 100 anggota tim yang rata-rata usianya masih muda (23-40 tahun),” katanya. Namun, di sisi lain, shareholders Blibli adalah generasi baby boomers. Itu sebabnya, ia harus bisa menjadi jembatan antara shareholders dan timnya agar sepaham. “Jadi, saya menempatkan diri di tengah-tengah, menjadi penghubung antara generasi di atas saya dan generasi di bawah saya,” ungkap ibu satu anak ini.

Menurutnya, leader yang baik adalah yang bisa menjadi jembatan di antara dua generasi berbeda yang bekerja dengannya, supaya menjadi actionable commitment yang bisa dijalankan perusahaan. Apalagi, anak-anak muda sekarang kalau bekerja tidak bisa dipaksa, tetapi harus terlebih dahulu terinspirasi dan termotivasi.

Kris memiliki gaya kepemimpinan berdasarkan tiga hal, yakni humility, openness, dan continual learning. Ia ingin menciptakan situasi kerja yang terbuka untuk berdiskusi dengan timnya. Ia pun tidak mau ada gap di antara dirinya dan timnya. “Saya selalu bilang (ke tim), walaupun sudah di luar jam kantor, kalau ada urgensi yang harus ditanyakan ke saya, tanya saja,” ungkap Kris yang kini menginjak usia 36 tahun.

Berbagai upaya yang dilakukannya itu adalah untuk mendukung target pertumbuhan Blibli, yaitu naik tiga kali lipat, dan target gross merchandise value naik 2,5 kali lipat. “Ini merupakan target yang cukup agresif dibandingkan e-commerce lainnya,” kata Kris membandingkan. (*)

Dede Suryadi dan Andi Hana Mufidah Elmirasari

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved