Profile

Adianto Nugroho

Adianto Nugroho

Jamur, jika diolah dengan tepat, akan menjadi makanan enak dan bernilai ekonomi tinggi. Adianto Nugroho, pendiri dan pemilik De’Jamur, franchise makanan berbahan jamur, telah membuktikannya. Saat awal berbisnis pada 2008, lulusan S-1 Akuntansi Universitas Diponegoro ini terinspirasi dari rendahnya keuntungan penjualan hasil pertanian jamur neneknya. “Saya pun berusaha mencari cara untuk keluar dari kondisi sulit tersebut, dan mulai berbisnis jamur,” ujar kelahiran Semarang 24 Desember 1985 ini.

Adi awalnya berinvestasi Rp 14-15 juta. Sepertiganya dari pinjaman orang tuanya, sedangkan sisanya dari hasil tabungan memberikan les siswa SMP, SMA atau calon mahasiswa perguruan tinggi semasa kuliah. Dana tersebut kemudian digunakan untuk membeli bahan baku, gerai, dan biaya operasional lainnya. Rp 2,1 juta juga dihabiskan untuk mematenkan produknya.

Bisnis yang dirintis bersama istrinya (dulu masih calon) Ambar Nila Sari ini adalah bisnis pertamanya. Banyak tantangan yang dihadapi. Sebagian karena masyarakat yang diklaimnya belum paham gizi jamur, selain itu karena inovasi produk itu sendiri. Tantangan lainnya adalah masalah pengawasan terhadap franchisee-nya. Sebagai jawaban, dibuatlah tempelan nutrition fact di gerai De’Jamur, serta ketentuan fix royalty bagi franchisee yang berjualan di luar Semarang.

Hasilnya, dalam tiga tahun, De’Jamur tumbuh pesat di atas ekpektasinya. Dari satu gerai gerobak di Semawis, kawasan pecinan Semarang, kini menjadi 51 gerai di 19 kota di Jawa dan Sumatera. Agar tetap berdaya saing, Adi fokus pada tiga strategi unggulan: inovasi produk, komunikasi yang baik dengan para franchisee, dan terus update dengan mengikuti pameran serta mempertahankan kinerja sales-nya. Penyuka baca buku biografi ini juga berharap dapat mendirikan resto khas jamur. “Master restonya akan dibangun di Semarang. Mudah-mudahan tahun depan sudah mulai beroperasi,” katanya tandas.

Tri Wahyuni/Eddy Dwinanto Iskandar


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved