Leaders

Ni Ketut Siti Maryati, Pimpin 3.000 Karyawan dengan Sentuhan Kekeluargaan

Ni Ketut Siti Maryati
Ni Ketut Siti Maryati pendiri Coco Group

Wanita pengusaha Ni Ketut Siti Maryati amat dikenal di Bali karena kesuksesannya membangun Coco Group yang antara lain merajai bisnis ritel di Bali dengan brand ritel Coco Mart. Jaringan ritel Coco Mart menjadi salah satu tempat belanja favorit masyarakat Bali.

Bisnis Siti berkembang pesat, tak hanya di bisnis ritel, tetapi juga di bisnis hospitality dan produksi (manufacturing) yang tersebar di seluruh Bali hingga Lombok. Bisnis ritel terdiri atas minimarket, supermarket, dan grosir daring (online). Bidang hospitality ada hotel dan resor. Adapun bisnis produksi ada pabrik roti yang memasok semua isi Coco Mart, hotel, vila, serta restoran.

Jejak langkah bisnis Siti dimulai tahun 1992 saat keadaan memaksanya tidak bisa kuliah usai menamatkan SMA. Orang tuanya tidak mampu bila harus menanggung biaya kuliah lebih dari satu anak sekaligus. Sebagai anak ketiga dari empat bersaudara, Siti harus rela menunggu kakaknya tamat dulu bila ingin kuliah.

Untuk mengisi waktu, Siti lalu memilih menjadi sales promotion girl Silver Clove, produk balsem yang saat itu sangat terkenal di Bali. Keberhasilannya melampaui target penjualan membawanya ke posisi supervisor di Tragia Supermarket Bali Galeria (satu induk perusahaan dengan produsen balsem) di kawasan Bali Tourism Development Corporation, Nusa Dua –sekarang namanya Indonesia Tourism Development Corporation. Setelah itu, dia sempat pindah kerja ke Keris Gallery Bali Galeria, Nusa Dua.

Tahun 1998, Siti membuat keputusan besar: memberanikan diri keluar dari zona nyaman dengan mulai berbisnis sendiri. Yaitu, membuka konter Polo Ralph Laurent di Nusa Dua, disusul dua konter lagi di Tanah Lot.

Setelah pernikahannya dengan I Nengah Natyanta, Siti –bersama sang suami– mengibarkan bendera PT Bali Pawiwahan di tahun 2000. Ini makin memacu kencang bisnisnya dengan keberhasilan mereka memasuki Bandara Ngurah Rai lewat toko oleh-oleh, produk fashion, dan perlengkapan selancar (surfing).

Tahun 2006 Siti dan suaminya membuka toko ritel pertama mereka, Coco Mart, di areal perumahan Taman Griya, Nusa Dua. Dan, bisnis Siti pun melesat, berkembang sesuai dengan target-target yang dicanangkan timnya. Kini dia memimpin tidak kurang dari 3.000 karyawan dengan delapan anggota jajaran direksi yang langsung di bawah dia.

Sebagai perempuan pebisnis, Siti sangat menyadari kodratnya yang harus mampu melakukan banyak pekerjaan dan peran dalam waktu bersamaan. Dan sebagai wanita pemimpin bisnis, Siti memilih memperlakukan perusahaannya seperti dia memperlakukan keluarga, dengan menumbuhkan rasa nyaman seiring dengan keputusannya untuk tetap menomorsatukan perannya sebagai seorang ibu dan istri yang tidak bisa didelegasikan.

Siti berusahana membuat anak buah senyaman mungkin. Salah satu bentuk rasa nyaman yang ingin diciptakan yaitu selalu menyatakan kepada mereka bahwa Coco Group adalah rumah bersama sehingga harus dibangun dan dijaga bersama-sama pula, karena dia ingin karyawannya bersatu padu, terhubung satu dengan yang lain.

“Kenyamanan itu penting bagi totalitas tim bekerja di lapangan. Sebagai pemimpin, kami harus peduli dan membangun rasa kenyamanan dengan sering komunikasi langsung dengan mereka, sering ajak ngobrol, sesekali ajak makan siang sambil membicarakan bisnis dan keluarga,” ungkap Siti menggambarkan caranya membangun budaya caring dalam memberdayakan karyawan.

Siti berusaha menjalin hubungan erat dengan karyawan. “Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan, begitu juga secara karakter. Saya sering mempelajari karakter sehingga saya bisa lebih mudah memimpin mereka. Biasanya kalau ada kesalahan, saya panggil mereka dan diajak diskusi secara personal, tidak menjatuhkan di depan umum.”

Selain fungsi kontrol untuk perusahaan, Siti selalu berusaha memperlihatkan kepada tim bahwa dirinya selalu hadir dengan sesering mungkin berkomunikasi di grup. Dia selalu menyempatkan hadir di kantor pusat sebelum berkeliling ke toko-toko.

“Setiap hari saya rutin berkomunikasi dengan tim, terutama pada saat tim butuh masukan, saya pastikan akan selalu ada,” ungkap Siti. Bila timbul persoalan, dia akan terjun ke lapangan, melihat langsung dan berlaku seperti pelanggan. “Misalnya, kami ada program baru di toko, saya akan ke lapangan untuk mencoba langsung dan berlaku seperti pelanggan untuk memastikan,” katanya.

Siti memosisikan karyawan sebagai elemen penting demi terciptanya budaya perusahaan yang dikembangkan. “Sebagai pemimpin, saya mencoba selalu menyapa anak-anak dulu, baik di kantor maupun di toko. Atau, hanya sekadar menepuk bahu mereka menanyakan kabar, sehingga mereka merasa tidak ada jarak dan merasa kami adalah keluarga besar,” tuturnya.

Dalam pekerjaan pun kebiasaan caring tetap dilakukan. Contohnya, bila dari hasil evaluasi kinerja ada karyawan yang tidak bisa mencapai target. “Yang tidak mencapai target kami ajak diskusi, kami dengarkan masukannya, apa yang perlu kami support agar mereka mampu memenuhi target perusahaan. Yang mencapai target kami sudah siapkan reward dan kesempatan untuk naik jabatan,” katanya menjelaskan.

Bagi Siti, untuk menjadi pemimpin yang hebat harus mampu membentuk tim yang solid dan produktif sehingga bisa memecahkan masalah bersama. Dia memberi contoh, terkait dampak wabah corona yang menyulitkan bisnis, dirinya juga selalu berdiskusi dengan tim dan meminta masukan. “Kami memiliki tim yang hebat sehingga di situasi seperti ini semua saling menguatkan,” ungkapnya. Tindakan saling menguatkan itu juga harus dibuktikan semua elemen perusahaan di lapangan.

Wayan Sudira, Direktur Pengelola Coco Group yang bergabung sejak 2010, mengakui Siti merupakan sosok leader yang benar-benar care terhadap perusahan dan timnya secara keseluruhan, dari level tertinggi hingga level terendah. “Beliau juga selalu meluangkan waktu untuk bertemu dengan jajaran manajer, baik dalam meeting mingguan maupun dalam acara santai seperti gathering sambil ngopi bareng tim. Tidak ada jarak sama sekali,” kata Wayan seraya mencontohkan, terkadang Siti menyanyi bersama karyawan.

Menurut Wayan, atasannya tersebut peduli dan sering berkunjung ke toko-toko sambil menyapa anak-anak dan memberikan masukan kepada pemimpin di toko masing-masing jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki. “Di akhir kunjungan beliau selalu memberikan kepada anak-anak sesuatu, bisa berupa makanan ringan, es krim, atau uang jajan untuk dibagi-bagi bersama semua tim toko,” tuturnya. Selain itu, Siti sering melakukan spot check ke bawah karena memang memiliki latar belakang ritel yang kuat sehingga sekecil apa pun kesalahan/kekurangan yang terjadi biasa akan terdeteksi lebih dini.

Contohnya, ketika situasi sepi akibat merebaknya virus corona sehingga toko-toko di daerah wisata sangat terdampak, Siti langsung memberikan arahan agar staf yang ada di toko tersebut bisa diperbantukan ke toko lain. Stok barangnya juga bisa ditransfer ke toko-toko lokal yang lebih ramai. Semua itu dikomunikasikan lewat grup WA di level manajemen puncak sehingga bisa langsung meneruskan ke semua tim operasional.

Di sisi lain, Siti juga sangat memperhatikan kondisi karyawan dan masyarakat sekitar. Contoh sederhana di setiap hari ulang tahun Coco Group, “Kami selalu mengusulkan agar ada kegiatan CSR maupun Peduli Kasih, seperti berkunjung dan memberikan bantuan kepada anak yatim-piatu serta keluarga yang kurang mampu,” kata Wayan.

“Beliau selalu berpesan agar kami juga memperhatikan karyawan kami yang masih memiliki keluarga dekat yang sedang mengalami sakit keras dan kronis untuk diberi sumbangan, baik berupa uang maupun sembako. Merekalah yang menjadi prioritas kami dalam memberikan bantuan,” Wayan menuturkan gaya manajemen bosnya. Hal-hal sepert ini, menurutnya, membuat karyawan sangat betah dan loyal untuk bekerja di Coco Group.

Yang jelas, dengan leadership-nya itu, kini Coco Group kian berkembang dan menggurita, roda-roda manajemen organisasi juga berjalan optimal. Coco Group yang dipimpin Siti pun banyak meraih penghargaan. Misalnya, terpilih sebagai perusahaan lokal terbaik (mendapatkan penghargaan dari Gubernur Bali), perusahaan dengan inovasi terbaik, perusahaan dengan kontribusi konsesi terbaik di bandara, juga sebagai perusahaan dengan kontribusi pajak terbaik. “Rata-rata peningkatan kinerja perusahaan kami selama ini di atas 20%. Ini bisa dicapai karena kinerja tim yang solid, loyal, dan produktif,” kata Siti. (*)

Silawati & Sudarmadi

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved