Saat ini, dunia memasuki era kepemimpinan global. Di satu sisi, banyak kesempatan yang bisa dimanfaatkan namun di sisi lain, tantangan yang dihadapi tak kalah ebrat. Karena itu, perlu adanya ‘smart trust’. Seperti apa?

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para pemimpin adalah tingkat kepercayaan masyarakat yang semakin rendah. Smart trust artinya kepercayaan yang pandai dan bijak menjadi kunci untuk menjadi pemimpin saat ini, ujar penulis buku ‘The Speed of Trust’, Stephen MR Covey.

Ia mengungkapkan di tengah situasi yang penuh ketidakpercayaan, dibutuhkan pribadi-pribadi yang mampu membangun rasa saling percaya satu sama lain, seperti didalam organisasi misalnya. Pribadi dan pemimpin yang baik juga dilihat dari karakter serta kompetensi yang dimilikinya. Karakter meliputi integritas dan intent (niat) sementara kompetensi meliputi kapabilitas dan hasil.

Selain itu, menurut Stephen, kepercayaan mungkin dapat ditumbuhkembangkan. Namun, hal tersebut bukanlah perkara mudah dan membutuhkan banyak waktu. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah memperjelas ekspektasi masing-masing orang di dalam tim tersebut, memulai untuk mempraktekkan rasa akuntabilitas pada masing-masing orang dalam tim serta menujukkan loyalitas satu sama lain.

Dengan melakukan dan menunjukkan perilaku-perilaku tersebut, kepercayaan kemungkinan besar dapat kembali tumbuh. Sekali lagi Stephen mengungkapkan bukan tidak mungkin hal tersebut gagal dilakukan, namun dengan konsistensi maka kepercayaan niscaya dapat tumbuh.

Selain itu, Stephen juga menjelaskan bahwa bahwa trust merupakan satu faktor tersembunyi yang mendukung sukses suatu organisasi. Organisasi yang sukses mengeksekusi strategi-strategi yang dimiliki namun memiliki tingkat kepercayaan yang rendah maka akan mengalami pertumbuhan yang lambat. Kemampuan untuk membangun, menumbuhkan, memperluas dan membangun kembali kepercayaan dengan seluruh stakeholder–baik itu pelanggan, supplier, partner bisnis maupun rekan kerja merupakan kunci kepemimpinan di era perekonomian baru.

—