Arie Frederik
Mengantongi jam terbang yang cukup lama di dunia sumber daya manusia (SDM), Arie Frederik paham bagaimana mengelolanya. Berdasarkan pengalaman pria 32 tahun ini, hal terpenting dalam bisnis adalah kepemimpinan (leadership). Mulai dari kepemimpinan utama di perusahaan hingga ke level divisi atau departemen.
Setiap departemen/divisi ini bersama-sama bertugas menggerakkan roda perusahaan atau organisasi sehingga tetap berjalan. “Permasalahannya adalah roda bisnis itu berjalan dengan cepat, lambat, lurus, berbelok, sekadar berdiri di posisinya, atau mundur. Nah, di sinilah tantangannya bagi pemimpin,” kata Manajer General Affairs PT Intera Lestari Polimer ini.
Arie berpendapat, orang-orang terbaik selalu diperebutkan banyak organisasi, sementara bisnis harus terus bersaing dan kompetitif dalam segala hal. Namun, peran pemimpin didominasi pekerjaan administratif, tidak memiliki objektif yang jelas, tanpa power, dan lemah dalam memberi arahan kepada tim di bawahnya. “Kepemimpinan adalah kunci kinerja tim. Jika ingin mendominasi, perusahaan harus memiliki kepemimpinan teritorial yang tangguh,” kata eksekutif muda kelahiran Curup (Bengkulu), 10 Maret 1988 ini.
Peran divisi human resources (HR) dalam meningkatkan bisnis adalah dengan meningkatkan pengelolaan SDM agar menghasilkan peningkatan kinerja bisnis. Juga, memberikan nilai tambah bagi bisnis perusahaan. Kinerja bisnis diukur dari kinerja keuangan perusahaan yang semakin positif dan menguntungkan.
Terkait peran dan tanggung jawabnya saat ini di Intera Lestari Polimer, Arie menjelaskan, lebih ke urusan operasional. Dia mengelola operasional gedung, compliance, vehicle management external relations (pemerintah daerah, desa, kabupaten, provinsi), aset perusahaan di beberapa lokasi, kerjasama dengan vendor/kontraktor, dll.
Lulusan S-1 Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dan S-2 PPM Manajemen, Jakarta ini bertanggung jawab di dua perusahaan (Intera Aneka Lestari Kimia & PT Aneka Sarivita) di tiga wilayah (Tangerang, Balaraja 1, Balaraja 2), serta tiga unit bisnis (Building Chemical, Masterbatch Polymer Compound, dan Bio Polymer/BioPlastic).
Sebelum bekerja di Intera Lestari Polimer, Arie pernah berkarier di PT AKR Transportasi Indonesia sebagai People Development Officer dan PT Tifico Fiber Indonesia Tbk. dengan posisi terakhir HR Supervisor (Rekrutmen, Seleksi, dan Pelatihan).
Kelak, jika Arie menjadi HR leader, program utama yang akan dia jalankan adalah menciptakan kepemimpinan teritorial. “Pengalaman saya, banyak menjumpai pemimpin yang disibukkan dengan administrasi yang rumit dan menyita waktu. Akibatnya, pemimpin melupakan peran penting sebagai leader, tidak menetapkan tujuan yang jelas, bahkan timya tidak mendapatkan direction,” katanya.
Menurut Arie, program kepemimpinan teritorial akan menjadi kunci dalam pengembangan organisasi/perusahaan untuk dapat terus menjadi pemimpin bisnis. Dalam pandangan ilmu manajemen, pemimpin memang dapat diciptakan ataupun diambil dari luar organisasi. Namun, kedua cara itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hanya tinggal pilihan dan kesiapan organisasi saja.
Di balik itu semua, pemimpin harus melewati proses pemilihan, seleksi, dan penugasan yang tepat sehingga dapat bergabung di dalam sebuah perusahaan. Untuk itu, program kepemimpinan teritorial ini akan difokuskan pada beberapa tahap. (*)
Niken Handayani/Eva M. Rahayu