Pang Xue Kai Memimpin Tokocrypto dengan Inovasi

Bukan yang pertama di Indonesia, tapi Tokocrypto berhasil menyeruak di kancah industri perdagangan aset kripto. Setiap hari rata-rata nilai transaksi yang dibukukan Tokocrypto lebih dari US$ 1 juta, sementara total kapitalisasi pasarnya di Indonesia sekitar US$ 15 juta.

Tokocrypto yang berdiri tahun 2018 menjadi salah satu pedagang aset kripto yang banyak mendorong inisiatif teknologi blokchain di Indonesia. Tokocrypto juga menjadi pedagang aset kripto pertama yang terdaftar di BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi). Tahun 2018, Tokocrypto bekerja sama dengan BAPPEBTI dalam merancang regulasi perdagangan aset kripto.

Belum lama ini Tokocrpto pun menginisiasi berdirinya Asosiasi Perdagangan Aset Kripto Indonesia (APAKI). Asosiasi ini beranggotakan, seperti ICDX, ICH. Semua pedagang aset kripto akan bekerja sama dalam asosiasi ini untuk bisa mendorong inisiatif blockchain di Indonesia.

“Kami bangga menjadi bagian dalam proses ini dan bangga menjadi pedagang aset kripto pertama yang resmi terdaftar di Indonesia. Itu adalah langkah menarik dan penting bagi bisnis kami di Indonesia,” ujar Pang Xue Kai, CEO Tokocrypto.

Pang Xue Kai yang akrab disapa Kai ini adalah sosok di balik kesuksesan Tokocrypto. Pria kelahiran Singapura tahun 1990 inilah yang memboyong Tokocrypto ke Indonesia. Kai pertama kali belajar tentang aset kripto tahun 2016 dari teman dekatnya bernama Shaun Djie. Sang teman adalah pemilik dan pendiri salah blockchain project namanya Digix. Digix didirikan di Singapura untuk mendigitalisasikan emas. Jadi dengan proyek itu, emas dapat didigitalisasi dan pada dasarnya menempatkan emas di (platform) blockchain.

“Waktu itu tahun 2016, teman saya Shaun Djie, bilang ke saya ada salah satu proyek Ethereum berpotensi besar dari seorang genius (Vitalik Buterin). Ethereum adalah blockchain project pertama di dunia yang dapat menggunakan dan memanfaatkan smart contract,” ungkap Kai tentang asal mula dia mengenal perdagangan kripto.

Salah satu fungsi yang digunakan Ethereum adalah decentralized virtual machine. Virtual machine sangat menarik karena dapat mengeksekusi scripts. Contohnya kalau ada contract-contract bisa langsung dieksekusi dan kalau ada biaya-biaya bisa langsung dikirim ke siapa saja yang harus menerimanya. Itu hal yang membuat Kai bersemangat karena ada banyak potensi/peluang penerapan teknologi baru ini, seperti smart contract. Sebab, saat ini banyak masalah inefisiensi yang bisa diatasi dengan bantuan teknologi smart contract. Dan tahun 2016 itulah untuk pertama kalinya Kai melakukan trading Ethereum.

“Saya memang bukan yang pertama membawa masuk atau memperkenalkan aset kripto di Indonesia. Mungkin bisa dikatakan menjadi salah satu yang memperkenalkan aset kripto di Indonesia,” jelas Kai.

Kai mengaku latar belakang pendidikan formal telah memberikan fondasi yang kuat dalam menjalankan bisnis di Tokocrypto. Setelah dia lulus dari National University of Singapore, dia beruntung mendapatkan program beasiswa management trainee di Singapura. Dia banyak pergi ke Singapura dan Malaysia untuk mendukung program tersebut dan belajar banyak tentang perencanaan, manufaktur, dan lainnya sehingga menjadi modal kuat saat ini. Keterlibatan dia di industri kripto ini terjadi begitu saja.

Mengapa melirik aset kripto? “Saya percaya aset kripto bukan menjadi masa depan di finansial saja, tapi juga masa depan (bidang) lainnya. Kelak akan ada transaksi private dan trustless lintas perbatasan yang bebas biaya. Transaksi lintas perbatasan itu penting karena ada lebih dari 7 ribu pulau di Indonesia yang tidak terhubung dan terdesentralisasi. Saya berpikir teknologi blockchain ini bisa menghubungkan semua pulau-pulau, sehingga penduduk Indonesia yang jumlahnya hampir mencapai 300 juta orang ini bisa mendapatkan akses ke sistem finansial lewat teknologi blockchain” paparnya.

Teknologi blockchain ini juga sudah memberikan dampak di banyak industri saat ini. Contohnya, di rumah sakit, logistik, video game, dan industri musik. Industri akan menjadi lebih efektif, efisien, transparan. Dengan teknologi blockchain ini, informasi juga akan lebih aman. Itu adalah alasan-alasan yang membuat Kai tertarik melakukan trading aset kripto.

Trading aset kripto di Indonesia dimulai sekitar tahun 2014-2015. Waktu itu ada salah satu pedagang aset kripto yang paling tua di Indonesia, namanya Bitcoin dan sekarang berganti nama menjadi Indodax. Karena Kai mengganggap ada potensi besar untuk bertumbuh dan memperluas di Indonesia, maka Tokocrypto dikembangkan terus di Indonesia.

Berapa nilai investasi awal pendirian Tokocrypto dan siapa partnernya? ““Hal yang terpenting tidak terletak dalam nilai atau angka investasinya, melainkan kegigihan para antusias kripto yang berjuang untuk memperkenalkan blockchain dan mendukung pengaplikasiannya demi kepentingan semua masyarakat agar dapat menikmati fasilitas perbankan kapan pun di mana pun dengan mudah, demi meningkatkan perekonomian global,” jelas ekesekutif muda ini.

Tokocrypto didukung oleh banyak pihak sejak awal. Kai bersama partner, yakni Teguh Kurniawan Harmanda yang saat ini menjabat sebagai COO Tokocrypto, didukung oleh Digix dan QCP Capital yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap lahirnya Tokocrypto. Pada Mei 2020, Tokocrypto juga mendapat dukungan dari Binance untuk memberikan pelayanan dengan teknologi keamanan dan likuiditas terbaik untuk semua pelanggan setia Tokocrypto.

Selain di Indonesia, apakah Tokocrypto juga ada di luar negeri? “Sekarang fokus Tokocrypto hanya di Indonesia. Saat ini kantor kami ada di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali. Sejujurnya, perkembangan teknologi blockchain atau cryptocurrency di Indonesia mungkin belum semaju negara lain, seperti Singapura atau Korea Selata,” tutur Kai.

Bagi Kai, bisa dikatakan perkembangan di Indonesia saat ini sangat pesat, khususnya Jakarta, Bandung dan Surabaya yang memiliki warga kelas menegah hingga atas yang sedang mencari cara berinvestasi atau mencari pendapatan baru selama masa pandemi. Pihaknya juga menargetkan semua konsumen, mulai dari yang berpenghasilan rendah hingga tinggi melalui inisiatif DeFi, yaitu Toko Token.

Untuk melakukan trading aset kripto nasabah dapat melakukan transaksi atau melakukan trading dengan modal terkecil Rp 100.000. Bahkan di bawah Rp 100.000 atau mungkin Rp 50.000 sudah bisa membeli aset kripto. Sekarang di Tokocrypto juga ada inisiatif program referral untuk mendorong nasabah ke Toko Token. Ketika nasabah telah berhasil mencapai transaksi Rp 1 jutu juta, mereka akan mendapatkan token gratis dari Tokocrypto.

Saat ini sudah ada sekitar 22 jenis aset kripto yang diperdagangkan di Tokocrypto. Sedangkan yang paling favorit adalah token DeFi atau token yang ada inisiatif DeFi-nya. Contohnya Polkadot (DOT), Serum (SRM), yang ada kompenen DeFi di dalam sistemnya. Ada juga stablecoin yaitu BIDR. Jadi, ketika nasabah melakukan deposit di Tokocrypto akan langsung mendapatkan BIDR yang bisa diperdagangkan ke stablecoin juga. Ini merupakan token ‘jenius’ yang kekinian di Tokocrypto saat ini.

Beberapa faktor yang memengaruhi harga aset kripto yang pertama adalah permintaan dan penawaran (demand & supply). Selanjutnya yang perlu dilihat adalah apa yang memengaruhi permintaan dan penawaran. Penawaran untuk token-token itu tetap (fixed). Jadi penawaran adalah tetap atau tidak dapat diubah, maka diketahui harganya. Lalu lihat permintaannya. Apa saja yang memengaruhi permintaan.

Sekarang jumlah nasabah Tokocrypto sekitar 50 ribu nasabah. Kebanyakan nasabahnya milenial di mana laki-laki berkisar 60 persen. “Sebenarnya berinvestasi di Tokocrypto gampang dan aman. Tapi yang harus dipelajari adalah mengetahui token mana yang berpotensi naik harganya. Juga harus diketahui risiko masing-masing token tersebut. Tapi, bisa dibilang untuk investasi itu sangat gampang. Dan ada beberapa jenius coin yang tidak berisiko, karena memberikan interest (bunga),” papar Kai.

Kai mengklaim ada bebera kelebihan Tokocrypto dibandingkan kompetitor. Pertama, nilai transaksi yang lebih murah daripada exchange-exchange aset kripto lainnya. Kedua, karena sudah mendapat investasi dari Binance, kedua pihak bekerja sama dalam teknologi sharing. Misalnya dalam teknologi dalam mengamankan aktivitas nasabah dalam bertansaksi di Tokocrypto.Juga, berfokus juga pada UI/UX agar Tokcrypto mudah diakses atau digunakan semua jenis nasabah.

Untuk edukasi pasar aset kripto, Tokocrypto telah menggelar acara online Indonesia Blockchain Week 2020 dengan webinar series bertema DeFi selama 7 hari dan diikuti sekitar 4,5 ribu orang peserta. Ada juga melibatkan banyak proyek dari dalam dan luar negeri dan berjalan dengan mitra bisnis.

Tokocrypto juga sedang mengembangkan mobile app dan fokus dalam mendorong Toko Token. “Target kami tahun 2021 bisa memiliki 500 ribu nasabah dengan nilai transaksi US$ 10 juta setiap hari,” ujar Kai. Dia optimistis potensi pasar blockchain dan pasar kripto bisa berkembang di tengah pandemi Covid-19 karena saat ini banyak orang di rumah yang mencari cara baru untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

“Kami juga sedang mempertimbangkan untuk menghadirkan ETF (Exchange-Traded Fund) di platform Tokocrypto, sehingga nasabah dapat memperdagangkan lebih banyak intrumen investasinya,” kata pria yang hobi diving dan hiking ini.

www.swa.co.id

# Tag