Turnitin Pacu Layanan Purna Jual di Masa Pandemi
Turnitin menggencarkan layanan purna jual (after sales service) di masa pandemi Covid-19 untuk menjaga kualitas penggunaan piranti lunak (software) Turnitin yang digunakan oleh pengguna di seluruh Indonesia. Jack Brazel, Head of Business Partnerships Turnitin for Southeast Asia, mengatakan pihaknya menginisiasi sesi pelayanan virtual kepada konsumen agar pengguna Turnitin tidak menghadapi kendala teknis.
”Kami mengecek ke konsumen dan institusi, membantu guru dan pengajar mengoptimalkan Turnitin untuk berbegai kebutuhan, seperti kelas jarak jauh, serta mengedukasi konsumen untuk memaksimalkan pengunaan Turnitin di masa pandemi ini,” ujar Brazel kepada SWA Online dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Jum’at (25/9/2020).
Turnitin, perusahaan teknologi digital di Amerika Serikat, menyediakan piranti lunak untuk mendeteksi plagiarisme atau penjiplakan karya ilmiah/riset berbasis internet. Skema bisnis Turnitin di Indonesia adalah bussines to bussines (B2B) yang membidik lembaga pendidikan sebagai target konsumen. Yovita Marlina, Growth Manager Southeast Asia Turnitin, mengemukakan konsumen Turnitin tersebar di seluruh Indonesia, terutama lembaga pendidikan, seperti Universitas Pelita Harapan, Univesitas Trisakti, Universitas Gadjah Mada, dan Telkom University. “Pengguna Turnitin di Indonesia sekitar 300-an lembaga pendidikan,” sebut Brazel menambahkan.
Brazel mengatakan tim Turnitin rutin mengedukasi konsumen agar memudahkan konsumen mengimplementasikan Turnitin. Laju bisnis Turnitin diproyeksikan tumbuh seiring dengan jumlah institusi pendidikan yang mencapai 4 ribu dan regulasi pemerintah yang mengembangkan riset, kajian ilmiah serta penggunaan teknologi informasi di sistem pendidikan nasional. “Software Turnitin berbasis web dan aplikasi yang hanya disediakan untuk diakses konsumen,” tutur Brazel. Ke depannya, seperti disampaikan Yovita, Turnitin berencana menambah fitur termutakhir untuk merespons kebutuhan pengguna.
Adapun, jumlah perguruan tinggi di Indonesia sebanyak 4.504 lembaga pendidikan, merujuk data Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi. Selain lembaga pendidikan, potensi Turnitin mengembangkan bisnis seiring dengan maraknya lembaga pendidikan atau corporate university (corpu) yang dinaungi BUMN serta perusahaan swasta nasional dan multinasional. Pengelola lembaga pendidikan berancang-ancang mengimplementasikan revolusi industri 4.0 sehingga peluang Turnitin mengembangkan bisnisnya itu terbuka lebar.
Konsep corpu di Indonesia ini berkembang sekitar pertengahan tahun 2000-an. Seperti ditulis pada buku Indonesia’s Best Practices of Corporate University (SWA : 2017), konsep ini diadopsi kalangan perbankan seperti Citibank Indonesia dan BUMN. Di fase awal pengembangan corpu, BUMN yang mengadopsi konsep ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), dan PT Pertamina (Persero). Bank-bank BUMN seperti Bank Mandiri dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk telah mengadopsi konsep ini. Di kalangan swasta ada PT United Tractors Tbk, PT Trakindo Utama, dan PT Unilever Indonesia Tbk.
www.swa.co.id