Financial Report Capital Market & Investment Trends

Perkuat Akselerasi Digital, Laba OCBC NISP Jadi Rp3,96 Triliun

Hingga September 2020, Bank OCBC NISP mencatat pertumbuhan laba operasional sebelum beban cadangan kerugian penurunan nilai sebesar 17\% yoy, atau tumbuh menjadi Rp3,96 triliun dari sebelumnya Rp3,39 triliun. Pertumbuhan ini didukung oleh pendapatan operasional yang tumbuh 10\% yoy sedangkan biaya operasional naik 1\% yoy.

Adapun dana murah CASA pada akhir September 2020 tumbuh sebesar 28\% yoy. Selain itu, deposito juga tumbuh sebesar 9\% yoy. Dengan demikian, secara keseluruhan, DPK Bank OCBC NISP tumbuh sebesar 16\% yoy menjadi Rp153 triliun dari Rp132 teiliun pada periode yang sama tahun 2019.

“Kemampuan Bank OCBC NISP untuk terus tumbuh secara berkelanjutan ini didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan fokus strategi dalam meningkatkan CASA, mempercepat akselerasi digital dan konsistensi menjaga kualitas kredit,” ujar Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP.

Menurutnya, akselerasi digitalisasi terus dilakukan oleh Bank OCBC NISP dengan didukung oleh edukasi terkait pemanfaatan transaksi digital yang aman dan nyaman, serta mampu memberikan dampak positif. Inovasi pada layanan internet banking serta ONe Mobile untuk nasabah individu dan Velocity OCBC NISP bagi nasabah korporasi terus mengalami pertumbuhan.

Untuk periode 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2020, jumlah transaksi melalui ONe Mobile meningkat 63\% yoy, sementara jumlah nilai transaksi dan penggunanya tumbuh masing-masing sebesar 114\% yoy dan 46\% yoy. Tidak hanya nasabah individu, peningkatan jumlah nilai transaksi dari nasabah korporasi mencapai sebesar 55\%, sementara jumlah pengguna Velocity@OCBCNISP meningkat 21\% yoy.

Akselerasi digitalisasi ini juga memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan beban operasional yang lebih rendah dibanding pertumbuhan pendapatan operasional. Beban operasional tumbuh 1\% yoy menjadi Rp2,8 triliun, sementara pendapatan operasional tumbuh 10\% yoy menjadi Rp6,8 triliun.

“Dengan kondisi dunia usaha yang belum berjalan normal karena pandemi, perekonomian nasional pun turut mengalami tekanan. Tekanan terhadap indikator makro ekonomi ini turut memengaruhi jumlah pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai kredit sehingga Laba Bersih Bank mengalami kontraksi menjadi Rp1,9 triliun hingga akhir bulan September 2020,” jelas Parwati.

Selain inisiatif peningkatan CASA dan akselerasi digitalisasi, kata Parwati, pihaknya juga akan meneruskan upaya optimalisasi beban operasional sehingga produktivitas dan efisiensi dapat terus ditingkatkan, serta penyaluran dan pengelolaan kredit yang berhati-hati untuk menjaga kualitas aset yang sehat.

Rasio NPL (non-performing loan) net OCBC NISP tercatat sebesar 0,9\% dan NPL bruto sebesar 1,8\% yang berada di bawah rata-rata NPL industri perbankan. Hingga akhir September 2020, jumlah kredit tercatat sebesar Rp118,9 triliun dengan mencatatkan LDR sebesar 77,3\% dan LFR 75,5\%. Sementara itu, rasio kecukupan modal (CAR) yang berada pada level 21\% dan rasio ketersediaan dana untuk memenuhi kewajiban (Liquidity Coverage Ratio) yang mencapai 186\%.

“Kinerja positif ini menjadi modal kami untuk terus memberikan dukungan kepada seluruh nasabah baik individu maupun korporasi agar dapat terus melaju jauh bersama meraih aspirasi keuangannya sekaligus berkontribusi untuk turut menggerakkan perekonomian Indonesia di situasi yang menantang ini,” harapnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved