Business Tips

Tips Hadapi Resesi bagi Milenial

Pandemi Covid-19 berimbas kepada seluruh aspek kehidupan, baik kesehatan, gaya hidup, dan pastinya ekonomi masyarakat. Roda ekonomi yang melambat di tengah kondisi ketidakpastian membuat setiap individu harus beradaptasi, menerapkan pada pola penerapan keuangan yang lebih cerdas.

Hal ini yang dirasakan oleh Alexander Thian, penulis dan konten kreator yang juga dikenal sebagai Amrazing dalam webinar “Peluncuran Generasi Djempolan Kredivo sebagai Generasi Melek Keuangan” baru baru ini.

Pria yang disapa Alex ini merupakan salah satu milenial yang mampu menjadi Generasi Djempolan dengan 3 karakteristik Generasi Djempolan dari Kredivo, yaitu (1) Set Priority, mampu menentukan skala prioritas dan batasan dalam transaksi sesuai dengan kemampuan, (2) Value Over Price, mampu memahami nilai tambah dan jangka panjang dari pengeluaran atau transaksi yang dilakukan, serta (3) Best of Both Worlds, bukan hanya piawai dalam memanfaatkan teknologi untuk kegiatan sehari-hari tapi juga untuk meningkatkan kemampuan pengaturan keuangan mereka.

Generasi Djempolan sendiri merupakan serangkaian gerakan literasi keuangan digital yang diinisiasi Kredivo untuk menciptakan generasi milenial yang tidak hanya melek teknologi, tapi juga melek keuangan, dan mampu memanfaatkan fintech dengan baik.

Lily Suriani, Head of Business Development PT Finaccel Finance (Kredivo) mengatakan, gerakan ini lahir mengingat besarnya potensi generasi milenial untuk turut menggerakkan roda ekonomi nasional. Apalagi melihat tren peningkatan keyakinan konsumen untuk bertransaksi digital dalam nominal besar, yang didominasi oleh 85% konsumen generasi Z dan milenial.

“Sebagai bentuk komitmen jangka panjang, Kredivo juga meluncurkan roadmap Generasi Djempolan. Kedepannya, sesuai dengan roadmap tersebut, Kredivo akan fokus memberikan edukasi berbasis teknologi dan keuangan serta menciptakan lebih banyak generasi melek keuangan,” kata Lily.

Lebih lanjut, Alex menjelaskan beberapa tips dalam mengelola keuangan pribadi. Pertama, smart spending, alias belanja sesuai kebutuhan. Mengambil contoh dirinya, Alex menjelaskan, “Aku ini orang yang impulsif dan boros banget. Belakangan ini aku menyadari (tidak mau) tua masih kerja keras (tapi) tidak bisa menikmati hasil karena terlalu boros. Aku usahakan menabung sebesar minimal 30% dari pendapatan. Kemudian baca tips and trik, cara-cara investasi dan menabung. Gara-gara pandemi, sebenarnya sifat impulsif aku berkurang banget, karena tidak kemana-kemana juga,” jelasnya.

Perbedaan antara kebutuhan dan keinginan juga menjadi poin penting dari Alex. Namun masih banyak milenial yang tak dapat membedakan kedua hal tersebut. “Semua harus dipikirkan dahulu walaupun dananya ada. Apakah butuh digunakan, dipamerin, atau bagaimana? Kalau butuh, akan butuh berapa lama? Apakah bisa jadi aset untuk hasilkan lagi, atau bisa jadi investasi lagi. Train of thought-nya harus panjang.”

Kedua, sibukkan diri dengan kegiatan produktif agar terhindar dari impulsive buying. Side job dan pengembangan diri menjadi salah satu saran yang dapat dilakukan milenial selama pandemi.

“Milenial harus bisa memutar otak, misal mencari apa yang bisa kita jual. Kredivo bisa dijadikan cara untuk mencari modal. Buat bisnis kamu sesuai keinginan dan skill kamu. Seperti aku yang bikin (usaha) merchandise sendiri, tidak sampai setengah tahun omzet kami sudah lewat dari setengah miliar,” katanya.

Ketiga, terus jaga budget bulanan serta alokasi dana darurat. Menjaga cash flow serta dana darurat juga menjadi strategi yang dijelaskan Alex dalam mengelola keuangan disaat tidak pasti. Terlebih Alex menekankan situasi pandemi yang belum berakhir, hingga ekonomi negara yang sudah resmi dinyatakan resesi. Semua generasi wajib melek keuangan untuk bersiap-siap.

“Dana darurat harus enam kali pengeluaran. Misalkan pengeluaran bulanan 2 juta, berarti kita harus punya dana darurat yakni 2 juta dikali enam yakni 12 juta Rupiah. Selain itu, anggarkan kebutuhan utama, semisal bayar kos, bayar listrik, atau kebutuhan lain yang sifatnya fixed cost. Sisa uang tersebut yang dijadikan kebutuhan tersier, seperti upgrade gadget atau liburan sehabis pandemi,” paparnya.

Alex juga menekankan potensi generasi milenial yang sejak dini sudah fasih menggunakan teknologi dan mendapat akses internet serta informasi yang baik. Hal tersebut seharusnya mampu memfasilitasi generasi milenial untuk lebih melek keuangan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved