Mendix Dukung Pengembangan Ekosistem Ekonomi Digital

Mengembangkan sebuah aplikasi bagi perusahaan tidaklah mudah. Sekitar 55% perusahaan di dunia membutuhkan waktu enam bulan sampai tiga tahun untuk mengembangkan aplikasi mulai dari penyusunan ide hingga siap diluncurkan. Sering sekali bahkan proyek pengembangan aplikasi harus tertunda, dan momentum bisnis yang dibidik pun terlewat.

Masalah sumber daya manusia Indonesia di bidang pengembangan aplikasi yang jumlahnya masih minim pun jadi tantangan sendiri. Bahasa pemrograman atau coding yang cenderung rumit menjadi salah satu tantangan besar lainnya. Padahal kebutuhannya sangat tinggi, mengingat hampir semua industri kini bertumpu pada digital.

Menjawab kebutuhan tersebut, Siemens Digital Industries Software menghadirkan Mendix. Diluncurkan secara virtual pada Rabu, 3 Februari 2021 dengan tema “Pentingnya Keahlian Pengembangan Aplikasi Untuk Penguatan Ekosistem Ekonomi Digital Indonesia”, Mendix merupakan produk perangkat lunak dengan teknologi low-code yang dapat memudahkan pengembangan aplikasi ponsel (mobile apps) maupun aplikasi desktop dengan penggunaan coding yang minimal. Di Indonesia, Mendix didistribusikan oleh PT ACA Pacific Indonesia (03/02/2020).

“Pada dasarnya aplikasi baik yang tersedia di website, perangkat komputer ataupun perangkat bergerak adalah hanya salah satu bentuk pilihan engagement antar penyedia layanan dengan pengguna. Tetapi hari ini pendekatan via aplikasi sudah masuk ke prioritas utama tiap organisasi untuk tetap bisa relevan dalam persaingan bisnis,” ujar Baran Abdaha, Regional Business Development Manager PT ACA Pacific Indonesia (ACAPacific).

Baran mengatakan menurut riset Statista, pengguna aplikasi saat ini ada 20 juta pengguna dengan estimasi revenue lebih dari US$ 42 juta dan angka tersebut akan terus tumbuh. Itulah memgapa penhembangan aplikasi bisa menjadi pondasi dari perputaran bisnis yang membangun ekonomi digital di Indonesia.

“Tentu saja dengan adopsi Mendix sebagai Low Code Application Platform, akan membantu untuk menekan barriers of entry ketika organisasi memutuskan membangun aplikasi baik untuk kebutuhan internal maupun pendekatan ke pelanggannya. Mendix sebagai platform sudah menyediakan satu wadah bagi organisasi untuk mulai mengembangkan aplikasi tanpa terjebak di dalam dilema penyediaan developer, kolaborasi antar stakeholders maupun operasionalnya,” lanjut Baran.

Speed, Collaboration, dan Control digabungkan di Mendix untuk menghasilkan perangkat lunak yang membantu bisnis beradaptasi dengan transformasi digital menjadi mudah. Teknologi low-code yang digunakan memungkinkan proses pengembangan sebuah aplikasi dari penyusunan konsep hingga diluncurkan menjadi lebih singkat. Selain itu, dengan durasi pengembangan aplikasi yang lebih pendek, dari sisi budget juga akan lebih efisien bagi pelaku bisnis dan meminimalisir kemungkinan melewatkan momentum bisnis yang ingin diraih.

Kemudahan yang ditawarkan oleh Mendix ini pada prinsipnya juga sejalan dengan target pemerintah Republik Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan 9 juta talenta digital pada tahun 2035. Apalagi merujuk pada laporan e-Conomy SEA dengan judul “At Full Velocity: Resilient and Racing Ahead”, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang tumbuh pesat dan diprediksi akan mencapai US$ 124 miliar pada tahun 2025 mendatang.

“ACA Pacific sudah eksis selama 30 tahun lebih dan selama itu kami selalu menghadirkan solusi terbaik untuk para pelanggan kami untuk menjalankan bisnis dengan memandang tren dan tantangan di industri. Melalui kemitraan kami dengan Siemens Digital Industries Software, kami bersama-sama membawa Mendix sebagai solusi revolusioner di area pengambangan aplikasi. Harapannya tiap organisasi akan semakin yakin untuk mewujudkan idenya kemudian terjun membangun aplikasi yang pada akhirnya demi kemajuan ekonomi Indonesia,” ucap Baran.

Diharapkan hadirnya Mendix dapat mendorong ekosistem ekonomi digital di Indonesia menjadi lebih kuat. Seiring dengan semakin terbukanya lebih banyak peluang di bidang pengembangan aplikasi, untuk memaksimalkan potensi ekonomi digital di setiap lini bisnis dan Indonesia secara keseluruhan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

# Tag